Udara di lembah terpencil Kerajaan Crimson bergetar, memancarkan energi dahsyat dari dua makhluk purba. Sephiroth, The One Sang Pembantai—berdiri dalam wujud aslinya dengan rambut perak ikoniknya dan Masamune di sisinya—menghadapi Cadis Etrama di Raizel, sang Noblesse Agung yang kini memikul beban ingatan akan kehancuran ribuan tahun lalu. Di kejauhan, Alice Cullen merasakan gelombang kekuatan yang menghantam, visinya bergolak liar, menyaksikan pertarungan yang melampaui pemahaman manusia.
Raizel Melancarkan Serangan
Raizel tidak membuang waktu. Kemarahan atas ingatan masa lalu, atas kehancuran yang ditimbulkan Sephiroth, dan atas penindasan yang mencekik Lifestream, membakar di matanya yang merah. Tanpa sepatah kata pun, ia melancarkan serangan.
Sebuah Blood Field yang dahsyat melingkupi lembah itu, merobek atmosfer dengan energi merah pekat. Raizel tidak menahan diri. Kekuatan penuh seorang Noblesse Agung yang baru terbangun dilepaskan. Tekanan dari Blood Field begitu kuat hingga bebatuan di sekitar mereka retak, dan udara terasa bergetar.
Sephiroth tidak gentar. Ia merasakan kekuatan itu, menganalisisnya, dan menganggapnya sebagai tantangan yang menarik. Ia mengulurkan tangannya, dan Lifestream di sekelilingnya merespons. Energi hijau zamrud yang familier bagi dirinya membentuk perisai tak terlihat di sekelilingnya, menahan gempuran Blood Field Raizel. Bentonran antara dua kekuatan purba ini menciptakan gelombang kejut yang merobek langit.
"Kau belajar," suara Sephiroth bergema, dingin dan tanpa emosi. "Tapi kau masih terlalu lemah untuk mengubah apa yang telah aku ciptakan."
Duel Para Raja
Raizel tidak menjawab. Ia memperkuat Blood Field-nya, mengubahnya menjadi sebuah pedang energi murni yang melesat ke arah Sephiroth. Itu adalah serangan cepat, mematikan, dan penuh tekad.
Sephiroth tidak menggunakan Masamune-nya untuk bertahan. Ia hanya mengangkat tangannya, dan dengan sebuah isyarat, bilah pedang Masamune melesat dari sampingnya, mencegat pedang energi Raizel. Dentuman mengerikan terjadi saat bilah fisik dan bilah energi berbenturan, mengirimkan percikan energi ke seluruh lembah. Masamune tidak hanya menahan; ia membelokkan serangan itu, mengirimkan pedang energi Raizel melesat ke langit.
Frankenstein, dengan Dark Spear-nya di tangan, tidak tinggal diam. Ia menyerbu maju, mencoba mengepung Sephiroth. Aura hitam yang mematikan dari Dark Spear berputar di sekelilingnya, setiap ayunannya membelah udara dengan kekuatan penghancur.
Sephiroth mengamati Frankenstein. Ia merasakan kekuatan kegelapan yang terkendali, sebuah kekuatan yang ia kenali memiliki asal-usul yang serupa dengan dominasinya atas Lifestream, namun berbeda. Sephiroth melancarkan beberapa serangan cepat dengan Masamune-nya, membelokkan serangan Dark Spear Frankenstein dengan presisi tanpa cela, menjaga jarak. Ia tidak ingin membunuh Frankenstein secara langsung, ia ingin mengamati batas kekuatannya.
Pengamatan dari Kejauhan
Di kejauhan, Alice, yang kini bersama Edward dan keluarga Cullen lainnya di lokasi yang lebih aman, menyaksikan pertempuran dengan mata terbelalak. Visinya, yang kini seperti saluran langsung ke medan perang, menunjukkan kepadanya benturan dua kekuatan yang tak terlukiskan. Ia melihat Sephiroth dalam wujud aslinya, dan Raizel, sosok yang ia kenali dari visinya tentang benua lain.
Alice melihat kehancuran yang disebabkan oleh benturan kekuatan mereka. Pohon-pohon tercabut dari akarnya, bebatuan hancur menjadi debu, dan energi yang dilepaskan membuat udara di sekitar mereka bergetar. Ia melihat kemarahan murni di mata Raizel, dan ketenangan yang menakutkan di wajah Sephiroth.
Edward, yang merasakan gelombang kekuatan itu, tidak bisa memahami apa yang dilihat Alice. Ia hanya merasakan kehampaan yang terus-menerus dari pikiran Adrian, dan kekuatan dahsyat yang datang dari arah lembah.
Konflik yang telah lama tersembunyi kini telah meledak. The One Sang Pembantai berhadapan dengan Noblesse Agung. Ini adalah pertarungan para raja, sebuah benturan takdir yang akan menentukan masa depan dunia. Sephiroth, sang penguasa yang bosan, kini menghadapi tantangan yang sesungguhnya. Dan ia tidak akan menahan diri.