Cherreads

Chapter 2 - Bab 1 : Night Exhibition |Eps 1

Malam itu Epiphany dan Vir bertemu pada satu kasus. Mereka mencoba berkerja sama setelah lama berjumpa baru kali ini Vir mencoba mengajak bicara.

"Mantramu hebat juga"

"Dari mana asal mu"

Tanyanya penasaran

"Aku menulisnya sendiri, ada masalah dengan itu ?"

"Tak perlu penasaran tentang hal itu"

Sanggahku dengan percaya diri

Dia tak menyerah

"Bagaimana dengan segelas mead, dan omong kosong tentang hari ini ?" Rayu nya

"Nope, aku sudah punya janji dengan seseorang" sanggahku sambil mengemas peralatan.

"Aku baru saja menulis mantra hebat semalam, tertarik untuk mencobanya ?" Ucapnya tak menyerah

"Besok malam, datang lah ke kediaman ku" sahutku sambil menjinjing almanac ; buku mantraku. Aku pergi meninggalkan tempat itu.

Esok pagi kabar tentang sepasang penyihir muda mampu menyelamatkan "orang berkuasa" dari sihir hitam menjadi highlight di mana-mana.

Nama Epiphany dan Vir seketika jadi buah bibir di seantero desa. Bahkan desa yang jauh sekalipun. Kabar burung tentang keduanya yang sakti mandraguna. Mengundang segelintir orang penasaran yang datang menyambangi rumah nya dan menantang Epiphany juga Vir dalam 'tarung sihir' [pertarungan sihir jalanan untuk mengadu mantra siapa yang paling hebat] tapi tak satu pun dari mereka yang mendapat balasan akan tantangan mereka.

Hari pun berlalu, Vir datang dengan mengendarai kuda hitamnya. Ia datang dengan aura khas seorang pembunuh yang mana berbanding lurus dengan wajahnya yang rupawan.

Vir berjalan ke arah rumah Epiphany, derap suara sepatunya terdengar mantap ketika dia melangkah. Banyak mata terpesona oleh kharisma nya tak terkecuali laki-laki. Dengan rambutnya yang panjang sebahu dia ikat sedikit kebelakang, garis rahangnya tegas dengan kulit putih layaknya vampire.

Mata tajam Epiphany mengawasinya dari arah jendela di perpustakaan rumahnya. Seorang abdi membukakan pintu rumahnya, Epiphany menyambutnya dengan anggun di ruang tamu rumahnya.

"Oh ternyata kau dapat menemukan jalan menuju ke kediaman ku Vir" sambutku sambil sedikit mengejek

"Rumahmu dengan mudah ku telusuri lewat arahan bintang" sahut nya sambil mengangkat kedua bahunya

"Wah rumahmu indah juga ternyata, seindah dirimu" katanya sembali mengelilingi perpustakaan kecil milik Epiphany. Matanya melirik ke arah Epiphany sementara jari-jari nya sibuk menelusuri tumpukan buku dalam rak di perpustakaan itu. Vir kagum dengan koleksi buku-buku nya.

"Duduklah, akan ku buatkan segelas mead¹[anggur madu, minuman pengganti teh di abad 13]" ajakku sambil beranjak menuju dapur

"Apa yang kau suka ?"

"Elder (bunga elder)"

"Metheglyn (jenis anggur)"

"Chouchen"

"Bochet"

"Aku suka mead elder Epiphany" jawabnya sambil tersenyum.

Epiphany pergi meninggalkan Vir di ruang tamunya sementara ia membuatkan minuman untuk dirinya dan Vir. Saat kembali dari dapur Vir sudah duduk dengan nyaman di salah satu sofa di sudut perpustakaan miliknya. Epiphany membawakannya minuman dan beberapa macam biscuit.

"Apa yang membawamu ke sini sebenarnya ?" Tanyaku tanpa basa-basi

"Aku hanya ingin mengenalmu" sahut Vir sambil menyesap gelasnya.

"Kau membuatku mati penasaran Epiphany, belum ada penyihir yang mampu menandingi ku sebelumnya"

"Bagaimana bisa kau begitu terampil meramu mantra mematikan seperti yang lalu ?" Tanya Vir tanpa melepaskan pandangannya pada gelas minumnya.

Hening,

Epiphany tak menjawab apapun, sedang pandangan nya menatap lurus ke arah pekarangan rumahnya. Lalu dia menunjuk dan berkata

"Ibuku mati di sana pada malam bulan purnama beberapa tahun yang lalu"

"Ayahku"__ telunjuknya berpindah ke depan pintu masuk

"Dia di bantai....," Epiphany menghembus nafas panjang.

More Chapters