Cherreads

Chapter 282 - Rencana Noen yang Licik

Suasana kembali meriah.

Setelah Noen diterima dikerajaan Wisteria. Dia begitu dilayani dengan baik bahkan diberi kamar disalah satu istana.

Storm tentu dengan senang hati menerimanya dan dia dapat tidur nyenyak untuk sementara waktu.

"Ah, tidurku terasa nyenyak sekali!"...

Storm perlahan bangun dari tidurnya dan menepi ditepi kasur yang lembut serta mewah.

Kamarnya sangatlah luas sekali, dari setiap jendela kamar dihiasi oleh tirai dengan kain tenun berlapis emas.

Lantai keramik kaca yang bening, lemari permata merah ruby, serta kemegahan lainnya.

"Tok, Tok!"

Terdengar suara ketukan pintu diluar kamarnya.

"Masuk saja!"

Teriaknya merasa berisik mendengar gedoran pintu kamar dari arah luar.

"Kriet!"

Pintu perlahan terbuka dan menampilkan seorang wanita muda mengenakan pakaian Maid.

"Maaf mengganggu waktu anda tuan Noen, saya diminta oleh baginda Raja untuk ikut bergabung sarapan bersama!"

Maid itu menunduk hormat serta menyampaikan pesan dari Raja kepadanya.

"Baiklah, aku akan menerimanya!"

Storm mengangguk dan dengan senang hati jika ikut bergabung bersama keluarga kerajaan.

"Kalau begitu saya permisi...

"Mari tuan Noen!"

Maid itu bergegas keluar dari kamarnya dan tidak lupa kembali menutup rapat pintu kamarnya.

"Huh! Tidak apalah, mungkin aku perlu menetap ditempat ini beberapa waktu?"...

Storm membuang nafas panjangnya lalu bersiap siap.

Sekitar sepuluh menit, Storm melangkahkan kakinya keluar dari kamarnya menuju tempat berkumpulnya jamuan istana.

"Hari yang cerah bukan? Sudah pasti itu!"...

Storm berjalan dan sesekali bercanda kepada banyak Maid yang menjalankan tugas mereka.

"Mari tuan Noen!"

Para Maid terutama berjenis kelamin wanita membalasnya dengan hormat serta membungkukkan badan mereka.

Mereka memberi jalan kepada tuan Noen selaku tambahan sekutu kerajaan. Namun tak sedikit dari mereka mengagumi sosok Noen, akan tetapi dibantah dengan logika mereka.

Setibanya ditempat perjamuan.

Storm bersama Nobles lainnya, maupun Raja Graham beserta putri Anna berkumpul padu.

Selain menikmati hidangan perjamuan ini, mereka juga merencanakan tentang masalah internal kerajaan.

Tidak lain bagaimana caranya menangkap para pemberontak kerajaan bernama Farlynator itu.

"Bagaimana rencana efektif menurut kalian agar para pemberontak tidak bisa menembus benteng pertahanan kota Rossarios...

"Juga istana kerajaan dari kelicikan mereka semua!"

Raja Graham berucap tegas sambil meminta pendapat maupun saran terbaik mereka.

Para pemberontak kerajaan, Farlynator bermain sangatlah rapi sekali bahkan sulit dideteksi keberadaannya.

Oleh karena itu Raja Graham yakin jika salah satu dari pemberontak mempunyai seribu cara licik memainkan perannya.

"Benar baginda Raja, selain cerdik mereka memiliki lambang khusus disetiap bagian badan mereka...

"Kalau tidak salah mereka memiliki lambang bulan merah dibagian tertentu sebagai tato kesetian mereka sebagai pemberontak!"

Liosre Bellaria, pria misterius itu membenarkannya.

Liosre menambahkan jika setiap anggota Farlynator memiliki lambang tato bulan merah dibagian yang mereka kenakan.

Itu artinya mereka hanya perlu mencari dan mengenali lambang tersebut untuk menemukan pemberontak yang menyamar.

"Ini sangat mudah sekali...

"Serahkan saja para pemberontak yang menyamar kepadaku dan tugas kalian adalah berperang melawan mereka!"

Storm dengan tenang meminta dia akan menghabisi dan memburu setiap pemberontak yang menyamar.

Dengan begitu mereka mempunyai banyak waktu sebagai persiapan besar menghadapinya. Terlebih setiap medan tempur pastinya memerlukan rencana taktik yang matang.

"Hahaha"

Raja Graham tertawa menggema diseluruh ruangan sambil memanggut manggutkan kepala tuanya.

Rencana Noen itu terbilang brilian dan patut diaprealisasi. Dia akan mempercayakan pemberontak tersisa kepadanya.

"Luar biasa!"

"Baru kali ini menemukan rencana selicik itu tetapi sangatlah efektif mempertahankan kerajaanku ini!"...

Meski rencana Noen terbilang licik sebab dia sama sama menyamar dan membunuh pemberontak tersisa lainnya.

Tetapi Raja Graham tersadar jika saat ini bukan menyangkut licik ataupun kebenaran. Terpenting ialah kerajaan Wisteris kembali damai nan sejahtera bebas dari bayang bayang musuh yang kapan saja datang.

More Chapters