📖 BAB 1 – Malam di Bawah Bulan Darah
Hujan turun deras malam itu, mengguyur hutan hitam di pinggiran Kerajaan Elvaria. Kilatan petir membelah langit, memperlihatkan bayangan seorang perempuan berbalut jubah hitam berjalan perlahan di jalan setapak penuh lumpur. Di wajahnya, tidak ada keraguan—hanya dingin dan dendam yang membeku bersama setiap langkahnya.
Namanya Aeryn Valeria.
Dulu, ia hanyalah wanita sederhana, tunangan seorang ksatria kerajaan. Ia percaya cinta adalah segalanya, bahwa kesetiaan akan selalu menang. Namun keyakinan itu hancur saat malam pengkhianatan tiba.
Di malam pesta penobatan sang pangeran, Aeryn difitnah sebagai penyihir kegelapan. Tuduhan itu membuatnya ditangkap, disiksa, lalu dibakar di depan rakyat yang pernah ia lindungi. Orang-orang yang ia percaya menatapnya tanpa belas kasihan—bahkan Kael, tunangan yang ia cintai, menjadi orang pertama yang melempar obor ke kayu yang mengikat tubuhnya.
Jeritan dan teriakannya lenyap bersama api yang melalap tubuhnya. Semua mengira Aeryn mati malam itu.
Tapi dunia bawah tanah—tempat jiwa-jiwa terbuang—punya rencana lain.
Lima tahun berlalu.
Di bawah bulan darah, Aeryn kembali. Bukan lagi wanita polos yang dulu mereka hancurkan, melainkan sosok gelap yang membawa kekuatan dari neraka itu sendiri.
"Lihatlah, Elvaria," bisiknya, suaranya serupa bisikan kematian. "Aeryn Valeria telah kembali… dan kalian semua akan membayar."
Angin malam berhembus, membawa bau belerang dan debu kematian. Dari balik jubahnya, bayangan berwujud kabut hitam keluar perlahan, berbisik-bisik dengan suara yang hanya bisa didengar oleh jiwa-jiwa yang ditakdirkan mati di tangannya.
Satu per satu, langkahnya menuju gerbang kerajaan. Tak ada yang tahu malam ini adalah awal dari bencana—awal dari balas dendam yang akan mengguncang tahta, merobek cinta, dan menenggelamkan Elvaria ke dalam kegelapan.