Cherreads

Chapter 11 - Cinta di Balik Jendela Kedai Kopi

Bab 11 – Hari di Mana Kata 'Kita' Menjadi Nyata

Pagi itu, kedai dibuka lebih lambat dari biasanya.

Tidak ada papan menu digantung. Tidak ada musik jazz lembut mengalun.Tapi ada aroma… bukan hanya kopi — melainkan sesuatu yang lebih hangat, lebih manis:

Kehadiran seseorang yang dicintai.

Meja Jendela yang Kini Milik Berdua

Meja kecil dekat jendela — tempat awal mereka bertemu dalam diam — kini selalu diisi dua kursi. Tidak pernah lagi kosong.

Bahkan tanpa kata, semua orang tahu: mereka kini bukan dua orang asing yang saling menatap dari kejauhan. Mereka adalah dua dunia yang akhirnya menyatu.

Hari Tanpa Perayaan Besar, Tapi Penuh Makna

Hana memegang tangan Adrian di atas meja, jemari mereka saling menggenggam dalam diam. Di luar, matahari bersinar lembut, membentuk siluet hangat di atas cangkir mereka.

"Hari ini… satu tahun sejak kamu pertama kali muncul di jendela," bisik Hana.

Adrian tersenyum. "Dan hari ini, aku ingin menyebut kita… bukan sebagai dua orang yang saling menunggu, tapi dua orang yang saling memilih."

Kotak Kecil di Atas Meja

Adrian merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan kotak kecil berbalut kulit cokelat tua.

Hana menatapnya, terdiam. Tidak percaya.

Bukan karena ini terlalu cepat. Tapi karena ini begitu tepat.

Adrian membukanya perlahan — bukan cincin emas, bukan berlian mahal.

Hanya cincin perak sederhana, dan di dalamnya terukir kata:

"Kita."

Adrian berkata, "Aku nggak mau ini jadi lamaran besar yang penuh kejutan. Karena kamu bukan teka-teki yang ingin kupecahkan. Kamu adalah rumah… yang selalu ingin kutempati."

Jawaban yang Tak Butuh Pikir Panjang

Hana mengambil cincin itu, memeluknya sejenak… lalu menatap mata Adrian.

"Aku bilang iya… bahkan sebelum kamu buka kotak ini."

Tak Ada Saksi, Tak Ada Sorotan

Tapi hari itu, di balik jendela sebuah kedai kecil,dua hati telah sepakat untuk berjalan bersama.

Tanpa musik keras.Tanpa foto viral.Tanpa pesta megah.

Hanya cinta,Yang tumbuh dari kesabaran,Dari kopi yang disajikan tanpa nama,Dan dari jendela yang setiap pagi dibuka dengan harapan.

More Chapters