Cherreads

The world after attacked vampire's

RaxzThooth
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
40
Views
Synopsis
Deandra seorang mahasiswa sedang mengikuti sebuah acara reuni dengan teman-teman semasa SMA, tiba-tiba saja sesuatu yang aneh terjadi. Novel terkenal dan diketahui oleh semua orang menjadi sebuah kenyataan, namun ada sesuatu yang berbeda dan agak menyimpang dari alur novel terjadi. Deandra terkejut mengetahui bahwa itu bukanlah alur yang terjadi pada novel yang diketahui semua orang, melainkan sebuah webnovel dari novel itu, yang mana cerita lebih gelap dari diketahui. Satu-satu persatu tantangan muncul dan membuat Deandra harus bertahan hidup dengan temannya. Sebuah petualangan didunia pasca apocalipse demi tujuan bertahan hidup dan mencari sebuah kebenaran dimulai!
Table of contents
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Pemandangan yang mengerikan ditengah sunyinya langit malam. Malam ini berbeda dari biasanya, langit yang biasanya hitam nan gelap berubah menjadi merah seperti darah yang baru keluar dari tubuh makhluk hidup.

Bangunan-bangunan yang berada ditengah kota telah hancur dan sekarang telah menjadi sebuah puing-puing yang ditutupi oleh sedikit lumut, tidak sering pula asap keluar dari puing-puing tersebut.

Darah memenuhi tanah yang membuat genangan-genangan berbau amis nan menyengat.

Darah itu berasal dari tumpukan-tumpukan mayat dengan bagian tubuh yang hilang dan tertusuk oleh senjata tajam seperti pedang.

Potongan-potongan tubuh manusia mulai dari kepala, jari, kaki, atau organ dalam berceceran dimana-mana seolah dicabik dan dirusak secara paksa oleh sesuatu yang sangat tajam.

Itu semua tersebar dimana-mana.

Keji, mengerikan, menyakitkan— semua perasaan terlukis saat melihat dan merasakan pemandangan ini, bak lukisan yang benar-benar buruk dan tidak ingin dilihat sedetikpun.

Bahkan oleh dirinya manusia terakhir yang masih hidup hingga saat ini, seseorang yang melihat akhir dari dunia dan terus menerus kehilangan sesuatu yang berharga, sampai-sampai kehilangan jati diri karena terus menerus menyalahkan diri atas semua yang telah terjadi.

Hingga saat ini dia masih berdiri dengan tegak menghadap serta melawan sesosok kejahatan mutlak yang mengancam dunia, tidak, melainkan menghancurkan dunia berada pada hadapannya.

Sosok dengan jubah yang melambai-lambai dan tidak adanya kata penyesalan yang keluar dari mulutnya, ekspresinya tidak berubah melihat pemandangan yang penuh akan mayat, bahkan tubuhnya tidak gentar sedikitpun dan anehnya menunjukan sebuah ekspresi gembira, senang, bahagia melihat apa yang tengah terjadi.

Sesosok makhluk abadi yang disebut sebagai raja dari para vampire.

“Kau.... tidak ingin menyerah dengan apa yang telah terjadi?” Raja vampire menatapnya dengan tajam dan senyum tipis terukir pada ujung bibirnya.

“.....”

Dia mengabaikan sepenuhnya ucapan raja darinpara vampire tersebut dan memilih untuk tetap diam karena ucapannya bisa saja makin memprovokasi dan membuatnya mati begitu saja.

Bagi raja vampire memberikan sebuah kematian padanya adalah hal yang mudah, namun raja vampire tidak melakukannya karena dia ingin menikmati suasana saat ini atau dengan kata lain menikmati setiap penderitaan yang dia— manusia terakhir rasakan.

“Haha.... bagus, jika kau menyerah begitu saja itu akan membosankan! Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Menyerang ku begitu saja? Atau kabur dan membuat berbagai rencana untuk membunuhku? Ya.... Apapun pilihanmu itu pada akhirnya kau akan mengalami sebuah kematian, kematian yang sangat cocok dengan mu adalah—”

Woosh!

Dia melempar sesuatu kearah raja vampire, sebuah belati melesat dan hampir mengenai mulut dari raja vampire, belati itu berhasil ditahan dengan sebuah darah yang menyerupai jaring laba-laba.

Raja vampire mengambil belati itu lalu meremukkannya dengan tangan kosong dan hancur lalu terbakar menjadi abu.

Emosi marah mengalir keluar, alisnya mengkerut, dan nafsu untuk membunuh keluar seolah hilang kendali.

Dalam senyap dan amis aroma darah yang menyengat, tanah mulai bergetar dengan kencang. Darah dari para mayat keluar dari tubuh asalnya dan menguap, genangan-genangan darah juga menguap lalu berkumpul pada satu titik.

“Beraninya.... beraninya kau yang seorang manusia mengganggu sang raja berbicara!” Dibelakangnya darah-darah tersebut berubah menjadi berbagai senjata seperti pedang, kapak, anak panah, tombak dan trisula.

“Sepertinya kau sudah bosan untuk hidup, ya? Padahal aku sudah repot-repot mengulur waktu agar kau hidup lebih lama, tapi.... kau membuat sebuah kesalahan yang tidak dapat dimaafkan begitu saja.” Raja vampire melanjutkan berbicara dan pandangannya berubah.

Pada akhirnya hanya kematian yang menungguku, jadi walau dia berencana untuk membiarkanku hidup lebih lama itu sama saja dengan dia mengasihani ku.

Tidak sudi–aku tidak sudi dikasihani makhluk yang menghancurkan dunia dan hanya menikmati serta tertawa diatas penderitaan manusia.

Dia mengangkat pedang miliknya dan mengarahkannya pada raja vampire.

“Tidak usah banyak basa-basi vampire bodoh! Sangat memuakkan mendengarmu berbicara dan mengasihani diriku....”

“Apa?!” Raja vampire semakin marah dan kesal mendengar ucapannya.

“Kau tidak mendengarkan? Kubilang memuakkan mendengar dan menatap wajah bodohmu itu.” Dia melanjutkan dan memprovokasi dengan mudahnya, sepertinya raja vampire berhasil diprovokasi.

Siap atau tidak yang menunggu didepannya adalah sebuah pertarungan antara dirinya dengan raja vampire dan mungkin ini adalah pertarungan terakhir baginya, bagi umat manusia juga tentunya.

“Memang, sepertinya kau sudah bosan untuk hidup ya? Baiklah kalau begitu, sebagai raja dari vampire! Aku ######### akan menghancurkan dan membunuhmu dengan rasa sakit yang luar biasa!”

Dia melesat dan menerjang dengan pedang yang digenggam oleh kedua tangannya, sementara raja vampire tidak menunjukkan emosi marah kembali dan lebih memilih memasang senyum tipis lalu mengarahkan tangannya kedepan sebagai isyarat peluncuran senjata yang berada dibelakangnya.

Pertarungan antar keduanya telah berakhir.

Bruk!

Dia terjatuh dan terkapar dengan keadaan yang tidak berdaya, sesekali dia muntah darah dan darah keluar dari kedua matanya.

Pedangnya terbelah dua, tubuhnya tertusuk oleh pedang darah raja vampire dan menyebabkan sebuah pendarahan yang fatal. Darah menyebar membuat sebuah genangan, suhu tubuh menurun dan pendangannya mulai kabur secara perlahan.

Sementara sang raja vampire tidak terluka sedikitpun dan malah merasakan sebuah kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

“Kekeke.... pada akhirnya kematian seperti inilah yang kau pilih, ya?....” Raja vampire terus mengagungkan kekuatan namun hal itu tidak didengar olehnya.

Dalam hatinya dia berpikir bahwa semua ini akan berakhir, dia yang tersisa bahkan merasa belum cukup kuat dan malu dengan kondisi kekalahannya, perjuangannya seolah diinjak-injak dihadapan raja vampire.

Sial.... Kuat sekali, aku bahkan tidak dapat menggoress sedikitpun dan aku merasa seolah-olah sedang dipermainkan. Sial.... beginikah akhirnya.... Apa aku.... belum cukup kuat? Ah.... Benar sekali, rupanya aku belum cukuplah kuat. Sial.... kenapa hal seperti ini terjadi? Kenapa? Dalam hatinya dia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri, menyalahkan dirinya yang tidak cukup kuat untuk melawan.

Step! Step! Step!

Raja vampire berjalan kearahnya dan berjongkok tepat didepan wajahnya sembari berkata, “Lihatlah ekspresi wajahmu saat ini....”

Raja vampire mencekik lehernya dan mengangkatnya keudara dengan mudahnya.

“Apa–" Bahkan berbicara baginya cukuplah menyakitkan.

“Hahaha.... Kau membuat ekspresi yang bagus, manusia!”

“Kghh, apa dengan ini kau sudah puas menginjak-injak perjuangan serta pengorbanan dari para manusia yang kau anggap remeh?” Dia bertanya sebuah pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya bahkan untuk dirinya sendiri.

Dia hanya ingin mencoba memastikan bahwa apa yang ada dipikiran adalah kenyataan.

“Apa yang kau maksud? Jika yang kau maksud adalah hal-hal remeh seperti —”

Tentu saja dia akan menjawab seperti itu, aku sudah tau jawabannya.... hanya saja aku ingin mendengar langsung dari mulutnya. Rasa sakit jika terus menerus mendengar ocehan seperti itu, sial.... kenapa selalu saja berakhir seperti ini?

“....Hmm– sudah cukup bagiku untuk melihatmu menderita seperti ini. Sepertinya aku sudah bosan melakukan berbagai hal dengan mu.” Raja vampire melemparnya begitu saja.

Dia memandang raja vampire dengan sebuah tatapan yang penuh penyesalan—penyesalan dirinya tidak dapat melindungi teman seperjuangannya, penyesalan tidak menjadi kuat, penyesalan tidak dapat memenuhi setiap harapan-harapan yang ditujukan untuknya.

Benar-benar berakhir, ya? Berakhir seperti ini rasanya sungguh aneh, jika saja.... jika saja aku diberi sebuah kesempatan, kesempatan untuk mengubah takdir mungkin aku dapat membawa sebuah kebahagiaan untuk semua orang–

Raja vampire membuat senjata dari darahnya dan berupaya mengakhiri hidupnya dengan cara itu.

“Akan kuberi kau kesempatan, katakanlah kata-kata terakhirmu....” Raja vampire menahan setiap gerakan dari senjata yang ada.

Kata-kata terakhir, ya? Tidak ada yang dapat kukatakan dalam keadaan seperti ini. Jika mungkin, maka aku berharap bahwa kesempatan kedua akan datang padaku.

“.... Kedua– sebuah kesempatan kedua. Jika aku memilikinya maka aku pasti dapat mengubah takdir ini, takdir yang kejam dan tidak berperasaan.”

“Begitu.... kesempatan kedua, ya? Terserah dirimu, jika memang kau diberi kesempatan kedua.... pada akhirnya takdir tidak dapat diubah, kau akan tetap berakhir seperti ini, tidak, manusia akan tetap musnah dan vampire akan berkuasa di daratan!”

Senjata itu mulai melesat, mengarah pada dirinya dengan cepat.