Cherreads

Chapter 16 - Bab 16: Memutus Waktu

Langkah-langkah Rania menggema lembut di lorong batu istana saat ia mengikuti Reina menuju ruang tersembunyi di bawah tanah. Tempat itu selama ini hanya dikira ruang penyimpanan tua, gelap, dan penuh debu. Tapi hari ini, rahasia besar kerajaan akan terbuka.

Reina membawa sebuah obor bercahaya biru. “Rania, hari ini kau akan belajar memutus waktu.”

Rania mengerutkan kening. “Bukankah aku baru belajar menjahit waktu kemarin?”

“Menjahit waktu memperbaiki celah. Tapi memutus waktu… itu menghentikan jalur seseorang sebelum mereka menciptakan kehancuran.”

Pintu besi berat terbuka dengan dentuman dalam. Di baliknya, tampak ruang lingkaran luas, dindingnya penuh ukiran jam dan garis waktu. Di tengahnya, terdapat simbol raksasa berbentuk jam pasir, dikelilingi lingkaran emas yang berdenyut pelan, seakan hidup.

Aura sihir waktu di ruangan itu begitu kuat. Rania bahkan merasakan detak jantungnya tidak selaras dengan gelangnya. Seperti waktu sedang diuji kesabarannya.

“Tempat ini… seperti jantung dunia,” gumam Rania.

Reina mengangguk. “Tepat. Dan hanya seseorang seperti kamu yang bisa mengaktifkan bagian terdalamnya.”

Reina menekan kode di gelangnya. Cahaya merah menyala. Lingkaran waktu hidup kembali. Simbol-simbol bercahaya muncul di udara, membentuk pola heliks waktu.

“Masuki lingkaran,” kata Reina. “Hari ini, kau akan belajar menghentikan jalur Kael… sementara. Karena jika kau memutusnya permanen tanpa kesiapan, dampaknya bisa berbalik dan menghancurkanmu.”

Rania menelan ludah. Tapi ia tetap melangkah masuk. Begitu ia berdiri di tengah lingkaran, udara berubah. Hangat dan dingin saling berganti cepat. Suara detik jam terdengar di telinganya.

“Fokus. Bayangkan wajah Kael. Tatap jalur waktunya dalam pikiranmu. Potong. Ucapkan niatmu dalam hatimu.”

Rania memejamkan mata. Bayangan Kael muncul dengan sangat jelas: mata kelamnya, senyumnya yang dulu menenangkan kini berubah menakutkan, suara terakhirnya menggema.

> “Jika waktu tak berpihak padaku… aku akan jadi waktunya sendiri.”

Simbol di gelang Rania menyala merah. Lingkaran waktu mulai berputar. Cahaya melonjak. Udara bergetar seperti kaca yang akan pecah.

Rania merasakan tubuhnya melayang. Tapi ia tetap fokus. Ia membayangkan jalur Kael… dan dalam satu hentakan tekad:

Putus.

Ledakan cahaya terjadi. Rania terhempas ke belakang. Segalanya gelap.

---

Saat ia membuka mata, Reina berdiri di sampingnya, menatapnya seolah tak percaya.

“Kau… tidak hanya memutus jalur Kael. Kau menyisihkannya dari sistem utama waktu.”

Rania perlahan bangkit. Tubuhnya lemah, tapi pikirannya tajam. “Apa artinya itu?”

Reina menatapnya dalam. “Itu artinya kau bukan sekadar Penjahit atau Pemutus. Kau adalah Jantung Waktu. Inti yang menjaga seluruh struktur waktu tetap utuh.”

Deg. Jantung Rania berdegup kencang.

“Lalu… kenapa aku tidak tahu semua ini dari awal?” bisiknya.

“Karena ingatanmu pernah dihapus. Kael menyimpan bagian memorimu sebelum kalian terpisah. Dan sekarang dia menggunakannya.”

---

Sore itu, Elvaron berdiri sendirian di taman, menatap matahari yang hampir tenggelam. Ia sudah tahu apa yang terjadi di ruang bawah. Tapi pikirannya bukan pada kekuatan Rania—melainkan dirinya sendiri.

Apa seseorang sepertiku… bisa menemani perempuan yang bisa mengubah waktu?

Rania datang, mengenakan jubah ringan, rambutnya terurai ditiup angin.

“Kau menghindariku,” katanya lembut.

Elvaron menoleh. “Aku tak ingin ganggu. Kau sudah terlalu tinggi… aku hanya… pangeran biasa.”

“Jangan pernah bilang begitu,” ucap Rania, matanya menatap penuh keyakinan. “Semakin tinggi aku melangkah, semakin aku butuh tempat untuk berpijak. Dan kadang... tempat itu adalah kamu.”

Elvaron menoleh cepat. Mata mereka bertemu. Rania melangkah lebih dekat.

“Elvaron… kalau suatu hari aku tak kembali, janji satu hal.”

“Apa?”

“Jangan pernah lupakan aku.”

Elvaron menggenggam jemarinya. “Bahkan jika waktu itu sendiri melupakanmu… aku tidak akan.”

---

Malam belum usai. Reina memanggil Rania kembali ke ruang kristal. Wajahnya pucat. Ia menggenggam sebuah gulungan waktu bercahaya biru.

“Ada kabar buruk,” ucapnya.

“Apa?”

“Kael… berhasil menyalin memorimu. Dan sekarang, dia menciptakan tiruanmu di dimensi masa depan.”

Rania terdiam.

“Jika dia berhasil… bukan hanya waktu yang hancur. Tapi citra dirimu sendiri.”

More Chapters