di jepang ada sekolah yang bernama korutsi. di sekolah ini ada anak laki laki bernama ryusui. ryusui ber umur 16 tahun dan merupakan siswa yang sangat malas dan mageran.
saat di kelas ryusui sedang tiduran di meja nya. sampai akhirnya guru mereka masuk dan berkata bahwa kita ada siswa yang mengikuti kegiatan pertukaran pelajar dari Indonesia.
_wooshh_
jendela terbuka lebar, angin masuk rambut gadis itu dan ryusui terkena angin itu, mata mereka saling bertatapan. gadis ini berkata nama ku Dewi anggara, salam kenal.
para siswa bertepuk tangan. guru menyuruh Dewi duduk di belakang. pelajaran di mulai kembali.
saat pulang sekolah tinggal Dewi dan ryusui yang ada di sekolah. dewi terlihat kebingungan. ryusui berkata dengan muka malasnya apa ada yang terjadi?. Dewi berkata aku kehilangan handpone ku. ryusui menepuk dahi nya dan berkata dasar ceroboh.
ryusui bertanya berapa nomor mu biar ku hubungi. Dewi menyebutkan nomornya dan dia ryusui pun menelpon nya yang ternyata ada di tong sampah. Dewi dan ryusui terkejut.
ryusui dengan wajah datar berkata apa kamu ada berkenalan dengan seseorang tadi. Dewi menjawab iya aku tadi berkenalan dengan Yui Hatano. ryusui berkata maaf ya dia memang seperti dan sangat iseng.
Dewi berkata dengan senyuman tak apa aku sudah biasa bahkan di negara ku sendiri. ryusui dengan bingung menjawab maksud mu?.
Dewi mendekat ke jendela dan berkata bahkan lebih parah, aku di pukuli, di fitnah, dan di jauhi.
_woossh_
angin dari jendela mengenai Dewi rambutnya terurai bersama dengan air matanya.
Dewi berkata loh, kok aku nangis?, padahal cuma cerita. Dewi mencoba menghentikan air matanya dengan tangan nya tapi tak berhenti.
ryusui dengan wajah datar di depan pintu kelas berkata setiap orang ada masalah nya masing masing. dengan wajah serius ryusui menghela napas dan berkata minta tolong lah pada ku dan aku akan mencoba membantu mu. lalu ryusui keluar.
Dewi tersenyum sambil menangis dan berkata dalam hati " apakah ini akan menjadi kisah romantis?".
ryusui dengan wajah serius tapi datar berkata dalam hati " saat dia benar benar kesulitan di saat itu lah aku akan benar benar serius ".