Cherreads

Sang Penyembuh yang Ingin Mengubah Takdirnya

Aan_Styawan_Dhaif
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
302
Views
Synopsis
> Seorang buruh reinkarnasi menjadi penyembuh di dunia baru yang meremehkan sihir penyembuhan. Tapi di balik niat damainya… tersembunyi takdir besar yang tak bisa ia hindari.
VIEW MORE

Chapter 1 - Kelahiran Kembali Sang Penyembuh

Langit malam itu tak berbintang. Hanya lampu proyek yang menggantung redup, dan tubuhku yang gemetar karena kelelahan.

"Ayo... sedikit lagi," gumamku pelan, setengah memohon pada diriku sendiri. Jemari tanganku yang kasar menekan gagang alat kerja, sementara keringat dingin mengalir dari pelipis.

Buruh seperti aku tak punya pilihan. Hidup harus terus berjalan meski tubuh ini hampir runtuh. Hidup yang keras dan… tanpa arti.

Satu langkah ke depan, lalu—

Gelap.

Dentuman keras. Suara logam patah. Pundakku menghantam permukaan dingin. Dunia yang sempit dan berat itu… menghilang dalam sekejap.

---

Saat aku membuka mata, rasanya seperti dilahirkan kembali.

Bukan di rumah sakit. Bukan di dunia gelap penuh debu dan semen.

Aku terbaring di atas rumput lembut, dengan langit biru cerah terbentang luas di atas sana. Udara yang kuhirup dingin dan murni, penuh aroma hutan dan bunga liar.

"Syukurlah kau sudah sadar."

Sebuah suara lembut terdengar di sampingku. Saat aku menoleh, seorang wanita tua duduk di sana, mengenakan pakaian sederhana dari kain coklat dan abu-abu. Ia membawa semangkuk air dan roti gandum kecil.

"Namaku Lyssa. Kau ditemukan pingsan di tepi Sungai Eldra. Tak ada luka di tubuhmu, tapi… kau sangat pucat. Pendeta bilang, kau mungkin dikirim oleh Dewa."

Dewa...? Penyembuh...?

Aku ingin bicara, tapi tenggorokanku kering. Hanya bisa menatap langit biru itu, mencoba memahami… dunia macam apa ini?

---

Hari-hari berlalu.

Aku tinggal di desa bernama Renveil, tempat kecil dan damai di ujung hutan. Tak ada kastil besar. Tak ada sihir api terbang di langit. Hanya sawah, peternakan, dan orang-orang baik yang mengajakku bercocok tanam.

Aku tidak ingin mencolok.

Aku hanya ingin hidup damai di tempat ini. Tanpa tekanan. Tanpa sorotan.

Tapi dunia ini… tidak semudah itu diredam.

---

Satu sore, saat aku sedang membantu Nenek Lyssa menyortir tanaman obat, suara teriakan menggema dari jalan desa.

"Tooolooong!! Ada yang terluka!!"

Seorang anak lelaki digendong ayahnya. Kakinya berdarah hebat, tertusuk duri beracun dari semak liar. Luka membiru, dan napasnya ngos-ngosan.

Semua panik.

Dan mata mereka… beralih padaku.

"Tatsumi! Kau penyembuh, bukan?!"

Aku? Tapi aku belum pernah menyembuhkan siapapun. Aku bahkan tak tahu caranya.

Tapi entah kenapa, kakiku bergerak sendiri. Tubuhku berlutut, tangan kiriku menyentuh luka itu… dan…

> "Sembuhlah…"

Cahaya hijau lembut muncul dari telapak tanganku.

Hangat, seperti pelukan matahari pagi. Luka itu perlahan tertutup, dan si anak berhenti menangis.

Desa terdiam.

Nenek Lyssa menggenggam dadanya, matanya bergetar.

"Tanpa mantra…" bisik seseorang.

"Penyembuh… tanpa chant?"

---

Sejak hari itu, aku tak bisa bersembunyi lagi.

Orang-orang mulai datang padaku. Ada yang minta disembuhkan dari demam, dari patah tulang, bahkan penyakit lama.

Tiap kali kutaruh tanganku, sihir itu menyala sendiri. Aku bisa merasakan… rasa sakit mereka. Dan perlahan, aku menyembuhkan mereka.

Tapi bukan hanya harapan yang tumbuh…

Kecurigaan pun ikut mengintai.

"Bagaimana bisa dia bisa menyembuhkan tanpa belajar?"

"Dari mana asal kekuatannya?"

"Kenapa dia tidak memakai mantra seperti penyembuh biasa?"

Aku sendiri tak tahu jawabannya. Aku hanya seorang buruh dari dunia lain—dan aku tak pernah meminta kekuatan ini.

---

Suatu malam, saat aku duduk sendirian di atas menara kecil di desa, menatap bintang-bintang asing di langit, aku bertanya dalam hati:

> "Apakah aku benar-benar bisa hidup tenang di sini?"

Dunia ini terasa damai… tapi aku tahu, kedamaian seperti ini tak pernah bertahan lama.

Apalagi untuk seseorang sepertiku—yang bahkan tak tahu tujuan kelahirannya kembali.

Tapi jika aku bisa menggunakan kekuatan ini untuk menyembuhkan…

Jika aku bisa membantu orang-orang meski hanya sedikit…

Mungkin, hanya mungkin, aku bisa menemukan makna baru dalam hidup ini.

---

Dan saat itulah, takdir mulai bergerak.

Tak sebagai pahlawan. Bukan juga penyelamat.

Tapi sebagai penyembuh—

yang ingin mengubah takdirnya sendiri.

---