Cherreads

Chapter 9 - Whispers in the Kingdom hall

Di ruang mewah kerajaan, cahaya lilin menari di dinding emas yang tinggi, memantulkan bayangan para bangsawan yang sedang duduk mengelilingi meja bundar. Suara mereka rendah, penuh perhitungan dan sarkasme terselubung. Beberapa menyambut kedatangan sang Main Character, Kael Veyran, dengan rasa hormat yang terpaksa, namun yang lain, pengkhianat dan musuh tersembunyi, membisikkan rencana dan kekhawatiran mereka dengan tajam.

"Kael… Sang Main Character," ucap seorang bangsawan tua, nada suaranya mencampur kagum dan curiga. "Dia memang kuat, tapi apakah benar dia selalu membawa berkah bagi kita? Atau hanya malapetaka terselubung?"

Seorang bangsawan muda, lebih licik dan ambisius, mencondongkan tubuhnya. "Kekuasaannya tidak bisa diabaikan, tapi kita harus realistis. Setiap langkahnya bisa menimbulkan kerusakan. Saya melihat potensi bahaya. Dia bukan sekadar pahlawan, dia… ancaman terselubung."

Di sisi lain, keluarga kerajaan, Raja Leon Heart X dan Putri Clara Heart, berdebat dalam hati mereka sendiri. Clara menatap Kael dari kejauhan, ragu-ragu. "Bagaimana jika semua yang mereka katakan benar? Kita telah menyambutnya dengan meriah… tapi apakah kita terlalu cepat percaya?"

Raja Leon, dengan nada tegas, menjawab di dalam hati, "Kael memang luar biasa, tapi kita harus tetap waspada. Kita tidak boleh membiarkan ketakutan orang lain mempengaruhi keputusan kita… tapi suara hati kita mengatakan sesuatu yang lain."

Di balik tirai, Karen, pelayan kerajaan yang polos, diam-diam menguping percakapan itu. Jantungnya berdebar, perasaan bingung bercampur takut. Segera ia menyadari bahwa ini bukan sekadar gosip: intrik dan ancaman nyata sedang direncanakan. Ia ingin memberi tahu Kael, namun ragu, takut dia akan celaka jika ketahuan menguping .

Tiba-tiba Kael muncul, langkahnya tenang, matanya menatap seluruh ruangan dengan ketajaman yang menahan gelombang emosi bangsawan dan pengkhianat. Ia menyadari bahwa Karen hendak berbicara. Dengan suara lembut namun tegas, Kael menyela:

"Karen… jangan pernah menguping lagi. Ini bukan urusanmu untuk tahu. Namun jangan takut—aku baik-baik saja. Semua ini sudah sesuai pesan Author."

Karen terdiam. Mata besarnya menatap Kael, memahami bahwa meski ia hanya seorang pelayan, kehadiran Kael adalah sesuatu yang jauh melampaui pengaruhnya sendiri. Rasa takut dan penasaran mencampur menjadi pengertian. Ia mengangguk pelan, dan membiarkan Kael melangkah pergi.

Kael melangkah menuju ruang diskusi para bangsawan, tempat yang telah ia janjikan. Setiap langkahnya menggetarkan lantai kayu dan hati yang berada di sekitarnya. Para bangsawan dan pengkhianat menahan napas, sadar bahwa kehadirannya bukan sekadar ceremonial—tapi puncak dari sebuah rencana yang telah lama ia persiapkan.

Kael berhenti di tengah ruangan, menatap semua mata yang menilai, penuh kombinasi kekaguman, takut, dan ambisi tersembunyi. Dengan senyuman tipis, ia menegaskan bahwa ia bukan hanya hadir, tapi juga telah memahami dan mengatur semua kemungkinan, tanpa satu pun melewatkan perhatian. Suasana menjadi hening, hanya terdengar detak jantung dan napas para bangsawan.

Dan di sanalah Kael berdiri, di tengah ruang yang penuh intrik dan harapan, menunjukkan bahwa ia bukan hanya Main Character, tapi sosok yang mampu menyeimbangkan kekuatan, kebijaksanaan, dan ketegangan politik—semua dalam satu gerakan dramatis.

More Chapters