Cherreads

Chapter 7 - Ibu Tiri yang Baik Hati

Bab 7: Rumah yang Bernyawa

Matahari pagi bersinar cerah, menyinari ruang makan yang dulu sunyi—kini dipenuhi tawa kecil dan suara sendok beradu di piring. Diah sedang menuangkan jus jeruk ke gelas, ketika Andra menghampiri dari belakang dan menyentuh pundaknya lembut.

"Selamat ulang tahun," bisiknya.

Diah tersenyum kecil. "Terima kasih, Mas. Tapi… aku gak minta apa-apa hari ini. Cukup melihat Nadine dan Raka tersenyum, itu hadiah terbaikku."

Andra menatapnya dengan kagum. "Tapi kali ini… izinkan kami yang memberi hadiah."

Satu jam kemudian, Diah dipanggil ke taman belakang.

Di sana, Nadine dan Raka sudah berdiri dengan canggung tapi antusias. Di tangan Nadine, ada kotak kecil dengan pita ungu. Raka menggenggam selembar kertas gambar.

"Ini… dari kami," kata Nadine pelan.

Diah membuka kotaknya perlahan. Isinya sebuah liontin sederhana berbentuk hati. Di dalamnya, terukir tulisan kecil:

"Terima kasih sudah menjadi Ibu ketika kami membutuhkannya."

Tangis Diah pecah seketika.

Raka menyerahkan gambar buatannya—kali ini lengkap dengan tulisan besar di atasnya:

"Keluarga Kami"

Ada gambar rumah, bunga, langit biru… dan di tengahnya, Diah berdiri sambil memeluk Nadine dan Raka, dengan senyum lebar.

Sore harinya, mereka mengadakan makan kecil-kecilan. Bukan pesta besar, hanya makanan rumahan yang dimasak bersama. Nadine bahkan membuatkan kue ulang tahun pertamanya.

"Gak sebagus kue toko," katanya gugup.

"Justru ini kue terenak yang pernah aku cicipi," jawab Diah, memeluknya erat.

Saat malam tiba dan anak-anak sudah tidur, Andra dan Diah duduk berdua di teras.

"Kamu tahu, dulu aku gak yakin bisa jatuh cinta lagi," ucap Andra perlahan. "Tapi kamu gak cuma membuatku jatuh cinta… kamu menyembuhkan rumah ini."

Diah menggenggam tangannya. "Aku juga gak yakin bisa diterima. Tapi mereka memilihku… bukan karena aku menggantikan siapa pun, tapi karena aku mencintai mereka, apa adanya."

Andra tersenyum.

Dan di malam ulang tahun itu, di bawah langit yang penuh bintang, rumah itu tak lagi hanya sekadar bangunan…

Rumah itu hidup.

Bernyawa.

Penuh cinta.

TAMAT

More Chapters