š„ CHAPTER 7 ā "Sekte Arvendale, Teknik Martial Bulan & Bayangan yang Mengincar Lyanna"
(MC: Damien Valtreos)
---
š Lanjutan dari adegan terakhirā¦
Damien melangkah keluar dari penginapan, udara pagi menerpa wajahnya. Lyanna berjalan di sampingnya, sesekali menatap Damien seolah masih tidak percaya bahwa dia baru saja melakukan breakthrough begitu mudahnya.
"Damienā¦"
Lyanna menatapnya ragu.
"Apa kau yakin kita harus pergi ke⦠sekte itu?"
Damien mengangguk ringan tanpa menoleh.
"Sekte Arvendale. Suara itu bilang teknik Martial Bulan di sana akan membantuku membuka jalan ke Fragmen Lunar Pertama."
Suara misterius berbicara lirih di dalam kepalanya.
[Betul. Sekte ini menyimpan sebagian catatan kuno yang hilang. Mereka melatih 'Moon Vein Martial Art', turunan paling lemah dari teknikku. Tapi tetap berguna bagi fondasimu.]
Damien mendengus.
"Turunan paling lemah, ya? Berarti boleh ku ubah sesuka hati."
[Jika kau cukup pintar.]
Suara itu terdengar seolah menantang.
Lyanna berkedip.
"Kau bicara dengan suara itu lagi?"
"Ya."
"Dia⦠marah?"
"Tidak. Cuma sok penting."
Lyanna langsung tertawa kecil.
"ā¦Kau berani benar ngomong begitu ke entitas yang menyelamatkanmu."
Damien menjawab datar.
"Dia butuh aku lebih daripada aku butuh dia."
Hening sejenak.
Suara misterius terdiam, tapi Damien bisa merasakan dia memutar bola mata spiritualnya.
---
š Gerbang Sekte Arvendale
Sekte Arvendale terletak di puncak bukit. Bangunan besar dengan atap biru-perak berdiri megah, dihiasi simbol bulan sabit yang melingkar seperti cakar.
Para murid berjalan hilir mudik, mengenakan jubah putih dan perak.
Lyanna menatapnya kagum.
"Tempat ini⦠indah."
Damien hanya mengangguk pelan.
"Semoga mereka tidak menyebalkan."
Dua penjaga di depan gerbang menghentikan mereka.
"Urusan apa kalian di Sekte Arvendale?"
Damien mengeluarkan token dari suara misterius. Batu kecil itu berwarna hitam keperakan, dengan ukiran bulan gerhana.
Mata kedua penjaga melebar.
"I-Itu⦠Token Shadow Lunar?!"
Lyanna menatap Damien.
"Token apa itu?"
Damien cuma mengangkat bahu.
"Hadiah dari suara cerewet itu."
[Diam. Itu simbol otoritasku. Hanya pewaris atau murid pilihanku yang bisa memilikinya.]
Damien tersenyum samar.
"Lihat? Sok penting."
Penjaga buru-buru menunduk.
"M-maafkan kami! Silakan masuk!"
Damien lewat tanpa bicara. Lyanna mengikuti, masih bingung.
---
š Ruang Pelatihan Moon Vein
Seorang instruktur tua berjanggut abu-abu menatap Damien cukup lama.
"Token itu⦠berarti kau adalah murid istimewa. Jika begitu, aku akan memperlihatkan teknik dasar Moon Vein Martial Art."
Dia membentuk formasi dengan tangan.
"Moon Vein ā Silent Pulse."
Gelombang energi lembut menyebar, seperti riak cahaya.
Damien menutup mata, mencoba memahami struktur energi teknik itu.
Suara misterius mendengus.
[Teknik itu⦠terlalu kasar. Yang asli seperti aliran embun bulan, bukan riak sungai keruh.]
"Boleh aku coba?" tanya Damien.
Instruktur mengangguk.
Damien mengangkat tangan.
Energi perak-hitam berputar lembut, laluā
WUUUUSHHā
Gelombang energi halus tapi tajam menyapu ruangan, membuat jubah beberapa murid terangkat.
Instruktur terkejut.
"B-Bagaimana kau bisa⦠memperbaiki teknik itu hanya dengan sekali lihat?!"
Damien menjawab datar.
"Aku hanya menghapus bagian buruknya."
Lyanna menutup mulutnya menahan tawa.
"Kasar sekali kauā¦"
[Pemahamanmu⦠cukup bagus. Lanjutkan. Fragmen Lunar Pertama ada di bawah sekte ini, tepat di ruang bawah tanah. Tapi tempat itu sudah lama disegel.]
Damien mengerutkan kening.
"Maksudmu aku harus memecahkan segelnya?"
[Ya. Tapi jangan sekarang. Kau akan menarik perhatian.]
Damien menghela napas pelan.
"Baik."
---
āļø Sementara itu ā Bayangan Mengejar Lyanna
Di pinggiran kota Arvendaleā¦
Tiga anggota Bloodhound Unit berdiri di atas atap, jubah biru salju berkibar.
"Sumber aura Frostveil melemah. Dia pasti berada di dalam sekte."
"Kita tidak bisa menyerang sekte secara langsung. Kita tunggu dia keluar."
"Dan bocah berambut hitam itu?"
"Jika dia menghalangi⦠bunuh saja."
Namun pemimpin mereka menggeleng.
"Tidak. Perintah terakhir berbunyi: tangkap bocah itu hidup-hidup. Energinya terlalu misterius untuk diabaikan."
Mata mereka menyala dingin.
"Target akan segera keluar."
"Siapkan jebakan."
---
š Kembali ke Damien
Damien selesai mempelajari beberapa teknik dasar dan melangkah keluar dari aula latihan.
Lyanna berjalan di sampingnya, tampak lega.
"Damien, setelah ini apaā"
Damien menatap langit di atas gerbang sekte.
Aura dingin samar terasa.
"ā¦Kita diikuti."
Lyanna tersentak.
"Mereka⦠Frostvale?"
"Ya."
Damien menatap lurus ke depan.
Senyum dingin muncul di sudut bibirnya.
"Bagus. Aku sedang ingin latihan."
Suara misterius tertawa rendah.
[Akhirnya, kau mulai terdengar seperti pewaris yang layak.]
Damien meretakkan lehernya.
"Ayo. Mereka sebentar lagi muncul."
---
END CHAPTER 7
