Cherreads

Chapter 14 - Mati Suri di Malam Satu Suro

Bab 14: Gerbang Terbesar

Malam Satu Suro akhirnya tiba.

Langit di atas Kalibiru memerah seperti luka terbuka. Angin tak bergerak. Daun-daun seperti menahan napas.Dan di puncak Bukit Dermo, tempat yang dulu dikeramatkan lalu dilupakan, ritual pembukaan gerbang dimulai.

Di tengah lingkaran batu, berdiri sosok berjubah hitam, wajah tertutup topeng tanah liat retak—Dukun Ratna.Di sekelilingnya, tujuh orang berpakaian serupa, membacakan mantra dari naskah kulit tua.Dan di tanah, terlukis spiral selebar 10 meter, bercahaya merah darah, berdenyut seperti jantung yang haus.

"Waktu telah genap," bisik Ratna."Penutup gerbang telah lahir… maka pintu terbesar harus dibuka."

Sementara itu, Raka berdiri di bawah pohon beringin tua di kaki bukit.Simbol perak di lengannya menyala dengan sendirinya.Dadanya sesak.

Dari kejauhan, ia bisa merasakan gerbang mulai retak.

Tapi kali ini… dia tidak sendirian.

Liria datang membawa kendi berisi air dari Sumur Jatiningsih—air yang dipercaya mampu menenangkan roh paling gelap.Pak Modin, tua dan lemah, membawa kitab tua milik leluhur Kalibiru.Dan dari balik kabut, tiga sosok bercahaya berdiri tegak—Para Penjaga Pintu.

"Jika mereka berhasil membuka gerbang itu, Raka," kata Liria, "bukan hanya roh yang masuk ke dunia kita… tapi juga waktu akan runtuh. Yang mati akan lupa bahwa mereka pernah mati. Dan dunia akan jadi semacam tempat tinggal tanpa batas."

Raka mengangguk. Matanya menatap puncak bukit.

"Sudah cukup... kematian kedua itu menunggu."

Pertarungan dimulai.

Mereka mendaki bukit yang kini berubah bentuk—tanah retak, akar menjulur dari langit, dan suara tangisan dari dalam batu.

Para pengabdi spiral menyerang dengan energi bayangan.Pak Modin membentuk pagar doa.Liria melempar air suci yang membakar kabut.Dan Raka… berdiri di tengah spiral, menghadapi Ratna.

"Kau pikir bisa menutup sesuatu yang lebih tua dari waktu?" ujar Ratna, wajahnya kini penuh celah seperti tanah kering."Kau hanya manusia. Kami… adalah suara sebelum bahasa."

"Lalu biar suara itu kembali ke sunyinya."

Raka menancapkan kedua tangannya ke tengah spiral.Simbol perak di tubuhnya pecah menjadi cahaya.Tanah mengguncang. Cahaya hitam dan putih bertabrakan.

Dan terdengar suara terakhir dari dalam pusaran:

"Penyeimbang… atau pengganti?"

Raka menjerit.

"AKU PENUTUP!"

Ledakan terang membutakan seluruh bukit.

Spiral merah hancur. Topeng Ratna pecah jadi abu.

Dan gerbang… tertutup. Sepenuhnya.

Beberapa menit kemudian… hanya keheningan.

Raka terbaring di tanah. Nafasnya tersengal.

Liria mendekat."Sudah selesai?" bisiknya.

Raka membuka mata.Simbol di lengannya lenyap.

"Belum," jawabnya lemah."Masih ada satu spiral lagi… yang tak pernah dibuka… karena tersembunyi di dalam diri manusia."

More Chapters