Sejak pertama kali dikenalkan ke dunia digital lewat kegiatan dari Telin, Rangga seperti menemukan dunia baru. Dulu, komputer hanya ia kenal sebagai alat untuk main game di warnet. Tapi di pesantren, komputer menjadi jendela menuju ilmu dan masa depan.
Ia masih ingat pelatihan pertama—bagaimana cara menyalakan komputer, membuka folder, menyusun data. Terlihat sepele bagi sebagian orang, tapi bagi Rangga, itu seperti menemukan harta karun.
"Ini ya... yang bisa bantu orang bikin usaha, nyusun rencana, nyari pelanggan... semua lewat sini?" tanyanya polos waktu itu.
Pelatih dari Telin hanya tersenyum dan menjawab, "Iya. Lewat sini kamu bisa mulai usaha bengkelmu nanti, Rangga."
Sejak itu, Rangga rajin ke ruang komputer setiap kali ada waktu kosong. Ia belajar mengetik, membuat poster sederhana untuk promosi bengkel impiannya, bahkan belajar menyusun laporan keuangan sederhana di Excel.
Teman-teman satu kelompok "Langkah Kecil, Mimpi Besar" juga ikut terpengaruh. Mereka saling berbagi tugas. Tegar belajar desain logo, Rendi belajar video editing, Bima belajar membuat katalog produk.
Di suatu malam, Rangga duduk di depan komputer dengan mata yang berbinar. Ia baru saja menyelesaikan rancangan brosur sederhana bertuliskan:
"BENGKEL RANGGA – Cepat, Tepat, Terpercaya"
Motor kamu rusak? Tenang! Kami siap bantu.
✉️ ranggaservice@email.com
📍 Cilebut – Depok
Meski hanya sebuah simulasi, brosur itu menjadi lambang harapan. Ia tahu, satu hari nanti, itu bukan hanya tulisan di layar—tapi kenyataan di dunia nyata.
"Abah... nanti kalau saya buka bengkel beneran, boleh gak pasang brosurnya di PAZKI?"
"Boleh banget, asal jangan lupa ajak anak-anak sini belajar juga."
Malam itu, Rangga pulang ke asrama dengan senyum yang sulit disembunyikan. Di tepi komputer itu, ia menanam benih mimpi. Dan setiap ketikan, setiap klik, adalah langkah menuju masa depan yang lebih terang.