Cherreads

Chapter 7 - Chapter 6 – Sejarah yang Dibuang

 

Ruang arsip itu tak terlihat seperti tempat bersejarah. Hanya dinding bata usang dan rak besi berisi kotak logam. Tapi bagi Drexan, tempat ini adalah harta terakhir yang tak berhasil dibakar sistem.

Elior membuka salah satu laci, menarik keluar perangkat tipis berbentuk persegi. "Ini bukan holografik. Ini video analog. Sistem tidak bisa menghapus apa yang tak bisa dipindai."

Ia menekan tombol pada proyektor tua. Layar di dinding menyala, bergetar pelan, lalu memunculkan gambar bergerak. Auren duduk di lantai, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Video pertama: jalanan rusak, asap di udara, orang-orang berteriak. Tak ada sistem. Tak ada kontrol. Hanya kekacauan. Anak-anak menangis di tengah kerusuhan. Pria dan wanita saling melukai di bawah bendera yang berbeda-beda.

"Ini… masa lalu?" Auren bergumam.

Kalea menjawab, datar, "Ya. Sebelum The Veil. Sebelum dunia menyerah pada kebebasan dan memilih keteraturan."

Video berganti: sosok muda berbicara di depan kerumunan, wajahnya dikenal Auren dari arsip sekolah—Dr. Velmor, pencipta sistem. Tapi tidak seperti citranya yang bijak dan lembut, pria di layar tampak keras, penuh kemarahan yang terselubung logika.

"Kita telah gagal sebagai spesies. Kita terlalu liar untuk dipercaya. Maka, mulai hari ini, kita akan bantu manusia… menjadi manusia yang lebih baik."

Lalu muncul cuplikan awal penggunaan NeuroLens. Anak-anak kecil yang menangis… tiba-tiba diam. Orang-orang yang marah… tersenyum. Dunia tampak tenang—tapi bukan karena damai. Karena dibungkam.

Elior menghentikan video. "Itu awalnya. Bukan tirani. Tapi ketakutan. Mereka ingin mencegah kekacauan, tapi akhirnya menciptakan… ruang hampa emosi."

Auren menunduk. Di pikirannya, prolog hidupnya mulai goyah. Ia dibesarkan untuk percaya bahwa dunia selalu seperti sekarang—tenang, indah, sempurna. Ternyata, semua itu hanya lapisan tipis di atas trauma yang belum selesai.

"Lalu kenapa tidak ada yang melawan sejak dulu?" tanyanya.

"Karena sistem tidak hanya mengontrol tubuh," jawab Kalea pelan. "Ia membentuk ulang sejarah. Membuat kita lupa bahwa kita pernah memilih. Dan kalau tak ada yang ingat pilihan… tak akan ada perlawanan."

Auren terdiam. Dalam pikirannya, muncul bayangan: wajah-wajah tersenyum di Marevia, langit yang terlalu biru, dan suara sistem yang selalu berkata, "Hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan."

Tapi hari itu, untuk pertama kalinya, Auren tahu apa yang ia rasakan.

Dan itu bukan senang.

Itu marah.

 

More Chapters