Cherreads

SALARYN KINGDOM : Bridge Of Destiny

Mina_Normina
14
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 14 chs / week.
--
NOT RATINGS
243
Views
Synopsis
Evelyn Watson, gadis cantik putri seorang konglomerat dan mahasiswi jurusan bisnis yang memiliki kehidupan sempurna. Pindah alam atau bertransmigrasi. Itu sama sekali tidak pernah terlintas di benak gadis itu sampai kecelakaan pesawat membuatnya koma. Ia terbangun dalam novel zaman kerajaan dan menjadi gadis bangsawan yang mempunyai reputasi buruk. Ia terikat sistem yang mengharuskannya memberikan akhir baik pada pemilik aslinya dan melakukan beberapa misi agar bisa kembali ke dunianya. Evelyn berusaha memperbaiki reputasinya di dunia itu tanpa mengganggu jalannya alur novel. Namun sayangnya, musuh dari keluarganya menyebabkan ia masuk ke dalam pertempuran para pemeran utama. Di saat terakhir, ia memilih bekerjasama dengan pria yang juga memiliki ambisi sama dengannya. Seseorang berpengaruh, saudara tiri pemeran utama pria yang seharusnya mati di paruh pertama cerita. "Mari kita menikah. Aku akan membantumu naik tahta dan sebagai gantinya, kau harus melindungi keluargaku dengan kekuatan militermu." Evelyn pikir, ia sudah merencanakan semuanya dengan baik. Tapi ada satu hal yang tidak pernah masuk dalam rencana hidupnya, yaitu jatuh cinta. Kehadiran seseorang yang turut menemani perjalanannya, lebih dari sekedar target.
VIEW MORE

Chapter 1 - CHAPTER 1

"Permisi Nona, saya ingin mengabarkan bahwa persiapan keberangkatan anda sudah selesai." Ucap hormat seorang pelayan.

Tidak jauh dari sana, terlihat seorang gadis tengah duduk dengan anggun di atas sofa sambil mengelus kucing putih miliknya. Gadis itu kemudian bergumam mengiyakan.

"Maaf Nona, apakah anda benar-benar yakin akan pulang sekarang." Ucap Pelayan itu khawatir.

Gadis itu kemudian mendongak perlahan menatap lawan bicara,

"Memangnya kenapa bibi." Ucap gadis itu dengan nada lembut.

"Saya hanya merasa khawatir Nona, tempat itu sungguh buruk dan orang-orang disana hanya tahu cara memanfaatkan Nona." Ucap pelayan itu lagi.

"Anda tidak usah khawatir, jaga saja kakek baik-baik, katakan padanya bahwa aku akan kesini lagi saat urusan disana selesai. Lagipula aku memang harus ke tempat itu agar mereka tidak lagi semena-mena dan tahu batasan." Ucap gadis itu panjang lebar.

"Baiklah Nona, semoga perjalanan nya lancar." Ucap pelayan itu.

"Terimakasih bibi." Ia berucap kemudian beranjak keluar kamar di ikuti kucing kesayangannya setelah sebelumnya sudah berpamitan dengan kakeknya.

Gadis itu bernama Evelyn Watson, gadis yang terlahir di keluarga Watson, salah satu keluarga konglomerat di negara X.

Mahasiswi terbaik jurusan bisnis yang saat ini sedang berlibur keluar negeri untuk menjenguk kakek dari pihak ibunya.

Sekarang saatnya ia pulang untuk melanjutkan pendidikan demi mengambil alih perusahaan yang dijalankan oleh pamannya yang haus kekuasaan.

Evelyn duduk melamun di dalam pesawat sambil mengelus kucing putihnya lagi, dia sibuk memandangi pemandangan di luar jendela.

Disela pemandangan biru laut diluar, samar-samar ia melihat hamparan hijau sebagai tanda bahwa mungkin pesawat sebentar lagi akan berada diatas daratan.

Ditengah lamunannya, dia dikejutkan dengan suara keributan dari dalam pesawat itu. Suara orang-orang bergumam panik, para kru pesawat sibuk menenangkan dan memberi instruksi kepada penumpang untuk mengenakan semua alat keselamatan yang telah disediakan.

Melihat situasi tersebut, Evelyn bisa membuat tebakan terburuk bahwa pesawat yang sedang ditumpanginya tidak berjalan dengan baik.

Beberapa penumpang berteriak histeris, tangisan anak-anak terdengar nyaring menambah kalut suasana itu. Sementara yang lainnya berdoa sambil menangis memeluk anggota keluarga masing-masing.

"Apa kau juga takut Aru? "Ucap Evelyn pelan walau hatinya sekarang sedang panik dan cemas.

Aru membalas dengan mengeong pelan membuat Evelyn semakin mengeratkan pelukannya. Sambil berdoa bahwa mereka setidaknya akan selamat walaupun dia tahu itu mustahil.

Tak lama kemudian, ia merasakan sakit yang amat menyiksa sebelum akhirnya kehilangan kesadaran.

***

Evelyn perlahan membuka mata, kemudian mengerutkan kening menyesuaikan cahaya yang masuk melalui matanya.

Begitu pandangannya jelas, matanya menelisik keadaan di sekelilingnya, dia tersadar bahwa dia selamat dari insiden kecelakaan pesawat itu.

Ia menoleh kekanan dan kiri mencari keberadaan manusia lain atau bahkan kucingnya.

Dia terdiam sejenak mengamati ruangan yang ditinggalinya, ini tidak tampak seperti rumah sakit tempat seharusnya pasien diobati. Ruangan ini lebih seperti kamar mewah yang luas bernuansa klasik.

Jika dia selamat dalam kecelakaan itu, seharusnya dia dirawat dirumah sakit. Dia bahkan secara kasar menebak bahwa mungkin setelah berhari-hari dirumah sakit, dia tidak kunjung bangun sehingga kakeknya memutuskan merawatnya dirumah. Tapi tempat ini sungguh aneh, ini jelas bukan mansionnya.

Sayup-sayup dia mendengar suara langkah kaki mendekat, pintu dibuka dan terlihatlah seorang gadis berpakaian pelayan datang sambil membawa nampan berisikan makanan.

Pelayan itu terkejut melihat nona nya sudah bangun dan segera mendekati Evelyn untuk menanyakan keadaannya dengan raut khawatir dan segan.

"Astaga, syukurlah nona sudah bangun, apakah masih ada yang sakit nona?" Ucap pelayan itu setelah meletakkan nampan makanan itu keatas meja.

Everlyn terdiam, dia mengamati wajah pelayan yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Apakah mungkin gadis pelayan ini sebenarnya seorang perawat, tapi dari gestur dan ekspresinya, terlihat seakan gadis ini dekat dan akrab dengannya.

Menghadapi keterdiaman Evelyn, pelayan muda itu tersadar akan sikapnya lancangnya dan menundukkan kepala meminta maaf.

Diamnya Evelyn berarti nona nya itu kurang suka dengan sikapnya yang kurang menghormati, apalagi nonanya bari saja bangun setelah terlibat kecelakaan.

"Maafkan saya atas kelancangan saya nona." Ucap pelayan itu takut.

Evelyn mengerutkan kening melihat sikap pelayan ini yang ketakutan dan lantas berkata, "Tolong ambilkan air." Ucapnya dengan suara serak karena berhari-hari tidak berbicara.

Pelayan itu akhirnya tersadar dan segera mengambilkan air minum yang ada diatas meja kemudian membantu memberikannya kepada Evelyn. Setelah meminum air itu, tenggorokan Evelyn rasanya segar kembali,

"Terimakasih." Ucap Evelyn lemah.

Pelayan itu terkejut mendengar ucapan nonanya yang bernada lembut itu, karena selama dia bekerja disana, nonanya belum pernah berbicara dengan lembut apalagi mengucapkan terimakasih dan tolong pada siapapun dikediaman ini.

"Dimana yang lain." Ucap Evelyn setelah melihat keterdiaman pelayan itu cukup lama.

"Ah maaf nona, saya akan segera memanggilkan duke dan tabib." Ucap Pelayan itu tersadar.

"Duke? Siapa yang kau panggil Duke." Ucap Evelyn semakin menyadari tempat ini tidak benar.

"Maaf tapi apa yang anda maksud nona, Duke disini tentu saja paman anda." Ucap pelayan tersebut bingung, apakah kepala nonanya masih sakit sehingga sulit untuk berpikir.

"Paman? Apa maksud-ugh." Ucapan Evelyn terpotong karena kepalanya tiba-tiba saja berdenyut sakit.

"Astaga nona, sebentar saya akan panggilkan duke dan tabib." Ucap pelayan itu kemudian segera keluar kamar dengan tergesa-gesa, benar saja dugaannya, kepala nonanya masih sakit.

Evelyn terus memegangi kepalanya, telinganya berdenging dan ia merasa dunia seakan berputar, kemudian jatuh pingsan kembali.

Ketika Evelyn tersadar lagi, ia sudah berada di tempat serba putih yang hampa dan tidak ada orang lain selain dirinya.

"Halo Nona."

Suara mekanis yang ceria menyapanya, mirip suara anak kecil yang polos tapi tanpa emosi.

Evelyn terus mengamati sekeliling sambil waspada ketika dia tidak melihat siapapun atau apapun sebagai sumber suara itu.

"Perkenalkan saya sistem 020, nona tidak akan bisa melihat saya karena saya tidak terlihat, saya hanya bisa berkomunikasi dengan nona lewat pikiran saja."

Ucap suara tadi yang mengenalkan dirinya sebagai sistem.

"Apa maksudmu, dimana aku sekarang dan apa maumu." Ucap Evelyn dingin, Sudah banyak kejanggalan dan hal-hal aneh yang terjadi sehingga dia merasa kesal dan perasaannya campur aduk. Apalagi sekarang dia merasa berada ditempat tak masuk akal dan berkomunikasi dengan seseorang yang entah siapa itu.

"Anda bisa tenang nona, anda sekarang berada di ruang jiwa, tempat jiwa jiwa berkumpul. Dan saya bertugas untuk mengambil kembali jiwa yang sudah tiada dan memberikan kesempatan kedua bagi siapapun yang terpilih."

"Jiwa yang sudah tiada, maksudmu aku sudah mati? Tapi tadi aku merasa aku masih hidup." Ucap Evelyn lagi meminta penjelasan.

"Anda tidak sepenuhnya mati nona, tapi sekarang mustahil untuk mengembalikan anda ke tubuh asli anda karena tubuh itu sedang sekarat, kami bisa saja mengembalikan nona ke tempat asal nona tapi anda harus melakukan beberapa tugas dan misi sebagai persyaratannya." Ucap entitas yang mengaku sistem itu.

"Misi? Jelaskan lagi." Ucap Evelyn tajam, dia mengantisipasi tugas akan diberikan apakah sulit ataukah dia mampu melakukannya, bagaaimanapun, dia ingin kembali dan meneruskan semua kerja kerasnya selama bertahun-tahun.

"Anda akan hidup di dunia novel, dan setiap jiwa akan mempunyai target masing-masing, entah itu kekuasaan, harta, kedudukan ataupun target berupa seseorang. Dunia yang tadi anda sempat tinggali adalah dunia novel itu nona, disana anda akan mengambil peran antagonis kedua yang akan mati di akhir cerita. Dan misi utamanya, anda harus mencegah takdir buruk antagonis dan memberikan hidup yang bahagia sebelum akhirnya anda akan keluar dari tubuh itu. Selain tugas utama, anda juga akan diberikan tugas sampingan dengan imbalan alat bantu atau bahan apapun yang anda inginkan untuk bertahan hidup selama misi. Setelah misi anda selesai, anda akan mati ditempat itu dan kemudian secara otomatis terbangun ke tempat asli anda."

Sistem menjelaskan dengan panjang lebar .

"Apa yang akan terjadi jika aku gagal dalam misi ataupun menolak misi ini." Ucap Evelyn waspada, dia orang yang selalu memikirkan segala situasi dan kemungkinan yang akan terjadi, bahkan yang terburuk sekalipun.

"Tidak masalah, jiwa anda hanya akan terjebak di tempat ini selamanya sampai Tuhan memanggil anda hingga hari kebangkitan. Tubuh asli anda yang sedang koma juga akan meninggal." Ucap sistem dengan santai.

"Apakah ada tenggat waktu untuk misi ini." Ucap Evelyn tenang.

"Tidak ada tenggat waktu nona, tapi jika anda mati sebelum anda dan orang-orang sekitar anda merasa bahagia atau bahkan menemui akhir yang mengerikan, anda akan secara otomatis gagal dalam misi." Ucap sistem itu lagi

"Baiklah, aku akan menerima tawaran misimu itu." Ucap Evelyn, lebih baik dia berusaha untuk misi itu daripada hanya terjebak ditempat ini sambil memikirkan nasib keluarganya jika jatuh ke tangan pamannya, yang tentunya menjadi orang yang paling bahagia atas berita kematiannya.

"Baik nona, transfer cerita dan misi dimulai dalam 3... 2... 1... "

Suara mekanis menggema ditelinganya dan Evelyn melihat cahaya putih menyilaukan yang mengaburkan pandangannya.

Kemudian sistem memberikannya garis dasar alur cerita novel, berjudul Salaryn Kingdom. Novel bertema kerajaan dengan bumbu romansa yang menambah kesan abadi dan kuat dalam cerita tersebut.

Ternyata Evelyn akan hidup di dalam sebuah novel terkenal yang beberapa kali pernah didengar nya karena temannya pernah merekomendasikan novel itu. Tetapi karena Evelyn bukan tipe gadis yang suka membaca novel, dia bahkan tidak punya waktu luang untuk melihat novel itu.

Dia tidak menyangka akan hidup di zaman seperti itu, menjadi bangsawan dan hidup berdasarkan etiket dan norma, lagi.

Menjadi sempurna agar dapat kepercayaan orang-orang, berusaha keras beradaptasi dengan kehidupan sosialnya walaupun dia tahu, dia hanyalah gadis yang bermimpi mempunyai teman, berkuliah dan pergi jalan-jalan seperti seorang putri yang harus dijaga dan ceria, bukannya gadis yang harus sempurna layaknya seorang ratu.

Tapi dia tidak bisa merelakan semua pengorbanan dan usahanya disana sia-sia. Dia akan kembali dan mengambil kembali keluarga itu, serta melindungi kakek yang dicintainya.

Dia, Evelyn. Bersedia berpetualang dan hidup di dalam novel itu sebagai Evelyn Gregory. Antagonis kedua dalam novel.