Cherreads

Chapter 3 - CINTA YANG HILANG TANPA DISADARI

Chapter 3: Pelan-Pelan Jauh

Hari berganti, minggu berlalu. Tak ada pertengkaran. Tak ada air mata. Tapi Kalya mulai menyadari sesuatu yang jauh lebih menyakitkan dari konflik: keheningan yang membeku di antara mereka.

Cinta mereka tidak meledak dalam pertikaian.

Ia perlahan mati... tanpa suara.

Suatu malam, Kalya duduk sendirian di balkon apartemen. Lampu kota berkelip di kejauhan, tapi hatinya terasa seperti ruang kosong yang tak bisa dijangkau cahaya mana pun.

Arvin belum pulang. Lagi.

Dan kali ini... Kalya tidak menunggu.

Ia hanya duduk di sana, memeluk dirinya sendiri, mencoba mengingat bagaimana rasanya dicintai oleh pria yang kini bahkan lupa menanyakan apakah ia sudah makan.

Dalam diam, Kalya mengingat sebuah percakapan lama—entah dua atau tiga tahun yang lalu. Saat itu mereka masih suka bertukar pesan pendek hanya untuk bertanya, "Lagi apa?" atau, "Udah makan belum?" Kalimat sederhana, tapi penuh perhatian.

Kini, pesan itu tak pernah datang lagi.

Bukan karena tidak sempat... tapi karena tidak terpikirkan.

Esok paginya, Kalya bangun lebih awal. Ia menyiapkan sarapan seperti biasa, tapi hanya meletakkan satu piring di meja.

Arvin keluar dari kamar, tergesa-gesa sambil mengancing kemeja.

"Eh, aku nggak sempet makan. Langsung berangkat ya," ucapnya, mengambil jaket.

Kalya hanya mengangguk. Tanpa berkata apa-apa.

Saat pintu tertutup, Kalya menatap piring kosong di meja.

Dan dalam hati, ia bertanya:

"Kalau aku benar-benar pergi suatu hari nanti, apakah kamu akan sadar? Atau akan tetap bangun dan melanjutkan hidup seperti biasa?"

Sore itu, Kalya pergi ke tempat biasa. Kafe kecil dengan jendela besar dan alunan musik jazz pelan. Ia membuka laptop, menulis kembali cerita yang tak pernah selesai.

Namun kali ini, ia tak menulis tentang cinta yang manis.

Ia menulis tentang kehilangan—bukan karena kematian, tapi karena ketidakhadiran yang perlahan dibiarkan.

Dan di akhir kalimat, ia menulis:

"Beberapa cinta tidak hilang karena disakiti. Ia hilang karena diabaikan, sedikit demi sedikit, hingga yang tersisa hanya ruang kosong bernama kenangan."

More Chapters