Cherreads

Chapter 46 - Bab 47 (Alkein-Ruhosi)

Bab 47 : Detak Jantung Lembah Yang Terusik

Kedamaian Lumina'val, yang biasanya abadi, mulai terasa sedikit terganggu. Bukan oleh suara atau keributan, melainkan oleh getaran-getaran halus yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang peka—atau oleh artefak kuno.

Ruhosi, yang kini menghabiskan sebagian besar waktunya di Ruang Gema Sylvarian untuk melatih Gema Penyeimbang, semakin sering merasakan peringatan itu. Setiap kali ia memfokuskan energinya ke dalam Gema, mata tombak kristalnya akan berkedip merah redup, dan Lensa Kabut di sakunya akan bergetar lebih kuat dari biasanya, menunjukkan garis merah tipis yang kini tampak sedikit lebih jelas, seolah ancaman itu semakin mendekat.

"Tante Lyris, ini kenapa sih? Setiap aku latihan, si Gema sama Lensa ini kayak lagi ngasih tahu ada yang lagi marah-marah di luar sana," keluh Ruhosi suatu sore, saat ia dan Elara sedang beristirahat setelah sesi latihan yang melelahkan.

 Ia berhasil membentuk Gema Penyeimbang menjadi sebuah busur energi yang bisa menembakkan anak panah cahaya, meskipun akurasinya masih perlu ditingkatkan (ia sempat memanah patung penjaga taman hingga hidungnya copot).

.Lyris, yang sedang memeriksa beberapa gulungan perkamen kuno tentang pertahanan Lumina'val, menghela napas. "Kau tidak salah, Ruhosi. Kepekaan Gema Penyeimbang dan Lensa Kabutmu sangat akurat. Tetua Elarael juga merasakan hal yang sama. Ada pergerakan energi gelap yang masif di luar perbatasan kita. Sesuatu yang sangat kuat sedang mendekat."Elara menggenggam tangan Ruhosi. "Jangan takut, Ruhosi. Lumina'val punya pertahanan yang kuat. Kita aman di sini." Meskipun begitu, ada sedikit keraguan di matanya.

 Ia juga merasakan kegelisahan yang sama, seperti detak jantung lembah yang mulai berdenyut tidak teratur.

Beberapa hari berikutnya, kegelisahan itu semakin nyata. Para Penjaga Elf di perbatasan melaporkan adanya anomali. Pohon-pohon pelindung di batas luar Lumina'val, yang biasanya memancarkan cahaya lembut, kini tampak sedikit meredup di beberapa titik. 

Beberapa hewan hutan yang biasanya jinak terlihat panik dan lari bersembunyi lebih dalam ke lembah.

Suatu malam, Tetua Elarael memanggil Ruhosi, Elara, dan Lyris ke kediamannya. Suasananya serius.

"Anomali energi itu semakin kuat," kata Tetua Elarael, suaranya tenang namun penuh wibawa. "Penjaga Rael dan timnya baru saja kembali dari patroli jauh. Mereka menemukan jejak kehancuran di dekat Ngarai Kristal Gema. Jejak yang sangat familiar… dan mengerikan."

Mata Ruhosi membelalak.

 "Vorgash?"

Tetua Elarael mengangguk. "Kemungkinan besar. 'Dia yang Menginginkan Kehampaan' telah mengarahkan Primordial Iblis itu ke sini. Kehadiran Gema Penyeimbang yang terbangun di Lumina'val, dan resonansinya denganmu, telah menjadi suar yang terlalu terang untuk diabaikan oleh kegelapan."

"Jadi… dia mau datang ke sini?" tanya Elara, suaranya sedikit bergetar.

 Lumina'val belum pernah menghadapi ancaman sebesar ini dalam sejarah modern mereka.

"Dia akan mencoba," jawab Tetua Elarael. "Pertahanan Lumina'val memang kuat, dibangun dari sihir kuno dan ikatan kami dengan alam. Namun, kekuatan Vorgash, terutama amarah butanya, bisa merusak apa pun yang menghalangi jalannya. Kita harus bersiap."Ia menatap Ruhosi. "Ruhosi, kau telah belajar banyak tentang Gema Penyeimbang. Kau telah menemukan keseimbangan dalam Aura Senjamu. Sekaranglah saatnya untuk menguji semua yang telah kau pelajari. Kau dan Elara, bersama Lyris, akan bergabung dengan garis pertahanan utama di Gerbang Cahaya."

Ruhosi mencengkeram Gema Penyeimbang yang kini berbentuk tombak. Ia tahu ini bukan lagi latihan. Ini nyata. Rasa takut sedikit merayap, tapi di atas itu, semangat petualangannya dan tekad untuk melindungi Elara dan Lumina'val jauh lebih besar.

"Siap, Nenek Tetua!" kata Ruhosi, suaranya mantap.Elara mengangguk, liontinnya memancarkan cahaya lembut. "Kami akan melindungi Lumina'val."

Lyris meletakkan tangannya di bahu kedua anak itu. "Kalian telah tumbuh menjadi lebih dari yang kami bayangkan. Sekarang, mari kita tunjukkan pada kegelapan bahwa cahaya dan keseimbangan tidak akan mudah dipadamkan."

Malam itu, di seluruh Lumina'val, para Elf bersiap. Cahaya-cahaya pelindung di sekitar lembah mulai berpendar lebih terang, mantra-mantra kuno diucapkan dalam bisikan, dan para prajurit Elf mengambil posisi. Detak jantung lembah kini berdegup kencang, menanti badai yang akan datang.

More Chapters