Cherreads

Chapter 1 - chapter 1.

Langit perlahan memudar dari hitam ke biru keemasan saat matahari terbit, menyinari Kota Lian dengan cahaya lembut yang seolah mengubahnya menjadi negeri dongeng. Bangunan-bangunan sederhana tampak bersih diterpa sinar pagi, sementara hiruk-pikuk kehidupan mulai mengisi jalanan berbatu. Para pedagang membuka kios mereka, aroma makanan mulai menyebar di udara, dan suara riuh rendah para pembeli yang menawar harga mulai menggema di antara gang-gang kota.

Di sudut Kota Lian, jauh dari keramaian pusat kota, berdiri sebuah rumah kayu tua yang nyaris tak layak huni. Catnya sudah mengelupas, kayu-kayunya tampak lapuk dimakan waktu, dan pintunya berbunyi nyaring setiap kali tertiup angin. Di dalam rumah itu, seorang pemuda duduk bersila di atas lantai kayu yang dingin.

Pemuda itu bernama Zhu Feng.

Ia baru berusia tujuh belas tahun, namun matanya menyimpan keteguhan yang jarang dimiliki anak seumurannya. Rambut hitam panjangnya tergerai acak, kulitnya sedikit pucat, dan pakaiannya lusuh, penuh tambalan di sana-sini. Sejak kecil, ia telah hidup seorang diri tanpa keluarga, tanpa perlindungan, dan tanpa status. Di kota ini, orang-orang seperti dirinya hanyalah debu yang beterbangan, tak seorang pun peduli apakah mereka hidup atau mati.

Namun, meski terlahir sebagai debu, Zhu Feng menolak untuk tetap menjadi debu.

Ia menutup matanya, menarik napas dalam, dan membiarkan energi alam mengalir ke dalam tubuhnya. Butiran Qi yang nyaris tak kasatmata bergetar di udara, berkumpul di sekelilingnya, dan perlahan meresap masuk ke tubuhnya. Saat itu, seberkas cahaya samar melintas di matanya yang terbuka. Ia mengangkat kepalanya, tatapannya tajam, seolah menembus langit.

—Akhirnya.

Tujuh tahun.

Selama tujuh tahun terakhir, ia mencoba memahami apa itu kultivasi. Sejak usia sepuluh tahun, ia mendengar berbagai rumor dari mulut ke mulut bahwa para kultivator mampu menyerap energi alam yang disebut Qi. Namun, ia tidak memiliki guru, tidak memiliki sumber daya, dan bahkan tidak memiliki petunjuk bagaimana melakukannya.

Tujuh tahun berlalu, dan akhirnya hari ini—ia berhasil!

"Soul Tempering..." bisiknya, suaranya bergetar, nyaris tak percaya. "Aku akhirnya mencapai Soul Tempering!"

Wajahnya yang biasanya tenang kini menunjukkan ekspresi gembira yang jarang terlihat. Ia mengepalkan tangan, merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam tubuhnya. Meskipun masih tahap awal, perbedaannya terasa nyata.

Namun, ia tahu ini bukan saatnya untuk terlalu larut dalam euforia. Dengan cepat, ia menstabilkan kultivasinya, menenangkan Qi di dalam tubuhnya, sebelum akhirnya berdiri perlahan. Perutnya mulai berbunyi, mengingatkannya bahwa ia belum makan sejak kemarin.

Zhu Feng melangkah ke sudut rumahnya, melihat sisa bahan makanan yang ada—hanya beberapa biji beras yang tersisa di dalam kantung kain lusuh. Ia menghela napas, lalu mengambil jubah hitamnya yang penuh tambalan sebelum melangkah keluar.

Rumahnya terletak di daerah barat kota, tempat yang paling kumuh dan terabaikan. Gang-gangnya sempit, dipenuhi orang-orang yang hidup dalam kemiskinan seperti dirinya. Setiap pagi, ia harus berjalan sekitar tiga puluh menit ke pusat kota hanya untuk membeli bahan makanan. Biasanya, perjalanan ini melelahkan—tapi hari ini terasa berbeda.

Zhu Feng baru berjalan beberapa langkah, namun tubuhnya terasa ringan. Ia mencoba berlari pelan, dan dengan sedikit dorongan, tubuhnya melesat jauh lebih cepat dari biasanya! Angin berdesir di telinganya, rasa segar menyelimuti tubuhnya, dan setiap langkah terasa begitu mudah.

"Inikah kultivasi?" ia bergumam, matanya berbinar. "Jika tahap awal saja seperti ini... bagaimana jika aku mencapai tingkat yang lebih tinggi?"

Tiba-tiba, pikirannya melayang jauh.

Ia pernah mendengar kisah tentang para kultivator yang bisa membelah gunung hanya dengan ayunan tangan, membelah lautan hanya dengan satu langkah, bahkan menembus langit dan bertarung melawan para dewa. Jika ia terus melangkah di jalan ini... akankah ia mencapai tingkat itu suatu hari nanti?

Senyum tipis muncul di wajahnya. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasakan harapan.

Dengan semangat yang membara, Zhu Feng mempercepat langkahnya menuju pusat kota.

Sesampainya di kota, keramaian sudah memenuhi jalanan. Aroma makanan dari pedagang kaki lima menyeruak di udara, dan suara para penjual terdengar bersahut-sahutan. Zhu Feng berjalan menyusuri pasar, melewati kios-kios yang menjual sayuran, daging, dan berbagai barang lainnya.

Tentu saja, tanpa uang, semua ini tidak ada artinya.

Namun, sejak beberapa bulan lalu, ia telah menemukan cara untuk mendapatkan makanan. Setiap pagi, ia bekerja sebagai pengangkut barang di salah satu toko beras. Upahnya tidak seberapa, tapi setidaknya cukup untuk membeli sedikit nasi dan beberapa potong sayur.

Ia tiba di depan toko beras tempatnya bekerja, seorang pria tua gemuk dengan jenggot beruban menatapnya dari balik meja.

"Kau datang lagi, bocah?" pria itu menyipitkan mata.

"Tentu," Zhu Feng mengangguk sopan. "Aku butuh pekerjaan."

Pria tua itu mendengus, lalu menunjuk beberapa karung beras di sudut toko. "Angkat itu ke dalam. Jika kau selesai, aku akan memberimu upah seperti biasa."

Tanpa banyak bicara, Zhu Feng segera mengangkat karung beras itu. Biasanya, karung seberat ini akan membuatnya kelelahan dalam beberapa menit. Namun, kali ini berbeda. Ia merasakan kekuatan baru di tubuhnya, seolah berat karung itu tidak sebanyak biasanya.

Saat ia selesai mengangkut semuanya, pria tua itu menyerahkan beberapa koin perunggu.

"Kerja bagus, bocah."

Zhu Feng menerima koin itu tanpa banyak bicara, lalu segera menuju ke pasar untuk membeli beberapa bahan makanan sederhana—sedikit nasi, beberapa sayuran, dan sepotong kecil daging asin. Dengan ini, setidaknya ia bisa makan dengan layak hari ini.

Setelah selesai berbelanja, ia berjalan kembali ke rumahnya dengan langkah ringan.

Setibanya di rumah, ia menyalakan tungku kecilnya dan mulai memasak. Aroma nasi yang baru matang segera memenuhi ruangan kecilnya. Saat akhirnya ia duduk dan mulai makan, ia menatap langit dari celah di atap rumahnya yang sudah berlubang.

Hari ini, sesuatu telah berubah.

Ini baru langkah pertama, tapi langkah ini akan membawanya ke jalan yang lebih besar—jalan seorang kultivator.

Dan Zhu Feng berjanji pada dirinya sendiri—ia akan terus maju, tidak peduli betapa sulitnya perjalanan ini.

More Chapters