Cherreads

Chapter 10 - Bab 10: Di Balik Seragam

Waktu berlalu begitu cepat.

Tanpa terasa, semester terakhir tiba. Spanduk kelulusan mulai dipasang di depan gerbang sekolah. Siswa-siswi sibuk menulis pesan di baju seragam masing-masing. Tawa, air mata, dan kenangan bergumul menjadi satu dalam hari-hari terakhir yang tak akan pernah terulang.

Tara berdiri di koridor lantai dua, memandangi lapangan dari kejauhan. Suasana yang biasanya riuh kini terasa tenang, seolah menunggu sesuatu yang belum selesai.

"Kamu kelihatan sendu."suara Rayhan muncul dari belakang.

Tara tersenyum tanpa menoleh.

"Bukan sendu. Cuma… bingung harus bersyukur atau sedih."

Rayhan berdiri di sampingnya.

"Kamu udah jauh dari yang dulu. Bukan cuma siswi pendiam di pojok kelas."

"Dan kamu bukan lagi cowok populer yang semua orang kira nggak punya beban."

Mereka saling menatap, lalu tertawa pelan.

Upacara kelulusan dimulai. Para siswa duduk rapi di barisan. Guru-guru memberikan ucapan selamat. Kepala sekolah memberi pidato panjang seperti biasa.

Tapi bagi Tara dan Rayhan, ini bukan sekadar perpisahan.

Ini adalah penutup lembar lama… dan pembuka cerita baru.

Setelah upacara, mereka duduk di bawah pohon flamboyan di halaman sekolah—tempat yang tak sengaja menjadi saksi banyak percakapan penting mereka.

Rayhan membuka seragamnya, memperlihatkan kaus putih yang bertuliskan tulisan spidol dari teman-teman. Tapi di dada kirinya, hanya ada satu tulisan:

"Terima kasih, Tara. Karena membuatku berani menjadi manusia."

Tara menunduk, matanya berkaca-kaca. Ia menunjukkan bagian belakang seragamnya. Ada satu kalimat juga, ditulis dengan huruf kecil:

"Aku nggak pernah ingin menonjol. Tapi aku juga nggak ingin lagi bersembunyi."

Rayhan memegang tangan Tara.

"Setelah ini… kita bakal ke universitas beda. Hidup bakal sibuk. Mungkin jarang ketemu."

Tara mengangguk pelan.

"Tapi aku percaya. Kalau kita memang berjalan ke arah yang sama… kita akan ketemu lagi."

Rayhan menatapnya dalam.

"Atau… kita bisa jalan ke sana bareng."

Tara menahan senyum.

"Tapi kali ini, nggak di balik seragam."

Rayhan mengangguk.

"Di balik keberanian."

Hari itu ditutup dengan langit sore yang hangat, tawa lepas, dan langkah perlahan menuju gerbang sekolah—tempat segalanya dimulai.

Mereka tidak tahu seperti apa masa depan. Tapi satu hal yang pasti…

Cinta dan rahasia tak lagi tersembunyi.

Karena sekarang, mereka memilih berjalan… bersama.

TAMAT

More Chapters