Cherreads

Chapter 56 - Bab 56: Gemuruh Alam dan Kemarahan Sang Pembantai

Lembah Kerajaan Crimson kini bukan lagi hanya medan perang, melainkan pusat dari badai kosmik. Cadis Etrama di Raizel, sang Noblesse Agung, telah berhasil menembus pertahanan Sephiroth, The One Sang Pembantai, sebuah prestasi yang belum pernah dicapai oleh siapa pun selama ribuan tahun. Sephiroth terhuyung, cengkeramannya pada Lifestream terguncang. Namun, keterkejutan itu dengan cepat digantikan oleh kemarahan yang dingin dan dahsyat, sebuah amarah yang akan mengubah wajah lanskap. Di kejauhan, Alice Cullen menyaksikan dengan horor yang tumbuh, visinya menangkap setiap detail kehancuran yang tak terbayangkan.

Kemarahan The One: Alam yang Bergemuruh

Untuk pertama kalinya dalam pertarungan ini, Sephiroth melancarkan serangan balasan yang tidak hanya bersifat analitis, melainkan murni destruktif. Aura hijau zamrud di sekelilingnya meledak dengan kekuatan yang melampaui segala yang telah ia tunjukkan sebelumnya. Lifestream, yang sebelumnya sedikit berontak karena gangguan Raizel, kini dipaksa tunduk oleh kemarahan mutlak Sang Pembantai.

Raizel merasakan gelombang kekuatan yang datang, sebuah tekanan yang berbeda dari sebelumnya—lebih primitif, lebih universal. Itu adalah kemarahan alam itu sendiri, dimanipulasi oleh The One.

Sephiroth tidak bergerak maju. Ia hanya mengangkat Masamune-nya ke langit. Dalam gerakan yang lambat dan disengaja, ia mengayunkan pedangnya ke bawah. Bukan ke arah Raizel, melainkan ke arah bumi di bawah mereka.

Begitu bilah Masamune menyentuh tanah, sebuah gemuruh dahsyat mengguncang seluruh lembah. Bukan hanya getaran lokal, melainkan sebuah gempa bumi yang masif, merobek tanah dengan retakan-retakan besar yang memanjang ke segala arah. Puncak-puncak gunung di sekitar mereka runtuh, mengirimkan longsoran salju dan bebatuan ke bawah dengan suara memekakkan telinga.

Langit di atas mereka berubah menjadi gelap, seolah awan badai raksasa tiba-tiba muncul. Kilatan petir hijau zamrud menyambar-nyambar dari awan itu, menghantam tanah di sekitar Raizel, meledakkan kawah-kawah dalam. Ini adalah manifestasi dari kendali absolut Sephiroth atas energi planet.

Frankenstein berteriak, melancarkan Dark Spear-nya untuk melindungi Raizel dari badai kehancuran itu. Namun, bahkan kekuatannya pun terasa kecil di hadapan amarah Sephiroth yang baru dilepaskan.

Duel di Tengah Kekacauan

Raizel, meskipun terkejut dengan skala serangan Sephiroth, tidak panik. Ia tahu bahwa The One tidak lagi bermain-main. Ia mengerahkan seluruh kekuatan Raja yang ia miliki, memperluas Blood Field-nya hingga melingkupi sebagian besar lembah, menciptakan zona perlindungan bagi dirinya dan Frankenstein dari kehancuran yang berjatuhan.

Ia melancarkan serangan balasan. Dari dalam Blood Field-nya, muncul jutaan bilah darah tajam yang melesat ke arah Sephiroth, menembus petir dan bebatuan yang jatuh. Ia berusaha menembus pertahanan Sephiroth lagi, mencari celah, berusaha mengembalikan gangguan pada Lifestream.

Sephiroth bergerak. Ia tidak lagi hanya bertahan. Dengan Masamune di tangannya, ia menari di tengah kehancuran, membelah petir yang menyambar, membelokkan bilah darah Raizel dengan presisi yang menakutkan. Setiap gerakannya memicu gelombang energi, merobek udara dengan tekanan.

* Pertukaran Pukulan yang Mematikan: Sephiroth kini menyerang dengan tujuan melumpuhkan. Ia melesat maju, Masamune-nya berkelebat dalam serangkaian tebasan yang nyaris tak terlihat. Raizel merespons dengan kecepatan Noblesse, menangkis dengan bilah darah, atau menggunakan Blood Field untuk menangkis. Setiap benturan pedang Masamune dengan energi darah Raizel menghasilkan ledakan energi yang membutakan.

* Perang Kendali Lifestream: Di setiap jeda, Raizel mencoba memperkuat kembali benih-benih kekuatannya di Lifestream, berusaha memperluas area "kemurnian" yang telah ia ciptakan. Sephiroth merasakan itu, dan dengan setiap serangan, ia membalas dengan manipulasi Lifestream-nya sendiri, mencoba memadamkan benih-benih itu, menegaskan kembali kendalinya. Ini adalah duel yang tidak hanya fisik, tetapi juga pertarungan untuk menguasai inti kehidupan planet ini.

* Dampak pada Sekitar: Pertarungan mereka tidak hanya merusak lembah. Gelombang kejut dari benturan kekuatan mereka merambat jauh ke luar. Pohon-pohon di hutan terdekat tumbang, sungai-sungai berubah alirannya, dan bahkan di kejauhan, penduduk desa mulai merasakan gempa-gempa aneh. Aura kekuatan mereka begitu besar hingga memengaruhi cuaca, menciptakan badai salju tak terduga yang meluas di luar lembah.

Alice: Sebuah Visi Horor

Alice, yang kini meringkuk di balik perlindungan Edward dan Jasper, menyaksikan semuanya. Visi-visinya tidak lagi hanya menunjukkan pertarungan. Ia melihat dunia yang terdistorsi, alam yang bereaksi terhadap kekuatan para dewa. Ia melihat kehancuran yang meluas, dan ia menyadari bahwa jika pertarungan ini terus berlanjut, seluruh planet bisa saja hancur. Ia melihat Adrian, yang kini adalah Sang Pembantai, melepaskan amarah yang belum pernah ia lihat, sebuah kemarahan yang akan menghancurkan segalanya di jalannya.

Ini adalah pertarungan untuk takdir dunia, dan keduanya tidak akan mundur. Sephiroth, dengan kemarahan yang membara karena telah ditembus, dan Raizel, yang bertekad untuk membebaskan dunia dari kendali The One.

More Chapters