Cherreads

VELARIS

MadGrid
42
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 42 chs / week.
--
NOT RATINGS
695
Views
Synopsis
Di dunia yang nyaris sempurna, di mana kesedihan telah dihapus dan konflik tinggal legenda, Auren tumbuh tanpa pernah mengenal luka, amarah, atau ketakutan. Di kota Marevia, semua orang tersenyum, langit selalu biru, dan kedamaian dipelihara dengan tenang oleh sistem bernama The Veil. Namun saat Auren mulai melihat hal-hal yang tidak bisa dijelaskan—bayangan di balik kaca, suara yang tak terdengar oleh orang lain, dan mimpi tentang langit yang retak—ia terseret ke dalam kenyataan yang telah lama dikubur. Pertemuannya dengan Kalea, seorang gadis dari sisi dunia yang dibuang sistem, memaksanya mempertanyakan segalanya. Tentang apa itu kebenaran, siapa yang mengendalikan emosi mereka, dan apa yang tersisa dari kemanusiaan ketika semuanya dibuat “teratur”. Velaris adalah kisah tentang kebohongan yang terlalu indah untuk ditolak, dan seorang pemuda yang terlalu polos untuk mengabaikannya. Saat langit yang sempurna mulai terbelah, hanya satu pertanyaan yang tersisa: ‘Apakah kamu masih ingin hidup dalam kedamaian… jika itu berarti mengorbankan kebenaran?’
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog – Langit yang Tak Pernah Menangis

Dulu, sebelum manusia mengenal kedamaian buatan, langit masih menangis.

Hujan turun tanpa izin, badai datang membawa ketidakpastian, dan malam kerap diselingi jerit kehilangan. Orang-orang hidup berdampingan dengan rasa takut dan harapan, luka dan cinta, derita dan keindahan yang tak pernah steril.

Namun, dunia berubah.

Mereka menciptakan The Veil—tirai tak kasatmata yang menutupi segala cela. Bukan dengan kekerasan, melainkan dengan kendali halus atas persepsi dan emosi.

Anak-anak lahir dalam pelukan sistem yang tak pernah mereka tahu namanya. Mata mereka hanya mengenal langit biru, taman yang tak pernah layu, dan senyum yang selalu tepat kadarnya.

Di Velaris, konflik hanyalah cerita lama yang dianggap legenda.

Tak ada kemarahan, tak ada keputusasaan, bahkan kesedihan pun direduksi menjadi statistik.

Dan semua orang percaya: dunia ini sempurna.

Tapi seperti cermin yang terlalu bersih, keindahan itu menyilaukan. Ia menutup luka-luka yang menganga di balik pantulan, menyembunyikan bisikan mereka yang dilenyapkan karena terlalu manusiawi.

Belum ada yang bertanya, belum ada yang menggugat.

Sampai seorang anak laki-laki dari Marevia, polos dan tak tahu apa-apa, mulai mendengar sesuatu yang tak boleh terdengar—suara dari dunia yang sebenarnya.

Langit, pada akhirnya, ingin menangis kembali.