Dinginnya es dan keheningan yang memekakkan telinga adalah hal pertama yang menyambutnya. Bukan lagi bau disinfektan rumah sakit atau hiruk pikuk kota yang menyesakkan, melainkan aroma tanah purba dan bisikan angin di antara pepohonan kuno. Sephiroth – atau lebih tepatnya, jiwa yang kini mendiami wujud ikonik itu – membuka matanya. Pandangan tajamnya menembus kegelapan, memperlihatkan hutan lebat yang asing, diselimuti kabut tipis yang menari-nari seperti arwah.
Dia ingat semuanya. Kecelakaan itu. Rasa sakit yang merobek. Lalu kegelapan, dan kebangkitan yang tak terduga ini. Bukan sebagai dirinya yang lama, seorang otaku biasa dengan obsesi pada Final Fantasy VII dan Noblesse, melainkan dalam bentuk sempurna seorang Sephiroth, dengan rambut perak menjuntai hingga betis, sayap hitam tunggal yang anggun, dan pedang Masamune yang terikat sempurna di punggungnya. Kekuatan yang mengalir dalam nadinya jauh melampaui apa pun yang pernah ia bayangkan. Ini bukan sekadar fantasi; ini adalah kenyataan baru yang mengerikan dan memabukkan.
"Jadi, ini 'transmigrasi' yang diucapkan di novel-novel," gumamnya, suaranya dalam dan resonan, terdengar asing namun begitu alami. Dia mengangkat tangannya, merasakan aliran energi Lifestream dan aura gelap yang entah bagaimana menyatu dengan sempurna dalam dirinya. "Puluhan ribu tahun lalu, katamu? Senja dan Noblesse?"
Pikirannya berpacu, memproses informasi dari alam semesta yang kini ia diami. Dunia ini terasa primitif, namun ada getaran energi misterius di udara. Dia bisa merasakan keberadaan yang tersembunyi, detak jantung yang tak biasa di kejauhan – detak jantung para vampir yang belum sepenuhnya bangkit dalam hierarki. Dan di bawah tanah, jauh di dalam kegelapan, dia merasakan sesuatu yang kuno, kekuatan yang mengingatkannya pada Geostigma, namun jauh lebih tua dan fundamental. Apakah itu sumber Noblesse?
Sephiroth – ia memutuskan untuk menerima nama itu, karena identitas lamanya terasa begitu jauh dan tidak relevan – melangkah maju. Gerakannya mulus dan tanpa suara, seolah-olah ia adalah bagian dari bayangan hutan. Kekuatan fisiknya luar biasa, setiap ototnya memproyeksikan kekuatan yang tak tertandingi. Namun, yang lebih mengejutkan adalah kemampuan supernaturalnya. Dia bisa merasakan pikiran makhluk hidup di sekitarnya, bukan secara gamblang, tapi sebagai gelombang emosi dan niat.
Dia tiba di sebuah dataran lapang yang dikelilingi tebing curam. Di tengahnya, sebuah batu besar berdiri tegak, memancarkan aura dingin. Saat tangannya menyentuh permukaan batu itu, sebuah visi melintas di benaknya: makhluk-makhluk berbulu, bertaring, bergerak dengan kecepatan abnormal di bawah sinar bulan. Manusia serigala. Dia juga merasakan kehadiran yang lebih halus, lebih cepat, dan dingin—vampir. Dan di suatu tempat, jauh, ia merasakan jejak energi yang begitu murni, begitu agung, sehingga ia langsung mengenalinya: seorang Noble. Pasti Rasiel.
"Puluhan ribu tahun lalu..." Sephiroth menarik napas dalam. "Berarti peradaban belum terbentuk sepenuhnya. Tidak ada Frankenstein, tidak ada Raizel yang tertidur. Aku adalah makhluk terkuat di sini. Dan aku bisa membentuk dunia ini sesuai keinginanku."
Senyum tipis terukir di bibirnya. Senyum yang jarang terlihat, namun ketika muncul, membawa aura ancaman yang mengerikan. Dengan kekuatan Sephiroth dan pengetahuan tentang masa depan dunia ini – pengetahuan yang ia peroleh dari membaca fanfiction dan wiki – ia kini memiliki keuntungan mutlak.
Tiba-tiba, ia merasakan getaran kuat dari bawah tanah. Sebuah kelompok vampir primitif, dipimpin oleh seorang leluhur yang tampak kuat namun belum mencapai level bangsawan sejati, mendekat. Mereka terpancing oleh aura kekuatannya yang tak disadari ia lepaskan.
"Siapa kau?!" salah satu vampir meraung, matanya merah menyala. "Kau bukan dari klan mana pun! Jangan berani-beraninya melangkahi wilayah kami!"
Sephiroth tidak menjawab. Ia hanya mengangkat tangan, dan Masamune terhunus dari punggungnya dengan desingan mematikan. Bilah pedang yang panjang itu berkilauan di bawah cahaya bintang. Aura hitam pekat menyelimuti dirinya, dan ia merasakan jiwanya menyatu dengan pedangnya.
"Bodoh," bisiknya, suaranya kini dipenuhi kekuatan yang dingin dan mutlak. "Kalian bahkan tidak tahu siapa yang kalian hadapi."
Pertarungan pun dimulai. Namun, itu bukanlah pertarungan, melainkan pembantaian. Para vampir, dengan kecepatan dan kekuatan mereka yang mengagumkan bagi manusia biasa, hanyalah lalat di hadapan Sephiroth. Setiap tebasan Masamune meninggalkan jejak energi gelap yang membelah udara, setiap gerakan adalah seni mematikan yang efisien. Dalam hitungan detik, tubuh-tubuh vampir berjatuhan, hancur berkeping-keping.
Ketika yang terakhir tumbang, Sephiroth berdiri di tengah medan pembantaian, tanpa noda, tanpa goresan. Ia membersihkan Masamune dengan gerakan elegan, lalu menyarungkannya kembali. Keheningan kembali merayap, namun kali ini dipenuhi aura penindasan yang mencekam.
"Dunia ini," kata Sephiroth pada dirinya sendiri, menatap ke langit malam. "Akan mengenang namaku."
Ia merasakan adanya potensi di dunia ini. Darah vampir, inti Rasiel yang murni, dan mungkin, bahkan energi primordial yang menciptakan Lycan. Dengan kekuatan Sephiroth, ia bisa memanipulasi semuanya. Mungkin ia bisa menciptakan jenis makhluk baru, atau bahkan membangun kerajaan yang melampaui klan Noble dan Raja Vampir.
Malam itu, di kedalaman hutan purba, sebuah benih kekuasaan baru telah ditanam. Benih dari seorang pria yang dulunya hanya seorang pengamat, kini menjadi penguasa jiwa, takdir, dan mungkin, seluruh alam semesta. Dunia Twilight dan Noblesse tidak akan pernah sama lagi.