Bab 8 – Ketakutan Jatuh Cinta
Kezia merasa rapuh. Ia mulai menjaga jarak. Ia takut mencintai Reyhan tapi ditinggalkan, seperti ibunya yang dulu ditelantarkan ayahnya.
Reyhan mencoba mendekat. Tapi Kezia malah mundur.
Bab 9 – Batal Cerai
Satu tahun berlalu. Hari penandatanganan perceraian tiba.
Namun saat Kezia menyerahkan berkas, Reyhan hanya mengangkat kertas itu… lalu merobeknya.
"Kita sepakat tidak jatuh cinta. Tapi aku gagal. Aku mencintaimu, Kezia. Dengan cara yang tidak pernah kurencanakan."
Bab 10 – Cinta Tanpa Kontrak
Kezia menangis. Untuk pertama kali, bukan karena luka… tapi karena harapan.
"Kalau cinta ini tidak direncanakan... berarti itu yang paling nyata, ya?"
Mereka memulai kembali. Tanpa kontrak. Tanpa batas. Hanya cinta.
Epilog – 3 Tahun Kemudian
Kezia dan Reyhan kini punya anak laki-laki. Perusahaan mereka berkembang pesat. Tapi yang paling penting: mereka belajar bahwa cinta sejati bukan soal rencana… tapi keberanian untuk mempercayakan hati.