Cherreads

Chapter 8 - Hutan yang Hilang Secara Tiba-Tiba

Bab 8: Arvan, Di Antara Dua Dunia

Suara angin. Aroma tanah basah. Cahaya hijau berpendar dari segala arah.Arvan terbangun dalam sebuah hutan, tapi bukan hutan biasa.

Pohon-pohon menjulang hingga menembus langit tanpa matahari. Daun-daun bercahaya. Air sungai mengalir pelan di udara, membentuk aliran horizontal yang tak menyentuh tanah.

Ia berdiri di tengah dunia yang terasa hidup, namun tidak sepenuhnya nyata.

"Selamat datang di Dimensi Spiral,"sebuah suara bergema dari udara.

Dari balik pepohonan, muncul sosok wanita tua berpakaian dari kulit pohon. Tapi matanya bersinar seperti bintang.

"Kau masih hidup, Arvan. Tapi tubuhmu kini milik dua dunia. Kau belum sepenuhnya manusia, belum sepenuhnya Penjaga."

Arvan melihat tangannya: urat-uratnya kini bercahaya hijau samar.Dia telah berubah.

Sementara itu, di dunia nyata...

Liria duduk di depan tunas kecil yang muncul di tengah taman Sapura. Setiap malam, tunas itu tumbuh secentimeter, bercahaya seperti mengandung sesuatu.

Para Penjaga lainnya berdatangan. Mereka mengelilingi taman, membuat lingkaran pelindung.

"Jika Arvan berhasil menutup spiral dari dalam," bisik Liria, "maka tubuhnya akan kembali dari akar."

"Dan jika gagal?" tanya Penjaga tua.

Liria menatap tunas itu dalam.

"Maka kita kehilangan dia. Dan dimensi itu akan mengambil seluruh dirinya."

Kembali di Dimensi Spiral...

Arvan berjalan melewati danau yang menggantung di udara. Ia mulai mendengar suara-suara dari dunia asalnya: tawa anak-anak, panggilan ibunya, suara gemuruh kereta.

"Apakah ini… kenangan?" gumamnya.

Wanita tua itu mengangguk. "Setiap Penjaga harus menapaki memorinya sendiri. Jika kau bisa melewatinya, kau akan menemukan Gerbang Pulang. Tapi jika tidak…"

Tiba-tiba tanah di bawahnya retak.

"...kau akan menjadi bagian dari dimensi ini. Selamanya."

Arvan berlari. Melewati hutan ingatan, melewati bayang-bayang masa kecil, hingga akhirnya tiba di sebuah cermin raksasa dari kabut.

Di balik cermin itu, ia melihat dunia nyata. Liria berdiri di taman. Orang-orang berjalan. Langit biru.

Tapi cermin itu tidak bisa disentuh begitu saja.

Untuk melewatinya, Arvan harus meninggalkan sesuatu.

"Tinggalkan kekuatanmu, dan kembali sebagai manusia."

"Atau simpan kekuatanmu… dan jangan pernah kembali."

Arvan menggenggam batu spiral di dada. Hatinya berat.

Lalu ia menutup mata, dan berbisik…

"Aku memilih… keduanya."

Cahaya meledak. Spiral pecah. Dunia bergetar.

Dan di taman Sapura…

Tunas kecil itu pecah… dan dari dalamnya, Arvan muncul kembali.Lututnya menyentuh tanah. Tubuhnya utuh. Tapi matanya…bercahaya hijau.

Liria menatapnya, tak percaya.

"Arvan… kau kembali?"

Ia tersenyum.

"Ya. Tapi aku bukan orang yang sama."

More Chapters