Genre: Game Fiction – Drama – Psikologi – Digital Strategy
Bab 1 – Kekalahan Beruntun
Namaku Gema. Dalam dua minggu terakhir, aku hanya mengalami satu hal: kekalahan. Di layar, angka saldoku terus menurun, sementara notifikasi kemenangan pemain lain terus bermunculan. Aku mulai mempertanyakan keputusan untuk bermain di KOTAGG. Apakah aku memang tidak cocok dengan dunia ini? Atau hanya belum menemukan caraku sendiri?
Suatu malam, setelah kalah berturut-turut, aku memutuskan untuk berhenti. Bukan menyerah. Tapi menarik diri untuk memahami satu hal: mengapa aku selalu kalah?
Bab 2 – Meninjau Kembali Permainan
Aku membuka kembali riwayat permainanku. Ada pola yang mulai terlihat. Aku terlalu tergesa-gesa. Terlalu sering mengganti permainan. Setiap kali merasa kalah, aku panik dan berpindah ke game lain, berharap hasil berbeda.
Aku lupa bahwa kekacauan bukan datang dari sistem, tapi dari pikiranku sendiri.
Keesokan paginya, aku duduk tenang. Kuambil buku kecil dan mulai mencatat: game dengan RTP tertinggi, waktu terbaik untuk bermain, frekuensi kemenangan berdasarkan hari. Perlahan, aku mulai menyusun sesuatu yang belum pernah kulakukan sebelumnya.
Sebuah strategi.
Bab 3 – Masuk dengan Rencana
Malam itu, aku kembali ke KOTAGG. Tapi kali ini, bukan dengan harapan kosong. Aku membawa rencana.Kupilih satu permainan dengan RTP yang stabil. Tidak langsung memaksakan taruhan besar. Aku tetapkan durasi maksimal 45 menit dan batas maksimal kekalahan yang bisa kuterima. Jika mencapai itu, aku akan berhenti tanpa kompromi.
Putaran pertama tidak memberi hasil. Putaran kedua, masih nihil. Tapi pada putaran kedelapan, kombinasi bonus muncul. Tidak besar, tapi cukup untuk membuatku tenang.
Dan itu yang kuperlukan—ketenangan di tengah kekacauan.
Bab 4 – Disiplin, Bukan Agresi
Malam-malam berikutnya kulalui dengan strategi yang sama. Kadang kalah, kadang menang. Tapi aku merasa berbeda. Aku tidak lagi emosional. Tidak lagi bermain dengan logika terbalik. Jika kalah, aku berhenti. Jika menang, aku simpan dan tidak tergoda untuk menggandakan secara sembrono.
Beberapa pemain mungkin tidak paham. Mereka menganggap bermain itu harus spontan, penuh aksi. Tapi aku belajar bahwa justru dalam permainan digital seperti ini, yang paling tahan diuji bukan yang paling cepat, tapi yang paling disiplin.
Bab 5 – Stabil di Atas Badai
Tiga minggu sejak aku mengubah pendekatanku, aku belum pernah mengalami kekalahan besar. Bahkan di beberapa malam, aku berhasil menang cukup besar hanya dengan modal yang sangat kecil. Semua berkat satu hal: kendali penuh atas strategiku sendiri.
KOTAGG memberiku tempat untuk belajar. Bukan hanya soal permainan, tapi soal bagaimana menghadapi kekacauan dengan kepala dingin. Strategi tidak selalu menjanjikan kemenangan besar. Tapi ia memberiku pijakan yang kokoh ketika segalanya tampak goyah.
Epilog – Di Balik Layar, Ada Perhitungan
Bermain di KOTAGG bukan soal menjadi yang paling cepat. Bukan soal keberuntungan semata. Tapi soal memahami bahwa kekacauan bisa dihadapi. Dan strategi adalah cara kita tetap tegak, bahkan saat layar terus berputar tanpa kepastian.
Aku tidak selalu menang. Tapi aku tahu, setiap langkahku sekarang adalah hasil dari rencana, bukan reaksi.
Dan dalam dunia permainan, itu sudah lebih dari cukup.