Cherreads

Chapter 6 - Terlihat Indah Namun Bisa Melukai

Bab 6: Balas Dendam Tak Selalu Tentang Menghancurkan

Alya tahu, dendam yang terlalu keras bisa menciptakan pertahanan. Tapi dendam yang manis, yang dilapisi senyum dan empati, akan membuka semua pintu—termasuk yang sebelumnya tertutup rapat.

Di aula kampus, panitia besar untuk program kerja nasional sedang memilih koordinator utama. Semua nama dibahas. Tapi nama yang paling sering muncul…

"Alya aja. Dia paling stabil. Gak drama. Smart juga.""Iya, dia netral. Waktu masalah sama Vera aja dia gak pernah bikin keributan.""Dan dia humble banget."

Alya hanya tersenyum saat akhirnya namanya diumumkan sebagai Ketua Tim.

Padahal, semua yang menyuarakan namanya… dulunya adalah teman dekat Vera.

"Aku gak butuh menjatuhkan dia," batin Alya."Cukup buat mereka ragu untuk mempercayainya lagi."

Malam itu, Vera menghubunginya.

Vera:"Ly… aku tahu kamu mungkin benci aku. Tapi aku mohon, jangan terus kayak gini."

Alya:"Aku gak pernah benci kamu, Ver. Justru aku yang minta maaf kalau kamu merasa aku berubah."

Vera:"Orang-orang mulai menjauhiku. Bahkan teman-teman yang dulu paling dekat…"

Alya:"Mungkin mereka cuma butuh waktu untuk percaya lagi, Ver. Aku pun begitu."

Kalimatnya lembut. Tapi dalam nada suara Alya, ada jarak yang lebih dingin daripada kebencian.

Beberapa hari kemudian, Alya menghadiri rapat nasional. Ia duduk di barisan depan, mewakili kampus. Foto-fotonya tersebar di akun resmi. Bahkan salah satu dosen membagikannya di status:

"Alya adalah contoh pemimpin muda yang dewasa secara emosional dan sosial."

Davin melihat semua itu dari layar ponselnya. Dan untuk pertama kalinya, ia merasa kehilangan kendali atas sesuatu yang dulu ia kira miliknya.

Ia mencoba menelepon Alya malam itu.Tidak diangkat.

Ia mencoba datang langsung.Kos Alya kosong—Alya sedang dinas luar kota.

Davin hanya bisa menatap layar, membuka galeri, melihat foto-foto lama mereka.Salah satu foto berhenti di matanya: Alya tertawa lepas, wajah tanpa beban.

Dan di bawah foto itu, ada caption yang dulu ditulis Alya:

"Aku bukan perempuan yang mudah pergi. Tapi aku akan tahu kapan aku berhenti menunggu."

Sementara itu, di dalam kamar hotel, Alya duduk di depan cermin. Rambutnya terikat rapi, wajahnya tenang.

Ia menuliskan kalimat baru di jurnal digitalnya:

Langkah 4:**Dendam bukan hanya tentang membuat mereka jatuh…tapi berdiri lebih tinggi tanpa mereka sangka.Tanpa mereka tahu.Tanpa mereka bisa menjangkau."

More Chapters