Cherreads

Chapter 25 - Bab 25: Serangan di Benteng Waktu

Benteng terbang Vandal Savage, sebuah relik brutal dari masa lalu yang dipadukan dengan teknologi anomali, melayang mengancam di atas Atlantik, mengganggu cuaca dan memancarkan gelombang energi kronal yang membuat realitas di sekitarnya beriak. Di dek jembatan Aethel Tech, dua tim pahlawan menyusun strategi.

"Savage tidak akan mengharapkan kita bekerja sama," kata Batman, menunjuk pada skema benteng yang dibuat berdasarkan ingatan JSA. "Kita akan menggunakan itu sebagai keuntungan. Kita akan membagi diri menjadi tiga tim serang."

Rencananya sederhana namun berisiko tinggi:

Tim Alfa (Serangan Utama): Superman, Wonder Woman, Commander Steel, dan Hal Jordan. Tugas mereka adalah menembus pertahanan luar benteng dan menghadapi Savage secara langsung, menciptakan pengalih perhatian utama.

Tim Beta (Infiltrasi & Sabotase): Batman, Hawkgirl, Alan Scott, dan The Flash (Barry Allen). Mereka akan menyusup secara diam-diam untuk melumpuhkan sumber tenaga benteng, yang diyakini sebagai inti dari mesin waktu Savage.

Tim Gamma (Dukungan & Penahanan): Martian Manhunter, Aquaman, Cyborg, Doctor Fate, dan The Flash (Jay Garrick). Mereka akan tetap di luar, menahan pasukan Savage yang mungkin keluar dari benteng dan melindungi jalur pelarian. Aquaman akan menangani ancaman dari bawah laut yang mungkin diciptakan Savage, sementara Doctor Fate akan bekerja untuk menstabilkan celah waktu dari luar.

Daniel Vance dan Elara akan mengoordinasikan semuanya dari Aethel Tech, memberikan data real-time dan dukungan taktis. Bagi Daniel, ini adalah ujian terbesar bagi rencananya. Ia mempercayakan keselamatan dunia dan keponakannya pada aliansi yang baru terbentuk ini.

Pertempuran pun dimulai. Tim Alfa melesat seperti anak panah berwarna-warni menembus badai. Superman dan Commander Steel menjadi ujung tombak, menghancurkan meriam-meriam otomatis, sementara Hal Jordan menciptakan konstruksi perisai raksasa untuk menahan tembakan balasan. Wonder Woman, dengan pedang dan laso, bergerak dengan keanggunan mematikan, melumpuhkan jet-jet tempur kuno yang keluar dari hanggar.

Sementara itu, Tim Beta, diselubungi oleh bayangan yang diciptakan oleh cincin Alan Scott, berhasil mendarat di bagian bawah benteng. Batman memimpin mereka melalui koridor-koridor gelap. "Alan, energimu berbasis sihir. Hawkgirl, metal Nth-mu melawan gravitasi. Gunakan itu untuk mengacaukan sensor mereka," bisik Batman. Mereka bergerak seperti hantu, melumpuhkan penjaga satu per satu.

Di ruang tahta, Vandal Savage tertawa. Ia menyaksikan kedatangan Tim Alfa di monitornya. Ia mengenakan baju zirah canggih, dan di sisinya berdiri sebuah artefak yang berdenyut dengan kekuatan: Jantung Keabadian, perangkat yang ia coba aktifkan. "Para pahlawan bodoh," desisnya. "Kalian datang tepat ke perangkapku. Aku tidak hanya menarik bentengku, aku menariknya dari momen kemenangan terbesarku. Di sini, aku adalah dewa!"

Superman mendobrak pintu ruang tahta. "Sudah berakhir, Savage!" "Berakhir?" Savage tersenyum sinis. "Ini baru saja dimulai, Putra Krypton."

Pertarungan epik pun pecah. Superman berhadapan langsung dengan Savage yang kekuatannya ditingkatkan oleh teknologi benteng. Wonder Woman dan Commander Steel melawan pasukan elitnya. Namun, ada yang aneh. Kekuatan Superman terasa sedikit melemah. "Benteng ini... memancarkan radiasi matahari merah sintetis tingkat rendah," teriak Hal Jordan sambil menahan serangan energi. "Cukup untuk membuatmu tidak berada di puncak kekuatan!"

Di ruang mesin, Tim Beta menemukan inti tenaga: sebuah bola energi kronal yang berputar liar, ditahan oleh teknologi dan mantra kuno. "Itu dia!" seru Barry. "Jika kita menghancurkannya, seluruh tempat ini akan runtuh!" "Kita tidak bisa menghancurkannya," kata Batman. "Energi yang dilepaskan akan merobek waktu lebih parah. Kita harus membalikkan polaritasnya, mengirim benteng ini kembali ke masanya."

Tiba-tiba, dari bayang-bayang, muncul seorang ksatria lapis baja dengan pedang energi. "Ayahku sudah menduga akan ada penyusup." Dia adalah Scandal Savage, putri Vandal yang setia. Pertarungan kedua pun terjadi di jantung benteng.

Dari Aethel Tech, Daniel menyaksikan semua ini dengan napas tertahan. Kekuatan Clark yang berkurang membuatnya khawatir. Ia melirik Elara, yang sedang bekerja keras dengan Cyborg untuk menemukan cara menetralisir radiasi matahari merah dari jarak jauh. "Ayah, aku menemukan sesuatu," kata Elara tiba-tiba. "Energi kronal yang digunakan Savage... ia tidak stabil karena ditarik dari dua titik waktu yang berbeda: era JSA dan era lain yang jauh lebih tua... era Krypton."

Jantung Daniel serasa berhenti berdetak. Krypton? "Savage tidak hanya tahu tentang Krypton," lanjut Elara dengan cemas. "Dia memiliki fragmen Sunstone Kryptonian, dan dia menggunakannya untuk memperkuat inti waktunya!"

Daniel kini mengerti. Ini bukan lagi hanya tentang menyelamatkan Bumi. Ini tentang masa lalunya yang kembali menghantuinya. Savage, sang kolektor sejarah, entah bagaimana telah mendapatkan teknologi dari planetnya yang telah hancur. Ini bersifat pribadi.

"Elara," kata Daniel dengan suara tegas yang jarang ia gunakan. "Berikan aku kendali atas sistem perisai Aethel Tech. Alihkan sebagian energinya ke proyektor partikel utama. Aku punya ide."

Sementara pertempuran berkecamuk, Daniel Vance, sang penjaga bayangan, bersiap untuk melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya: campur tangan secara langsung, meskipun dari jauh. Ia tidak akan membiarkan warisan Krypton disalahgunakan oleh seorang tiran, dan ia tidak akan membiarkan keponakannya jatuh. Tirai di mana ia bersembunyi selama ini akan segera tersingkap sedikit.

More Chapters