Karena sakit yang tak bisa disembuhkan, Nayla tahu usianya hanya tersisa 182 hari. Tapi takdir justru mempertemukannya dengan Gio, pria misterius yang membawa warna baru dalam hidupnya. Dalam 182 hari itu, Nayla mencintai dengan seluruh hatinya, menyembunyikan rasa sakitnya sendiri demi kebahagiaan Gio. Tapi akankah cinta yang hanya seumur jagung ini mampu meninggalkan jejak selamanya?

"Nayla, kamu hanya punya sekitar enam bulan," suara dokter menggema seperti palu godam di kepala Nayla.


Ia tidak menangis. Tidak marah. Hanya diam, menatap keluar jendela rumah sakit. Hari itu, hujan turun. Dan di taman bawah sana, seorang pria sedang memotret bunga yang layu.


Di sanalah takdir mempertemukan mereka untuk pertama kali.


Nayla bertemu Gio di taman rumah sakit. Ia memotret bunga yang hampir mati. Nayla penasaran dan bertanya, "Kenapa memotret bunga layu?"


Gio menjawab ringan, "Karena mereka tetap indah meski waktunya hampir habis."


Hati Nayla bergetar. Ia belum tahu, tapi saat itu hatinya mulai membuka lembaran baru.


Nayla menyusun "Bucket List 182 Hari". Dia ingin hidup seperti orang sehat. Dia ingin bahagia tanpa memberitahu siapa pun soal penyakitnya.


Gio, tanpa tahu alasan sebenarnya, mulai menemani Nayla melakukan daftar itu. Mereka piknik di taman, naik sepeda tandem, dan bahkan ikut kelas tari tradisional hanya karena Nayla bilang "penasaran."


Chapter 1 - 182 Hari Mencintaimu