Cherreads

Chapter 10 - Bab 10: Kebisuan Sang Katalisator di Tengah Badai Kedua

Pertemuan Sephiroth dengan Raizel di lembah tersembunyi telah berlalu tanpa pertumpahan darah, namun meninggalkan jejak ketegangan yang nyata. Deklarasi Sephiroth tentang "memastikan tidak ada yang menghalangi jalannya" adalah sebuah tantangan tersembunyi, sebuah pengingat akan kekuatan tak terukur yang ia miliki. Noble yang baru bangkit dan berkumpul di sekitar Raizel merasakan aura dominasi yang kuat dari makhluk asing berambut perak itu. Mereka memahami bahwa The One Sang Pembantai bukanlah ancaman yang bisa diabaikan, melainkan kekuatan setara yang harus dipertimbangkan dalam tatanan dunia baru mereka.

Sephiroth, puas dengan dampak perkenalannya, kembali ke pengamatan dari kejauhan. Ia membiarkan interaksinya dengan Raizel meresap, membiarkan benih ketidakpastian tumbuh di hati para Noble dan ras lainnya. Ia tahu bahwa kehadiran Raizel, meskipun damai, juga akan memicu reaksi baru dari dunia yang kacau. Dan ia benar.

Gelombang Kedua Konflik: Perebutan Dominasi

Kebangkitan Noble, khususnya kekuatan Raizel yang memukau, mengubah dinamika kekuasaan secara drastis. Para vampir yang tersisa, yang telah merasakan getaran Darah Murni yang kuat, terpecah menjadi dua kubu: mereka yang memilih untuk mencari perlindungan di bawah aura Noble, dan mereka yang menolak tunduk, melihatnya sebagai ancaman baru terhadap kebebasan mereka.

Pemberontakan Vampir Purba: Klan-klan vampir yang paling kuno dan arogan, yang dulunya memegang kendali atas wilayah luas, menolak mengakui otoritas Noble. Mereka melihat Noble sebagai entitas yang melampaui mereka, sebuah ancaman terhadap dominasi mereka yang telah berlangsung ribuan tahun. Dipimpin oleh seorang Elder bernama Morvhan, yang telah menyaksikan kejatuhan banyak ras, mereka membentuk Aliansi Darah Bebas. Tujuan mereka: melenyapkan Noble, atau setidaknya membatasi pengaruh mereka. Ini memicu pertempuran berdarah antara aliansi pemberontak dan klan vampir yang telah bersumpah setia pada Noble. Medan perang mereka adalah kota-kota kuno yang telah menjadi reruntuhan, di mana arsitektur megah menjadi saksi bisu kehancuran.

Respons Lycan: Kawanan Lycan, yang secara instingtif lebih sederhana namun sangat peka terhadap kekuatan, merasakan tekanan dari aura Noble. Beberapa kawanan besar, yang dipimpin oleh Alpha yang agresif, menganggap Noble sebagai predator baru di wilayah mereka. Mereka melancarkan serangan-serangan brutal ke wilayah Noble atau ke wilayah yang dikuasai vampir setia Noble. Ini bukan hanya perebutan wilayah, melainkan perang teritorial yang didorong oleh naluri untuk bertahan hidup dan dominasi. Pertempuran mereka seringkali sangat merusak, mengubah hutan menjadi lahan kosong dan menyebabkan tanah longsor di pegunungan.

Intrik Ras Minor dan Pembentukan Aliansi Aneh: Ras-ras minor, seperti Silvanus dan Pygmy Golems, kini menghadapi ancaman dari berbagai sisi. Beberapa memilih untuk mencari perlindungan di bawah aura Noble, menawarkan pengetahuan kuno mereka sebagai imbalan. Yang lain, yang lebih independen atau paranoid, berusaha membentuk aliansi aneh dengan kelompok Lycan atau vampir yang tidak terkait dengan Noble, hanya demi kelangsungan hidup. Konflik mereka menjadi lebih terorganisir, menggunakan strategi cerdik dan memanfaatkan lingkungan mereka.

Sephiroth: Sang Pengamat Abadi

Di tengah badai konflik ini, Sephiroth tetap diam. Ia tidak bergerak dari posisinya di puncak gunung atau di dalam bayangan hutan yang tak terjamah. Masamune tetap tersarung di punggungnya, sayap hitamnya terlipat rapi. Ia adalah mata badai, pusat ketenangan di tengah kekacauan yang ia ciptakan secara tidak langsung.

Ia mengamati setiap pertempuran, setiap gerakan strategi, setiap kebangkitan dan kejatuhan. Ia melihat bagaimana para Noble, meskipun kuat, masih belajar tentang dunia dan cara berinteraksi dengan ras lain. Ia melihat bagaimana ras-ras yang lebih rendah berjuang mati-matian, menunjukkan ketangguhan dan kekejaman mereka.

Bagi Sephiroth, ini adalah simfoni kekuasaan. Ia telah melemparkan batu ke dalam kolam yang tenang, dan kini ia menyaksikan riaknya menyebar ke seluruh penjuru. Setiap kematian, setiap kehancuran, setiap percikan energi, semuanya menambah pemahamannya tentang dunia ini dan potensi kekuatannya sendiri. Ia adalah katalisator utama, yang mendorong dunia untuk beradaptasi, berevolusi, atau hancur.

Nama "The One Sang Pembantai" tidak lagi diucapkan dalam setiap pertempuran. Fokus kini beralih pada Noble dan konflik internal yang mereka hadapi, serta perjuangan putus asa para ras lain. Namun, kehadiran Sephiroth tetap terasa, sebuah bayangan panjang yang membentang di atas medan perang, mengingatkan semua orang akan kekuatan yang lebih besar yang selalu ada, menunggu saatnya untuk campur tangan lagi. Dunia akan terus saling menghancurkan, sampai Sephiroth memutuskan bahwa sudah cukup.

More Chapters