Cherreads

Chapter 13 - Bab 13 – Pengkhianatan di Tengah Malam

Malam kembali turun, menyelimuti rumah tua di Cipanggeran dengan kesunyian yang hampir menyesakkan. Di dalam, Alira terjaga dari tidur singkatnya. Ia merasa lebih tenang, namun juga lebih rapuh. Ada sesuatu dalam tatapan Revan sore tadi sesuatu yang jujur dan menyakitkan dalam waktu bersamaan.

Tapi rasa nyaman itu tak bertahan lama.

Saat ia keluar ke ruang depan, Alira menemukan Revan tengah berbicara di luar rumah melalui ponsel. Suaranya rendah dan nyaris tak terdengar, tapi dari sikapnya, jelas ia sedang membicarakan sesuatu yang serius.

Alira mematung di balik dinding kayu, berusaha mencuri dengar.

"Ya… dia sudah dapatkan microfilm-nya. Kita akan ambil alih malam ini.""Jangan lakukan kontak sampai aku pastikan dia sudah menyerah.""Kalau perlu… kita buat dia percaya semuanya masih bisa dikendalikan."

Suara Revan. Suaranya sendiri.

Alira merasa jantungnya seperti dihantam palu. Kepalanya mendadak panas. Tangannya bergetar.

"Dia mengkhianatiku…"

Ia kembali ke dalam rumah, pura-pura tidak tahu apa-apa. Tapi napasnya mulai tak teratur. Semua kebaikan Revan semua penyelamatan, perhatian, bahkan pengakuan perasaannya apakah semua hanya manipulasi?

Alira berjalan ke kamar belakang dan mengunci diri di dalam. Ia membuka tas kecilnya, mengambil kembali microfilm dan flashdisk. Ia harus kabur sebelum malam benar-benar gelap.

Tapi saat ia membuka jendela belakang, Revan sudah berdiri di sana.

Mata mereka bertemu. Tatapan Revan tak seperti biasanya tajam, penuh perhitungan. Bukan Revan yang menenangkan, bukan Revan yang menyelamatkan. Ini… Revan sebagai eksekutor.

"Aku tahu kau mendengarnya," katanya datar.

"Jadi semua ini cuma permainan?" suara Alira pecah. "Kau mendekatiku… menyelamatkanku… hanya agar aku menyerahkan bukti itu padamu?!"

Revan berjalan pelan ke arahnya. "Bukan seperti itu."

"Tapi kau bilang"

"Aku bilang aku pernah menjadi bagian dari mereka, Alira. Dan aku memang masih ada di dalam. Tapi aku juga bermain di dua sisi. Aku berusaha menjatuhkan mereka dari dalam. Tapi aku tak bisa melakukannya tanpa kamu."

"Dan kamu pikir aku akan percaya itu?"

"Kalau aku benar-benar pengkhianat, kau sudah mati tadi siang."

Alira terdiam. Ia ingin menyangkal. Tapi di lubuk hatinya, ia tahu itu benar.

Namun luka karena dikhianati tetap menusuk.

Revan menurunkan suaranya. "Aku sedang bernegosiasi dengan pihak luar. Ada organisasi internasional yang ingin mengangkat kasus Arkana ke pengadilan dunia. Tapi mereka butuh saksi kunci. Kau dengan semua bukti warisan dari ayahmu adalah kunci itu."

"Kalau begitu kenapa kau sembunyi-sembunyi?"

"Karena aku tidak bisa menjamin siapa yang akan lebih dulu mengkhianatiku mereka… atau kamu."

Alira memalingkan wajah. Air matanya menetes, bukan karena lemah, tapi karena kecewa. Terlalu banyak yang dia percayai, dan terlalu sering dikhianati.

Revan berjalan mendekat, lalu meletakkan sesuatu di meja kecil dekat jendela senjata api kecil.

"Aku akan pergi sekarang. Kalau kau masih ingin mempercayai aku… datang ke koordinat yang kutinggalkan di dalam flashdisk. Kalau tidak… habiskan semua ini dengan caramu sendiri."

Ia tidak menunggu jawaban. Revan melangkah keluar rumah, meninggalkan Alira yang berdiri di antara dua jurang:

percaya... atau membalas.

Malam itu, Alira duduk di tengah kamar, dikelilingi bukti-bukti yang bisa mengubah nasib banyak orang, tapi tidak tahu lagi siapa kawan, siapa lawan.

Ia membuka flashdisk itu, dan benar saja, ada satu folder berjudul:

"PETA AKHIR – KONFRONTASI."

Di dalamnya, ada dokumen, koordinat, dan nama-nama yang mengejutkan. Salah satunya…

Nama Andre.

Orang yang selama ini dianggap sekutu… ternyata tercatat sebagai agen ganda.

"Semua orang… membohongiku?" bisiknya lirih.

Bab 13 berakhir saat Alira menatap senjata kecil di meja, jari-jarinya menyentuh pelatuk, dan pikirannya penuh oleh pertanyaan yang tak berjawab bukan hanya tentang siapa yang bisa ia percaya, tapi… apakah ia masih bisa mempercayai dirinya sendiri.

More Chapters