Cherreads

Rumah Sakit yang Terbengkalai

iconplay_starwin
21
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 21 chs / week.
--
NOT RATINGS
409
Views
Synopsis
Dulunya sebuah fasilitas canggih, kini tinggal puing-puing yang membusuk. Rumah Sakit Terbengkalai berdiri di tepi kota, lorong-lorongnya bergema bisikan-bisikan masa lalu. Ketika sekelompok penyelidik masuk untuk mengungkap rahasianya, mereka menemukan sesuatu yang jauh lebih gelap daripada yang pernah mereka duga. Ruangan-ruangan terbengkalai itu tidak kosong, dan hantu-hantu masa lalu masih berkeliaran di lorong-lorongnya. Apa yang terpendam di balik dinding-dinding yang runtuh jauh lebih buruk daripada yang bisa dibayangkan siapa pun—sebuah sejarah yang dipenuhi kebohongan, dan sebuah entitas yang tak pernah pergi.
VIEW MORE

Chapter 1 - Rumah Sakit Yang Terbengkalai

Chapter 1: Panggilan Malam

Sudah hampir satu bulan sejak Clara menerima tawaran untuk mengeksplorasi Rumah Sakit Abandoned, sebuah rumah sakit tua yang terletak di luar kota. Letaknya terpencil, jauh dari peradaban, dengan jalanan rusak yang mengarah ke bangunan besar yang sudah lama terbengkalai. Dari luar, rumah sakit itu tampak seperti bangunan tua biasa, namun bagi Clara, itu adalah tempat yang penuh misteri.

Rumor mengenai rumah sakit itu telah beredar luas selama bertahun-tahun. Orang-orang mengatakan bahwa rumah sakit ini dulu adalah tempat yang terkenal untuk perawatan medis, hingga tiba-tiba ditutup setelah serangkaian peristiwa aneh terjadi. Beberapa mengklaim bahwa para pasien di rumah sakit itu tidak hanya dirawat, tetapi juga diujicobakan dengan eksperimen medis yang tidak manusiawi.

Clara adalah seorang jurnalis investigasi, terkenal dengan kemampuannya mengungkap kebenaran di balik kisah-kisah yang terlupakan. Saat ia menerima email anonim berisi peta dan undangan untuk mengungkapkan rahasia di balik Rumah Sakit Abandoned, ia tidak ragu untuk menyelidikinya lebih lanjut.

Pada malam pertama perjalanan mereka, Clara dan timnya, yang terdiri dari fotografer Daniel, ahli paranormal Eva, dan teknisi video Lucas, akhirnya tiba di pintu gerbang rumah sakit. Angin malam terasa dingin, dan langit gelap seperti tidak ada bintang yang terlihat. Tanpa satu kata pun, mereka membuka gerbang yang berkarat dan berjalan menuju bangunan yang tampak menakutkan.

"Ini seperti dari film horor," kata Lucas, sambil menyalakan lampu senter yang menerangi jalannya.

Clara mengangguk. "Kita akan menemukan jawabannya di sini. Tetapi ingat, ini lebih dari sekadar cerita hantu. Ada sesuatu yang jauh lebih gelap yang terjadi di sini."

Eva, yang lebih sensitif terhadap energi paranormal, memandang sekeliling dengan cemas. "Aku merasakannya," katanya pelan, "Ada sesuatu di dalam sana. Sesuatu yang tidak seharusnya ada."

Mereka melangkah lebih dalam, melewati gerbang utama yang terbuka. Pintu rumah sakit yang besar dan tertutup rapat itu sudah lama tidak terbuka. Di dalam, udara terasa berat, penuh dengan bau busuk yang sudah lama menempel di dinding-dinding lusuh. Langkah kaki mereka menggema di lorong panjang, seakan seluruh tempat itu hidup, menunggu kedatangan mereka.

Setiap langkah terasa semakin gelap. Dinding yang dulunya putih, kini berlumuran kotoran, dengan noda-noda darah yang sulit dijelaskan. Di beberapa tempat, cat terkelupas, mengungkapkan beton yang mulai retak.

"Ayo lanjutkan, ini hanya awal," ujar Clara dengan suara tegas, berusaha menenangkan diri dan timnya. Namun meskipun kata-katanya penuh kepercayaan diri, ia pun merasa tidak nyaman.

Mereka sampai di sebuah ruangan besar yang dulunya mungkin adalah ruang tunggu. Bangku-bangku tua teronggok di sudut ruangan, sementara jendela-jendela yang sudah pecah hanya menyisakan bingkai berkarat. Tetapi yang paling mengganggu adalah suasana yang aneh—sebuah rasa kehadiran yang tidak bisa dijelaskan.

"Ini... ini aneh," kata Daniel, sambil memotret ruangan itu. "Seperti ada sesuatu yang sedang mengamati kita."

Saat Clara mengedarkan pandangannya ke sekitar, matanya tertuju pada papan pengumuman yang tergantung di dinding, namun tulisan di atasnya tampak kabur, hampir tidak terbaca. Ia mendekat, mencoba untuk membaca tulisan yang samar.

Tiba-tiba, ada suara gemerisik dari arah belakang mereka.

"Kalian mendengarnya?" tanya Clara dengan suara cemas.

Semua anggota tim terdiam, mendengarkan dengan seksama. Suara itu semakin jelas, seperti langkah kaki yang mendekat dari dalam koridor gelap di ujung ruangan.

Tiba-tiba, Eva terjatuh, seolah ditarik oleh sesuatu yang tidak terlihat. "Ada yang menarikku," teriaknya, memegang lantai yang dingin. Semua orang segera berlari ke arahnya, namun saat mereka mencapai tempat Eva terjatuh, tidak ada apa-apa di sana—hanya lantai dingin yang kosong.

"Ini bukan hanya soal rumah sakit terbengkalai. Ada sesuatu yang lebih dari itu," kata Clara dengan napas terengah-engah. "Kita harus keluar dari sini. Sekarang."

Namun, pintu yang mereka lewati tadi sudah terkunci. Tidak ada jalan keluar.

Mereka terjebak.

Dan mereka baru saja memasuki jantung kegelapan yang menyembunyikan rahasia lama—sebuah tempat yang tak hanya terbengkalai oleh waktu, tetapi oleh kisah-kisah yang lebih mengerikan dari yang mereka bayangkan.