Cherreads

Pedang Garuda Langit Saga raka aditya

xion_seihero_arya
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
137
Views
Table of contents
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

 

BAB 1: HARI LULUS SMA & SURAT YANG GAK DIINGINKAN

Udara sore di lapangan SMA Negeri 5 Kota Hikari terasa segar, bercampur bau bunga melati dari taman sekolah. Ribuan siswa pakai jas hitam putih, tersusun rapi menunggu panggilan nama untuk menerima ijazah. Di antara mereka, Raka Aditya duduk bengong, tangan memutar-mutar cincin perak di jari kelingking — kebiasaan dia kalo bosen atau marah.

"Raka Aditya!"

Suara kepala sekolah bikin dia kaget. Dia berdiri dengan langkah santai, baju jasnya sedikit kusut, rambut sedikit berantakan. Semua mata padanya — bukan karena dia pintar, tapi karena dia anak bandel yang selalu bikin kerusuhan. Dua bulan lalu dia bahkan bertarung sama siswa SMA tetangga karena mereka ngomong omong sama temannya.

Dia nerima ijazah, tersenyum lebar sambil melambaikan ke temannya yang berteriak di tribun. Tapi saat dia mau turun panggung, ayahnya — Bambang Aditya — yang duduk di baris depan dengan tungkai kiri palsu, menarik lengan jasnya.

"Udah lulus SMA. Waktu nya laksanakan janji kita," ucap ayah dengan nada tegas.

Raka mengangkat alis. "Janji apa, Pa? Yang bilang kalo gue lulus, gue bebas buat kerja apa aja?"

"Ganti. Gue ubah janji." Ayah mengeluarkan amplop putih dari saku jasnya. "Ini surat penerimaan ke Pesantren Pedang Garuda Langit."

Raka mata nya membelok. "Pesantren apa? Gak mau! Gue pengen kerja di bengkel motor Om Jono, bukan belajar pedang kayak orang tua jaman dulu!"

"Dunia sekarang bukan cuma soal motor, Raka." Ayah meletakkan tangan di pundak nya. "Pedang adalah segalanya — status, perlindungan, nasib. Gue dulu adalah Kenshi hebat, tapi kecelakaan bikin gue gak bisa berpedang lagi. Bakatmu yang paling bagus harus gue jaga."

Raka mau marah lagi, tapi dia melihat mata ayahnya yang basah. Dia menahan amarah, mengambil amplop itu dengan jempol yang gemetar.

Saat itu, suara seorang cewek terdengar dari samping. "Selamat lulus, Raka."

Raka berbalik. Ada Angela Siregar — siswa unggul yang selalu rapi, nilai semuanya nol besar, dan seringkali jadi "saksi" saat Raka bikin onar. Dia pakai rok putih yang teratur, rambut panjangnya terikat rapi, dan senyumnya secerah matahari.

"Lo disini?" tanya Raka dengan nada acuh.

"Gue juga lulus kan." Angela melihat amplop di tangan Raka. "Surat apa tuh?"

"Pesantren pedang," jawab Raka kasar. "Ayah gue paksa masuk."

Angela mata nya sedikit membesar. "Pesantren Garuda Langit? Itu pesantren paling ketat di seluruh Hikari Kenshi loh! Semua siswanya harus bisa berpedang dengan baik, taat aturan, dan sholat tepat waktu." Dia tersenyum lucu. "Kamu yang suka bolos sholat dan melanggar aturan — pasti bakal kesusahan banget deh."

Raka mengangkat dagu. "Gue bisa ngalahin semua orang di situ pake satu tangan doang!"

"Yaudah, semoga bisa." Angela mengeluarkan selembar kertas dari tasnya. "Ini buat kamu. Quote yang gue tulis sendiri — buat hari kelulusan dan juga buat perjalanan baru kamu nanti."

Raka mengambil kertas itu. Di atasnya tertulis dengan tulisan rapi:

"Pedang yang paling tajam bukan yang paling kuat, tapi yang tahu melindungi yang dicintai. Dan jalan yang paling sulit, kadang itu jalan yang paling berharga."

Dia diam sejenak, baca ulang quote itu. Rasanya ada yang terasa hangat di dada. "Terima kasih," ucapnya dengan suara yang lebih lembut.

"Sampe jumpa lagi, ya — kalo kamu gak keluar dari pesantren dalam seminggu," ujar Angela sambil tersenyum dan pergi.

Raka menatap jalan yang Angela lewati, lalu melihat amplop surat penerimaan di tangan nya. Dunia pedang yang dia benci — tapi mungkin, seperti yang tulis Angela, jalan itu punya makna tersendiri?

"Besok pagi kita berangkat," ucap ayah di sampingnya.

Raka menghela napas panjang. "Baiklah, Pa. Tapi janji — gue masuk cuma buat buktikan bahwa bakat gue bukan cuma soal pedang."

Tetapi di dalam hatinya, dia tahu: perjalanan yang benar-benar baru, yang penuh dengan pedang, aturan, dan mungkin juga cinta yang tak terduga, sudah mulai.