Cherreads

Infinity Imagination: Trials of Forgotten Gods Online

FriedRiceLover
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
1.4k
Views
Synopsis
—Ketika dunia game yang terlupakan menjadi tempat awal dari petualangan yang tak direncanakan. Awan Putra hanyalah mahasiswa biasa—pemalas, suka rebahan, dan lebih sering gagal menyelesaikan cerita dibanding menulis satu bab. Tapi hidupnya berubah drastis saat sebuah paket misterius datang dari sahabatnya yang gila waifu VR. Perangkat itu adalah Infinity Imagination, teknologi full-dive tercanggih yang membawanya ke dunia game tua bernama Trials of Forgotten Gods Online—sebuah server terlantar yang dulu penuh kehidupan, kini sunyi ditinggalkan pemain. Namun, saat Awan login, ia menemukan bahwa bukan hanya sistem game yang masih hidup... kenangan para pemain lama pun belum mati. Bersama avatar barunya bernama Meridius, Awan akan menjelajahi dunia Valhessia, menghadapi warisan konflik masa lalu, sistem sosial yang rumit, skenario rahasia penuh hadiah, dan mungkin… seseorang yang telah lama menunggunya di sana. Ini bukan sekadar game. Ini adalah Odyssey kedua dari dunia yang hampir dilupakan.
VIEW MORE

Chapter 1 - Prologue: Before the Odyssey Begins

Valhessia.

Dunia dalam Trials of Forgotten Gods Online—atau biasa disingkat TFGO.

Di sini, kau bisa menjadi apa saja.

Seorang peri, elf, orc, beastfolk, atau bahkan iblis.

Sebuah dunia fantasi biasa... tapi dengan sistem sosial yang luar biasa kompleks.

TFGO dikenal sebagai Social VRMMORPG.

Dengan NPC ber-AI realistis dan event dunia yang bergerak mengikuti aksi komunitas, tak heran dulu game ini pernah berjaya.

Dan pada suatu hari…

perang antar guild terjadi.

Di kota utama Azel, pertempuran pecah di jalan-jalan.

Pemain dari dua guild besar saling bentrok, skill-skill menghantam udara, sihir membakar langit.

“Roze! Kita ke istana sekarang! Biar tim lain jaga di sini!”

Teriak seorang player human bernama Aldor, pemimpin guild Sapphire Compass.

Tubuhnya tinggi, mengenakan armor berat, dan di punggungnya tergantung greatsword besar.

Di sebelahnya, seorang wanita elf berambut merah dengan ponytail panjang, memegang rapier dan tongkat sihir.

Namanya adalah Roze.

“Baik, Leader!”

Mereka berlari menembus jalanan, dibantu anggota guild mereka yang bertarung sengit melawan musuh untuk membuka jalan ke istana.

Di gerbang istana, mereka akhirnya bertemu dengan target utama:

Martin, guild master lawan.

“Sialan kau, Aldor! Bukankah kita sepakat tidak perang?!”

teriaknya marah.

Aldor menatapnya datar.

“Roguemu mencuri item penting milik kami. Ini pembalasan. Roze, bersiap.”

Roze melangkah maju, mengangkat tongkatnya tinggi.

“Aku adalah Roze, julukanku adalah Crimson Magic Knight!

Wahai energi sihir dunia… atas namaku, termanifestasilah ribuan pedang dari langit—

Hundred Flying Swords!””

Langit berubah gelap.

Ribuan bilah sihir muncul dan mengarah ke tanah.

“Itu... sihir dari skenario rahasia?!” teriak salah satu anggota guild lawan.

“Itu butuh Conjuration dan Alteration max level… mana mungkin dia—?!”

“Tamat sudah… hanya karena satu item, kejayaan kita hancur…”

Hujan pedang jatuh.

Istana diselimuti cahaya dan kehancuran.

Martin dikalahkan.

Kota Azel jatuh ke tangan Sapphire Compass.

Dua puluh anggota guild berkumpul di ruang tahta, berpesta merayakan kemenangan.

Gelak tawa, makanan dan minuman virtual, dan musik digital menggema.

Roze tersenyum... tapi tatapannya menyapu sekeliling.

Aldor tak ada di sini.

Ia mencarinya.

Menemukannya berdiri sendirian di balkon istana, menatap langit virtual yang bersinar dengan bintang-bintang data.

“Aldor.”

Pemuda itu menoleh dan tersenyum.

“Roze. Ada apa?”

“Kenapa kau tidak ikut merayakan kemenangan?”

Aldor terdiam. Lalu menjawab dengan suara lembut:

“Sebenarnya… ini hari terakhir aku login.”

“...Eh?”

“Aku dapat kerja tetap. Jamnya…sangatlah ketat. Kayaknya aku tak akan bisa bermain lagi.” ucap Aldor sambil menggaruk-garuk belakang kepalanya.

Roze meremas dadanya. Rasanya… sakit.

Ada kalimat yang ingin ia ucapkan. Sudah lama. Tapi selalu tertahan.

“Sebenarnya… aku selama ini meny—”

Ia berhenti.

Terlambat.

Tak ada gunanya lagi.

Untuk apa mengatakannya sekarang?

Aldor hanya tersenyum, dan berkata

“Roze, aku berterimakasih padamu, berkat dirimu, aku bisa bertemu dengan orang-orang yang luar biasa. Aku takkan melupakan memori-memori yang guild kita buat. Terima kasih sudah menjadi anggota guild pertamaku pada saat itu.”

Roze membalas senyumannya. Senyum palsu yang ia paksakan dengan sekuat tenaga.

“Kalau begitu... terima kasih sudah membimbing kami selama ini, Leader.”

Setelah kepergian Aldor, Sapphire Compass terpecah.

Beberapa pindah ke guild lain.

Beberapa berhenti main.

Beberapa menghilang begitu saja.

Yang tersisa hanya satu orang.

Roze.

Ia berdiri di balkon yang sama.

Menatap kota Azel yang kini sunyi.

Tidak ada obrolan.

Tidak ada player. 

Hanya NPC yang menjalankan kehidupan mereka.

“Aldor… maaf. Kurasa aku memang bukan pengganti yang cocok. Tak ada yang bisa menggantikanmu…”

Dengan satu jari, ia memanggil menu sistem.

Menekan pilihan:

Delete Account

“Kurasa ini akhir yang cocok untuk Sapphire Compass. Ini adalah akhir dari Odyssey kita.”

Tubuhnya bersinar, berubah menjadi partikel cahaya…

dan perlahan menghilang.