Cherreads

Terlihat Indah Namun Bisa Melukai

iconplay_starwin
28
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 28 chs / week.
--
NOT RATINGS
150
Views
Synopsis
Ia cantik, lembut, memesona. Tapi siapa sangka, di balik senyumnya yang menenangkan, ada luka yang dalam, dan niat yang bisa menyayat. Alya selalu tampak sempurna di mata semua orang. Ia kekasih yang sabar, anak yang penurut, dan sahabat yang pengertian. Namun saat dikhianati oleh orang yang paling ia percayai, dunia yang indah itu berubah menjadi panggung balas dendam yang manis namun menyakitkan. “Terlihat Indah Namun Bisa Melukai” adalah kisah tentang cinta yang manipulatif, luka batin yang dipendam, dan bagaimana seseorang bisa menjadi pisau paling tajam... meski berbalut kelembutan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Terlihat Indah Namun Bisa Melukai

Bab 1: Senyum Itu Tak Pernah Benar-Benar Tulus

Orang-orang menyukai Alya.

Ia selalu tersenyum ramah di lorong kampus, membawakan kopi untuk teman-temannya, dan tak pernah terlihat marah. Ia pendengar yang baik, kekasih yang lembut, dan putri sulung yang bertanggung jawab.

Tapi tak ada yang tahu bahwa setiap malam sebelum tidur, Alya menyimpan satu kalimat di dalam pikirannya:

"Semakin indah kau terlihat… semakin mereka lengah."

Pagi itu, Alya duduk di kafe favoritnya, memandangi layar ponsel. Di seberang meja, duduk Davin—pacarnya selama hampir tiga tahun. Tampan, cerdas, dan ambisius. Seorang pria yang dulu ia pikir akan menjadi masa depan.

"Alya, kamu dengar aku nggak?" suara Davin terdengar tidak sabar.

"Huh? Maaf... aku ngelamun."

Davin mendesah.

"Kamu akhir-akhir ini aneh. Aku tahu kamu sibuk skripsi, tapi jangan tarik diri terus, dong. Aku jadi ngerasa kayak pacar hantu."

Alya tersenyum kecil. Lembut. Tapi dingin.

"Mungkin memang sudah saatnya kamu belajar kehilangan."

Davin tertawa, mengira itu lelucon. Padahal tidak.

Malam sebelumnya, Alya membaca semua isi pesan yang tersimpan di laptop Davin. Ia tahu sandi emailnya. Ia hafal pola ponselnya. Ia tahu semua… termasuk nama wanita yang Davin panggil "sayang" di belakangnya: Vera.

Sahabatnya sendiri.

"Aku tidak akan menangis," pikir Alya saat menutup laptop malam itu."Aku akan membalas... dengan cara yang paling ia tidak duga."

Kini, di depan Davin, ia memainkan peran lamanya: si gadis sempurna.

"Kamu masih sayang aku, kan?" tanya Alya lembut.

Davin menggenggam tangannya, tersenyum penuh percaya diri.

"Selalu."

Alya membalas dengan senyum… yang hanya mencapai bibir, tidak ke matanya.

"Bagus. Terus percaya itu, Davin. Karena semakin kamu yakin aku milikmu... semakin sakit saat semuanya kuambil darimu."