Cherreads

Chapter 3 - Azab Pencuri Kotak Amal

BAB 3 – Sosok Tanpa Wajah di Mimpi Faisal

Tiga malam.Sudah tiga malam Faisal tidak bisa tidur dengan tenang.

Setiap kali ia terpejam, mimpinya selalu sama—Masjid yang gelap. Kotak amal berdarah. Dan satu sosok yang selalu muncul dari balik bayangan.

Malam keempat.

Faisal akhirnya menyerah. Tubuhnya lemah, mata sayu, dan wajahnya tampak seperti orang yang sedang sakit keras.Tangannya—yang kini sudah menghitam seluruhnya—disembunyikan di balik kain panjang. Ia bahkan tak berani ke warung, takut orang-orang mencium bau busuk dari tubuhnya.

Malam itu, ia kembali tertidur karena kelelahan.

Dan seperti sebelumnya, mimpi itu datang lagi.

Ia berdiri di tengah masjid.Tapi bukan masjid biasa—lantainya retak, mihrabnya runtuh, dan langit-langitnya terbuka memperlihatkan langit merah darah.

Kotak amal itu masih ada di sana, tapi kini terkubur separuh dalam tanah. Seperti nisan.

Dan di seberangnya…Sosok itu muncul.

Tinggi. Kurus. Tidak memiliki wajah. Hanya permukaan putih halus, seperti kain kafan yang ditarik rapat menutup kepala.Tapi dari tubuhnya, tangisan terdengar—ratusan, mungkin ribuan.

Faisal ingin lari, tapi kakinya terpaku.Sosok itu bergerak, perlahan, mendekat satu langkah demi satu langkah.

Dan saat sudah cukup dekat…

"Kau telah mengambil milik akhirat.""Maka dunia pun menolakmu."

Tiba-tiba tangan Faisal terbakar dalam mimpi itu.Ia menjerit—kulitnya melepuh, dagingnya terbuka, dan dari dalam tangannya… keluar koin-koin tua berlumuran darah.

"Kembalikan… sebelum malam ketujuh…""Atau kau akan digantikan."

Faisal terbangun.

Tubuhnya basah oleh keringat. Nafasnya tersengal. Tapi bukan itu yang membuatnya gemetar.

Tangannya… benar-benar mengeluarkan darah.Dari sela-sela jari yang menghitam itu, tetesan merah mengalir, seperti luka terbuka—padahal ia tak tergores apapun.

"Apa maksudnya… digantikan…?"

Faisal beranjak ke kamar mandi. Tapi saat ia bercermin…

Wajahnya mulai berubah.Matanya sayu, kulitnya pucat kehijauan, dan yang paling mengerikan—

Bayangannya di cermin… tersenyum.

Padahal ia tidak.

Faisal mundur, jantungnya hampir berhenti.Bayangan itu tetap tersenyum, dan pelan-pelan menutup mata sendiri dengan kedua tangan.

Dan dari mulutnya—dalam cermin—terdengar satu bisikan terakhir:

"Malam ketujuh… aku akan datang mengambil tempatmu."

More Chapters