Cherreads

Chapter 51 - Bab 51: Kebangkitan Legenda dan Kedalaman Kekuatan Raja

Pertarungan di lembah Kerajaan Crimson telah mencapai intensitas yang menghancurkan. Sephiroth, The One Sang Pembantai, berdiri teguh di hadapan serangan dahsyat Cadis Etrama di Raizel dan Frankenstein. Aura Masamune beradu dengan gelombang Blood Field yang memekakkan telinga, menciptakan pusaran energi yang merobek alam di sekitar mereka. Sephiroth, dengan dominasi Lifestream-nya, tampak tak tersentuh, menguji setiap batas kekuatan Noblesse yang bangkit. Namun, Raizel, sang Noblesse Agung, memiliki kartu as yang belum dimainkan, sebuah kekuatan yang bahkan Sephiroth mungkin telah lupakan.

Strategi Raizel: Memancing Kekuatan Sejati

Raizel melanjutkan serangannya, menekan Sephiroth dengan gelombang kekuatan dan kecepatan yang luar biasa. Setiap serangan Blood Field-nya menjadi lebih kuat, lebih terfokus, berusaha menembus perisai tak terlihat Sephiroth. Frankenstein bertarung dengan keganasan yang tak tertandingi, mengayunkan Dark Spear-nya dengan tujuan untuk mengalihkan perhatian Sephiroth, meskipun ia tahu bahwa serangan fisiknya mungkin tidak cukup.

Sephiroth hanya mengamati. Ia membelokkan setiap serangan dengan gerakan minimal, menganalisis kekuatan Raizel. "Itu saja yang kau miliki, Noblesse?" suaranya dingin, mencela. "Ribuan tahun tidur, dan ini yang kau tawarkan?"

Raizel tidak menjawab. Wajahnya tetap tenang, namun matanya yang merah memancarkan tekad yang membara. Ia tahu ia belum bisa mengalahkan Sephiroth dengan kekuatan kasarnya saja. Ia harus membuat The One menunjukkan lebih banyak kekuatannya, mengekspos dirinya, dan yang terpenting, ia harus membangkitkan sesuatu yang jauh lebih dalam.

Kartu As Raizel: Kebangkitan Raja di Dalam

Tiba-tiba, Raizel menghentikan serangannya. Ia memejamkan mata sejenak, dan ketika ia membukanya kembali, mata merahnya bersinar dengan intensitas yang belum pernah terlihat sebelumnya. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang berbeda, lebih purba, lebih menekan. Energi yang mengalir darinya bukan lagi hanya Blood Field yang kuat, melainkan sesuatu yang jauh lebih fundamental dan menakutkan bagi vampir mana pun.

The One merasakan perubahan ini. Aura yang baru saja muncul dari Raizel, meskipun tidak sekuat dirinya, memiliki kualitas yang anehnya familiar. Sebuah denyutan yang berasal dari kedalaman Lifestream, sebuah kekuatan yang Sephiroth sendiri telah kuasai dan simpan.

"Apa ini?" suara Sephiroth, untuk pertama kalinya, menunjukkan sedikit intrik.

Raizel mengangkat tangannya. Tidak ada pedang, tidak ada Dark Spear. Ia hanya mengangkat tangannya ke arah Sephiroth, dan dari telapak tangannya, muncul sebuah mata. Mata Iblis.

Perintah Darah (Blood Control) Raizel mengambil alih medan pertempuran. Bukan hanya serangan energi, tetapi kontrol mutlak atas keberadaan target. Dan kali ini, targetnya adalah Lifestream itu sendiri, yang telah dimanipulasi oleh Sephiroth.

Sephiroth merasakan sebuah gangguan di dalam kendalinya. Sebuah kekuatan yang menembus lapisannya, berusaha mengambil alih domainnya sendiri. Ini adalah kejutan. Ia tidak pernah mengira ada makhluk yang bisa mencapai tingkat kontrol atas Lifestream seperti ini, selain dirinya.

Kemudian, Raizel mengucapkan sebuah kata, suaranya bergema seperti guntur di lembah: "Raja."

Dengan kata itu, raungan dahsyat terdengar dari dalam Raizel. Bukan raungan kemarahan, melainkan raungan kemenangan dan kebangkitan. Energi hitam-merah melingkupi Raizel, membentuk sayap-sayap yang besar dan mengesankan dari kegelapan murni.

Ini bukanlah kekuatan Noblesse biasa. Ini adalah kekuatan Sang Raja sejati, sebuah kekuatan yang hanya bisa dibangkitkan oleh Noblesse yang telah mencapai tingkat tertentu dalam dominasinya atas Lifestream. Sephiroth, sang penguasa Lifestream, kini merasakan kehadiran seorang Raja lain yang bangkit, sebuah kekuatan yang berpotensi menyaingi miliknya.

Alice Cullen, yang menyaksikan semua ini melalui visinya yang bergolak, terkesiap. Ia melihat Raizel, bukan lagi hanya sebagai Noblesse Agung, tetapi sebagai entitas yang jauh lebih menakutkan, sebuah kekuatan primordial yang mampu menandingi Adrian. Visi itu begitu intens hingga ia terhuyung, namun ia tidak bisa berpaling.

Sephiroth akhirnya menunjukkan sedikit ekspresi—bukan takut, melainkan kegembiraan yang dingin. Ini adalah tantangan yang ia dambakan. Ia telah menemukan seseorang yang bisa menyentuh esensinya, seseorang yang bisa berpotensi mengukir kembali takdir yang telah ia tulis. Pertarungan yang sebenarnya baru saja dimulai.

More Chapters