Cherreads

Chapter 8 - The Sibling Beneath the Rain

— Di bawah hujan yang sama, dua saudara Rainsfeld menapaki kanvas kenangan mereka sendiri.

🏛️ 1. Keluarga Rainsfeld di Hoshimachi

Keluarga Rainsfeld dikenal luas di Hoshimachi sebagai salah satu keluarga tua dan berpengaruh — keturunan arsitek dan pelukis yang berperan besar dalam perkembangan distrik Sakuramachi, kawasan seni dan budaya di kota pesisir itu.

Kediaman mereka, Rumah Rainsfeld, berdiri megah di atas bukit menghadap laut. Bangunannya bergaya campuran Barat-Jepang, dengan jendela besar menghadap cakrawala dan taman penuh ajisai biru yang bermekaran setiap musim hujan. Di situlah Allen Rainsfeld dan Erika Rainsfeld tumbuh besar — dua anak dari pasangan Richard Rainsfeld, arsitek legendaris Hoshimachi, dan Aizawa Yukino, pelukis terkenal yang karyanya pernah digelar di galeri kota Tokyo.

Rumah itu selalu dipenuhi warna: aroma minyak cat, suara piano dari ruang tamu, dan cahaya lembut dari kaca patri yang memantulkan warna senja.

Namun seiring waktu, warna-warna itu memudar.

🎨 2. Masa Kecil: "Warna yang Menangis di Atas Kanvas"

Erika lahir saat Allen berusia enam tahun. Ia adalah adik yang ceria, polos, dan selalu mengikuti ke mana pun kakaknya pergi.

Setiap kali hujan turun, mereka akan berlari ke studio ibunya — tempat di mana Aizawa Yukino melukis pemandangan Hoshimachi dengan sapuan warna lembut dan tema kenangan.

> "Setiap kenangan adalah sapuan warna di kanvas kehidupan,"

ucap ibunya setiap kali Erika menatap hujan di balik kaca jendela.

Kalimat itu menjadi warisan emosional keluarga Rainsfeld.

Namun kebahagiaan mereka tak bertahan lama.

Saat Erika berumur delapan tahun, ibunya meninggal karena penyakit paru-paru yang dideritanya lama. Hujan turun tanpa henti selama tiga hari — dan sejak itu, hujan menjadi hal yang membungkam bagi Allen.

Ia berhenti bermain musik, berhenti melukis, dan mulai belajar keras untuk melanjutkan nama besar keluarga.

Sementara Erika, justru menyalurkan dukanya ke dalam warna. Ia melukis setiap hari, berusaha "memanggil kembali" sosok ibunya lewat warna-warna lembut dan hujan kecil di atas kanvas.

🌧️ 3. Tahun-Tahun yang Membentuk Jarak

Ketika Allen berusia tujuh belas tahun, ayah mereka meninggal dalam kecelakaan kapal saat perjalanan bisnis ke luar negeri.

Sebagai anak laki-laki tertua, Allen dipaksa dewasa lebih cepat dari siapapun. Ia menjadi kepala keluarga, mengurus rumah besar itu, dan melanjutkan bisnis arsitektur sang ayah.

Erika, yang baru berusia dua belas tahun saat itu, mulai hidup lebih banyak dalam kesendirian — ia tumbuh di bawah bayang-bayang nama besar keluarga yang kini hanya tinggal sejarah.

Mereka berdua tinggal di rumah yang sama, tapi jarak di antara mereka semakin lebar.

Allen sibuk dengan proyek-proyek keluarga dan reputasi, sedangkan Erika larut dalam dunia lukisnya yang sunyi.

Terkadang, saat senja tiba, Erika masih menunggu kakaknya pulang dari kantor di pusat kota Hoshimachi. Ia akan duduk di balkon menghadap laut, sambil melukis.

Di lukisannya, selalu ada dua sosok berdiri di bawah payung yang sama — meski dalam kenyataan, hanya ada satu.

☕ 4. "Lima Tahun, dan Laut yang Tak Pernah Berhenti Berbisik"

Kini, Allen berusia dua puluh tiga tahun. Ia dikenal sebagai arsitek muda jenius, pewaris tunggal keluarga Rainsfeld.

Namun di balik reputasinya yang dingin dan sempurna, tersimpan kekosongan yang tak bisa ia isi dengan penghargaan apa pun.

Ia jarang kembali ke rumah lamanya — terlalu banyak kenangan di setiap sudutnya. Tapi suatu sore, ketika menerima kabar bahwa rumah keluarga Rainsfeld akan direnovasi menjadi galeri seni publik, Allen memutuskan untuk pulang ke Hoshimachi.

Erika kini berusia tujuh belas tahun, gadis yang beranjak dewasa di antara debu kenangan dan aroma hujan.

Ia mengelola studio kecil di taman bawah, tempat anak-anak belajar melukis, tempat yang dulu menjadi studio ibunya.

Saat Allen kembali, ia menemukan Erika sedang melukis di bawah pohon sakura basah — wajahnya teduh, namun matanya menyimpan sesuatu yang jauh lebih dalam dari sekadar kesedihan.

> "Kau kembali, Onii-chan?"

suaranya lembut, nyaris tak terdengar di antara suara hujan.

"Kupikir kau sudah melupakan warna kota ini."

Allen menatapnya lama. Hujan mengguyur ringan di atas payung yang ia pegang, menetes ke ujung jarinya.

> "Aku mencoba melupakannya," katanya pelan, "tapi Hoshimachi selalu memanggilku lewat hujan."

🌅 5. "Kanvas yang Tak Pernah Kering"

Hari-hari berikutnya berjalan perlahan. Allen membantu Erika memperbaiki studio lama — mengganti papan kayu yang rapuh, mengecat ulang dinding yang berlumut, dan menggantung kembali lukisan-lukisan tua milik ibu mereka.

Setiap malam, mereka duduk di balkon yang sama, menatap laut yang tak pernah berubah.

Erika akan melukis, dan Allen hanya duduk diam, mendengarkan suara ombak dan aroma cat yang menenangkan.

Suatu malam, Erika bertanya:

> "Onii-chan, kalau hidup ini kanvas… apa kau merasa warnamu sudah pudar?"

Allen terdiam lama sebelum menjawab,

> "Aku rasa… aku berhenti melukis sejak Ibu pergi. Tapi mungkin… sekarang aku bisa mulai lagi."

🕊️ 6. Epilog: "The Sibling Beneath the Rain"

Beberapa bulan kemudian, saat Festival Musim Panas Hoshimachi, dua lukisan terpajang di galeri utama keluarga Rainsfeld yang baru dibuka kembali.

Lukisan pertama karya Allen berjudul "The House That Waited."

Lukisan kedua karya Erika berjudul "The Rain That Remembered."

Keduanya saling berdampingan, seolah berbicara satu sama lain tanpa kata.

Di bawahnya tertulis sebuah kalimat:

> "Hujan turun dua kali di hidup kami — sekali untuk pergi, dan sekali untuk kembali.

Tapi warna yang tertinggal di kanvas… akan selamanya milik keluarga Rainsfeld."

More Chapters