Bab 8: Pelukan di Tengah Matahari Terbenam
Saat Rayan sakit dan harus dirawat, Ayla yang pertama datang ke rumah sakit. Rafa memeluknya dengan erat di lorong rumah sakit.
"Kalau aku salah langkah, maaf. Tapi sejak kamu datang... rumah ini terasa hidup lagi."
Bab 9: Pintu yang Benar-Benar Terbuka
Rafa mengajak Ayla ke rumah lamanya yang belum pernah ia buka sejak kematian istrinya. Hari itu, ia membuka pintu itu—dan menyerahkan kunci ke Ayla.
"Aku siap memulai hidup baru. Kalau kamu juga siap... ayo kita buka pintu ini bersama."
Bab 10: Lamaran Sederhana
Di teras rumah saat senja, Rafa melamar Ayla dengan kalimat yang sederhana:
"Aku nggak janji hidup kita sempurna. Tapi aku janji, aku akan jagain kamu... dan semua pintu yang kamu takutkan untuk buka."
Ayla menjawab, "Aku lelah menutup semuanya... Tapi aku siap buka pintu ini, Rafa."
EPILOG – Satu Tahun Kemudian
Ayla dan Rafa menikah dalam upacara kecil. Rayan menjadi pembawa cincin. Rumah tua itu kini penuh tawa dan cinta baru.
Setiap pagi, Ayla menyeduh kopi pahit. Tapi tak lagi pahit... karena kini, hatinya telah menemukan manisnya cinta kedua.