Karina Anastasya Wijatmoko, ya itulah namaku. Nama yang di berikan oleh kedua orang tuaku Geraldi Wijatmoko, dan Candra Anastasya Wisesa.
Aku terlahir dari keluarga yg berkecukupan, Papa ku seorang CEO dan Mama ku seorang desainer ternama. Aku mempunyai 3orang adik, 2 lelaki dan 1 perempuan. Rolland, Secillia, dan Reinaldi.
Aku bersekolah di sebuah sekolah menengah atas swasta yang lumayan bergengsi.
Aku memiliki seorang sahabat yang sangat cerewet namun baik hati dan selalu mengerti aku.
Dia adalah Arina. Aku mengenal arina saat kami sama-sama duduk di bangku SMP.
Dari semua teman-teman ku arina lah yg paling dekat dengan org tuaku. Dan arinalah satu-satu nya sahabat ku yg mengetahui bahwa aku seorang indigo.
Indigo ini membuat ku tidak bisa beegerak banyak. Banyak hal yg bisa ku lihat,namun org lain tidak bisa melihatnya.
Terkadang mereka yg tidak tau mengolok ku dan menghinaku. Aku di bilang cewek gila, cewek setan, dan lain sebagainya.
Jika org melihat keluargaku, mereka berfikir aku adalah anak paling bahagia, karna memiliki seorang ayah dan ibu yg terbilang sukses, serta memiliki nama besar.
Namun kenyataannya karna indigo ini lah aku susah memiliki sahabat, teman dan pacar.
Awalnya menyakitkan, sangat menyakitkan. Namun itu semua berubah semenjak arin menjadi sahabatku . Dia memahamiku lebih dari saudariku sendiri.
Di rumah yang terbilang besar ini aku dan si bontot lah yang dapat merasakan kehadiran mereka. Mereka yang tak kasat mata. Mereka yang bergentayangan di mana-mana.
Hanya saja, akulah salah satu dari ke empat saudara ku yg bisa berkomunikasi dengan mereka dan menfetahui apa yang mereka inginkan.
Dan hal ini membuat saudara dan saudariku tidak suka.
Mereka selalu mencari cara untuk menjatuhkan ku.
Bahkan mencelakai ku. Namun aksi mereka selalu gagal. Karena makhluk makhluk itu selalu menolongku, dan memveritahu ku bahwa mereka akan berbuat sesuatu padaku.
Aku memiliki seorang lelaki yang aku dambakan di sekolah ku. Dia kakak kelas ku semdiri. Dia sangat Tampan, Dia pun Ketos di sekolah ku. Namanya Jordan. Jordan adalah Ketos yg paling dingin di sekolah. Jordan sendiri memiliki genk di sekolah. Atau kebanyakan anak-anak memyebut mereka denfan Sebutan Mavia Sekolah.
Tapi sesuai sih jika dikatakan Jordan Mavia sekolah, dengan Badannya yg Tinggi, putih, dan luar biasa. Bahkan kepala sekolahoun tidak bisa berbuat apa apa terhadap jordan. Aku menyukainya begitu saja. Tanpa aku tau bahwa dia telah berpacaran dengan salah satu kakak kelasku yg lain nya. Dan di situlah awal mula neraka cinta yg aku rasakan.
Sakit, cemburu, tertawa,bahagia, bahkan kesucianku terampas karnanya.
Dan Inilah Kisahku .....
___________________________________
Aku terbangun di saat mentari memasuki celah jendelaku. Terasa hangat dan menyejukan. Hingga aku pun harus bangun dari mimpi indahku tentangmu.
#tasya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Hooooaaaaammmm" aku menguap dan merelakskan semua persendianku.
"Oh god.... kenapa aku harus terbangun di saat dia ingin mencium ku." Kataku sambil berjalan menghambil handuk.
15 Menit Kemudian.....
Suara gedoran di pintu pun mulai terdengar oleh ku & memaksaku berhenti dari acaraku memanjakan kulit di air hangat.
"Tokk tokk tookk tokk"...
"Woooiii babi.... Bangunnn..... udah pagiiiii..." kata arin yg berada di luar pintu kamar mandi ku.
Yaaa arin sudah terbisa keluar masuk di dalam rumahku ini. Dan dia seperti itu karena kedua orang tuaku pun menganggap dia sebagai anaknya juga.
"Babi... Kamu itu yg babi. Orang lagi mandi enak-enak berendem malah di gangguin. Kenapa sih kamu itu selalu membuat mod ku tidak baik di pagi hari." Kataku mengomel saat keluar dari kamar mandi.
"Iya iya iyaaaaaaa.... tuan putri."
"Btw sya, lu tau gak kakak kelas kita yang putih, tinggi, cakep itu yg sering ama abang gue???"
"Yang mana?? Di sekolah kita ada 4orang tampan selain abang lo dengan ciri-ciri yg lo sebut, termasuk org yg ku suka."
"Naahhh.... ituuuu..... yg sering jalan bareng sma doi lu itu. Namanya siapa yaa???"
"Diihhhhh.... tumben lu nanyain cowok??? Kesambet lu???" Timpal tasya.
"Cuma nanya doank kali. Ah... lu mah netink mulu deh."
".... iya iyaa dehh aku kasi tau. Itu namanya kak Fajar. Fajar Stevanus." Jawab tasya yang sedang merapikan tatanan rambutnya.
"Naahhh udah siap niihh... yukkkk berangkat." Ajak tasya sambil menggeret tangan arin yang masih bengong.
"Pagiiiiii mama, papa, semuanya." Sapa tasya.
"Morning honey." jawab org tua tasya berbarengan.
"Pagi juga kakak ku yang cerewet." Jawab rey.
"Hmm... pagi jg." Timpal secil.
Dan seperti biasa tasya tidak mendapat sapaan balik dari adiknya yg nomer 2. Namun tasya gg perduli. Dan mengacuhkan nya.
"Pagii om... tante... dan semuanya." Sapa arin juga sebelum mereka duduk di meja makan.
"Pagiii beauty." jawab org tua tasya.
"Ayoo sarapan, Lalu berangkat sebelum kalian terlambat anak-anak." Perintah mama nya tasya.
Mereka pun sarapan dengan tenang. Setelah selesai, tasya dan arin pun berpamitan untuk langsung berangkat ke sekolah mereka.
Selama dalam perjalanan tasya hanya diam tidak berbicara sepatah kata pun, sampai padah akhirnya arina bertanya,
"Sya..... adik lu masih gitu aja yaa??" Tanya arin.
"Biarin deh rin, jangan mengganggunya. Lu tau kan kalo dia dan secil benci banget ma gue. Bahkan mereka berharap jika di lahirkan kembali mereka kagak mau jadi adek gue, serahim sama gue. Gue kadang bingung salah gue apa ke mereka."Jawab tasya dengan mata yg mulai berkaca-kaca.
"Sudah-sudah... jng di bahas lagi. i'm so sorry beb. Gue jadi ngebuat pagi lu semakin berantakan. Sorry ." Kata arin
"Gak apa-apa. Aku mau fokus Nyetir aja." Kata tasya dengan senyum manis khasnya.
Kurang lebih setelah menempuh perjalan selama 35 menit, arin dan tasya pun sudah berada di parkiran sekolahnya.
Tasya memarkirkan mobilnya tepat di sebelah kumpulan para Cogan sekolah atau mavia sekolah tadi, yang tidak lain dan bukan adalah Jordan in the genk.
Salah satu dari 5 lelaki itu pun memperhatikan gerak gerik tasya. Ya dialah adalah jordan.
Entah mengapa sejak saat tasya masuk di sekolah itu, jordan merasa bahwa tasya sangat susah di dekati, bahkan untuk berkenalan saja dia tak berani. Berbeda dengan anak anak lain yang bahkan dengan sengaja mencari perhatian jordan di saat berpapasan dengan jordan.
Tasya yang merasa di perhatikan pun menoleh,dan melihat jordan dengan wajah datar tanpa expresi. Tasya yg di juluki gadis kutub selatan itu hanya dia menatap tajam kepada jordan,walau dalam hatinya dia sangat sangat grogi.
"Yukkk rin, masuk ke kelas, aku malas melihat mereka, mereka menatap kita sedari tadi tanpa berhenti."
"Bukan mereka, tapi doi lu aja, hihihihii." Sahut arin dengan cekikikan khasnya.
Tak lama kemudian, bel pun beebunyi dan mereka semua masuk kedalam kelas untuk menghadapi segala macam pelajaran hari ini. Pelajaran yang sangat menguras tenaga dan pemikiran mereka.
BERSAMBUNG.....
