Berbulan-bulan telah berlalu sejak Adrian, dalam samaran seorang guru, menjejakkan kakinya di Forks High School. Ia telah mengamati, mempelajari, dan secara halus mengarahkan interaksi di sekitarnya. Keheningan yang sempurna dari dominasi mutlak telah digantikan oleh intrik yang jauh lebih menarik, dan di antara semua anomali di Forks, ada satu yang mulai menarik perhatian lebih dari yang lain: Alice Cullen.
Adrian telah berinteraksi dengan Edward, Bella, dan Jacob dengan kecermatan seorang ahli strategi. Ia mengajukan pertanyaan yang memicu pemikiran, memberikan wawasan yang tidak terduga, dan selalu mengamati reaksi mereka. Ia memahami beban Edward dalam membaca pikiran, kerentanan Bella yang magnetis terhadap dunia supernatural, dan naluri protektif Jacob yang mengikatnya pada takdir. Namun, pada diri Alice, Sephiroth menemukan sesuatu yang unik dan sangat menarik.
Tarikan Penglihatan Masa Depan
Alice adalah seorang visioner, seorang vampir yang mampu melihat masa depan. Kemampuannya ini, yang bagi manusia biasa adalah anugerah, sebenarnya adalah sebuah kutukan bagi Sephiroth. Meskipun ia mampu memanipulasi takdir dan memprediksi hasil dari sebagian besar skenario, kehadiran Alice adalah variabel yang tidak dapat sepenuhnya ia kendalikan. Penglihatan Alice bersifat cair, berubah dengan setiap keputusan dan pikiran. Namun, yang membuat Adrian tertarik adalah kenyataan bahwa Alice tidak bisa melihatnya.
Setiap kali Alice mencoba mengarahkan pandangannya ke masa depan yang melibatkan Adrian, visinya akan menjadi kabur, terputus-putih, atau bahkan gelap total. Ini adalah anomali yang belum pernah ia alami dengan makhluk supernatural lainnya. Alice bisa melihat jalur Edward, Bella, dan Jacob, tapi tidak dengan Adrian. Ini menempatkan Adrian dalam posisi yang belum pernah ia alami selama ribuan tahun—posisi di mana ia adalah variabel tak terprediksi dalam penglihatan orang lain.
Adrian mulai sering berinteraksi dengan Alice, mengamati dengan cermat. Di lorong sekolah, ia mungkin akan menanyakan tentang cuaca esok hari dengan senyum tipis, melihat apakah Alice akan menunjukkan tanda-tanda kebingungan atau ketidakmampuan untuk melihat. Dalam pelajaran sastra, ia mungkin akan membahas tema-tema fatalisme dan kehendak bebas, mengamati bagaimana Alice, dengan kemampuannya, akan merenungkan topik tersebut.
Alice, pada awalnya, merasa Adrian aneh. Pria itu tampak terlalu sempurna, terlalu tenang, dan pikirannya adalah kekosongan yang membingungkan. Ia merasakan ada sesuatu yang "salah" dengan Adrian, sesuatu yang tidak seharusnya ada. Namun, karena tidak bisa melihatnya di masa depan, Alice tidak memiliki dasar untuk kecurigaan yang lebih kuat. Ia hanya bisa merasakan ketidaknyamanan yang samar dan rasa ingin tahu yang mengganggu.
Permainan Pikiran yang Halus
Adrian menikmati permainan kucing-dan-tikus yang halus ini. Ia akan sesekali memberikan petunjuk samar tentang masa depan dalam percakapan umum, melihat apakah Alice akan menangkapnya atau apakah itu akan memengaruhi visinya. Misalnya, ia mungkin akan berkata, "Cuaca di Forks selalu berubah-ubah, sulit diprediksi, bukan?" sambil menatap langsung ke mata Alice, mengetahui bahwa bagi Alice, masa depan Adrian sendiri adalah kabut yang tak terpecahkan.
Ia juga tertarik pada bagaimana Alice menggunakan kemampuannya. Apakah ia memanipulasi peristiwa, atau hanya mengikutinya? Sephiroth, yang telah lama menjadi master manipulasi, ingin memahami bagaimana seorang visioner beroperasi. Alice adalah sebuah teka-teki, sebuah tantangan intelektual yang menyegarkan di tengah dominasi yang membosankan.
Interaksi mereka tetap berada di permukaan: percakapan guru-murid yang sopan, pandangan sekilas di koridor, atau komentar singkat di kantin. Namun, di bawah permukaan, sebuah permainan pikiran yang kompleks sedang berlangsung. Adrian adalah Sang Predator Puncak, dan Alice adalah satu-satunya yang, secara tidak sengaja, mampu membuat Predator itu merasa sedikit, hanya sedikit, was-was.
Ini adalah fase baru dalam eksplorasi Sephiroth di dunia Twilight. Ia tidak lagi hanya mengamati; ia berinteraksi dengan target intrik utamanya, menikmati tantangan yang ditawarkan oleh seorang visioner yang tidak bisa melihat takdirnya sendiri.