Cherreads

Chapter 5 - Bab 5 – Pertemuan dengan CEO

Alira berdiri di depan pintu besar berlapis kayu mahoni dengan plat nama emas bertuliskan:CEO – RAVENTH CORPORATION

Jantungnya berdebar. Ia tidak mengira pertemuan ini akan terjadi secepat ini. Baru seminggu bekerja, tiba-tiba dipanggil langsung oleh pimpinan tertinggi perusahaan.

Panggilan yang dikirim lewat email tadi pagi sangat singkat:

"Kepada Nona Alira Putri, mohon hadir ke ruang CEO pukul 09.30 untuk evaluasi internal."

Evaluasi? Dia baru seminggu bekerja. Itu alasan yang terlalu tipis untuk sebuah panggilan resmi.

Tangannya sempat ragu memutar gagang pintu. Tapi semua langkah yang ia ambil selama ini selalu membawa risiko. Maka ia menguatkan diri.

Klik.

Ruangan itu sangat berbeda dengan yang ia bayangkan. Modern, tapi hampa. Hanya ada satu meja besar, jendela kaca menghadap kota, dan… satu sosok pria berdiri membelakangi jendela, mengenakan setelan hitam yang begitu familiar.

Revan.

Alira membeku.

"Silakan duduk, Alira," ucapnya tanpa menoleh. Suaranya datar, tenang, namun terasa mengandung tekanan yang tak kasatmata.

Alira menarik kursi, duduk perlahan.

Revan berbalik. Sorot matanya tajam, seperti tak mengenalnya sama sekali. Sosok dingin yang duduk di depan meja itu kini bukan sekadar pria misterius dari pemakaman. Dia adalah penguasa. CEO. Orang yang mungkin memegang kunci kebenaran… atau kebohongan terbesar.

"Aku yakin kau terkejut," ujar Revan. "Tapi perusahaan ini bukan tempat biasa. Dan kau, Alira, bukan karyawan biasa."

"Kenapa aku ada di sini, Revan?" tanyanya langsung.

"Aku butuhmu."

Alira tertawa sinis. "Setelah semua yang kau lakukan pada ayahku? Kau ingin aku bekerja untukmu?"

"Ayahmu dan aku… pernah punya mimpi yang sama. Tapi jalan yang kami ambil berbeda," ujar Revan tenang. "Dia ingin mengungkap semuanya. Aku ingin mengendalikan semuanya."

"Dengan membunuhnya?"

Revan menatapnya dalam. "Aku tidak membunuh ayahmu."

"Lalu siapa?"

"Orang yang kau kira bisa kau percaya."

Alira memejamkan mata sejenak. Otaknya kacau. Tapi ia harus tetap waras.

"Kalau begitu kenapa aku ada di sini?"

Revan menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Karena kamu adalah putri satu-satunya dari pria yang tahu terlalu banyak. Dan karena kamu menyimpan sesuatu yang mereka inginkan."

"Flashdisk itu?"

Revan mengangguk. "Isi dari flashdisk itu bisa menjatuhkan Arkana. Tapi jika jatuh ke tangan yang salah, bisa menjatuhkan negara ini."

Keheningan menelan ruangan.

Alira tahu Revan tidak main-main. Tapi ia juga tidak tahu harus mempercayainya atau tidak. Setiap kata Revan seperti bayangan terdengar benar, tapi tak bisa dilihat sepenuhnya.

Revan kemudian berdiri dan berjalan mendekat, berdiri di hadapannya.

"Alira, kau berada di titik yang tak bisa kembali. Jalan yang kau ambil akan menentukan siapa yang selamat, dan siapa yang dikorbankan."

"Maksudmu?"

"Jika kau ingin balas dendam, gunakan mereka. Jika kau ingin kebenaran, kau harus menghancurkan sistem dari dalam. Dan jika kau ingin keduanya, maka… kau harus ikut bersamaku."

Alira berdiri perlahan. "Aku tidak bekerja untukmu, Revan. Aku bekerja untuk ayahku. Untuk semua yang dia perjuangkan."

Revan tersenyum tipis. "Lalu mari kita lihat siapa yang lebih dulu menemukan kebenaran, Alira… kau, atau mereka yang ingin menguburnya."

Alira keluar dari ruangan itu dengan kepala penuh petir. Tapi satu hal kini jelas: Revan adalah kunci. Tapi apakah ia membuka pintu menuju kebenaran atau jebakan?

Bab 5 ditutup dengan Revan yang menatap punggung Alira dari balik kaca. Bibirnya mengucap pelan:

"Jangan terlalu percaya padaku, Alira. Tapi jangan pernah berpikir aku akan membiarkanmu sendirian."

More Chapters