Dikamar istana yang megah nan luas.
Didepan sebuah cermin rias duduklah seorang putri kerajaan Wisteria yang cantik nan manis itu. Dialah putri Anna, meski terkesan ramah dan baik hati kepada siapa saja.
Akan tetapi Anna selalu bersedih dikala seorang diri. Bagaimana tidak hidupnya sangat membosankan sekali.
Seorang putri kerajaan biasanya akan menjalani hidup bahagia seperti dijodohkan oleh pangeran tampan rupawan. Lalu berdansa bersama saling bergenggaman tangan dan menari bersama sama sesuai ritme music.
"Cermin! Lihatlah aku ini, mengapa hidupku terasa membosankan?"
Anna yang kesal juga bersedih berbicara sendiri kepada cermin riasnya.
Tidak ada jawaban!
Hanya ada kamar luas nan megah namun sunyi saja yang menemani harinya.
Ayahandanya yakni Raja Graham sangatlah sibuk dengan masalah kerajaan. Anna merasa ayahandanya lebih mementingkan kerajaan daripada kebahagian putrinya sendiri.
Anna yang murung berusaha menyapu pipinya yang basah tidak kuasa menahan rasa sedihnya.
"Tok! Tok!
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya.
Anna segera menghapus rasa kesedihannya dan tampil dengan wajah cerianya kembali. Lalu Anna bergegas menuju pintu kamar dan membukanya.
"Ada apa pelayan?"
"Putri Anna saya mendengar kabar jika pangeran yang anda ceritakan kini berada disalah satu rumah rakyat kerajaan...
"Saya mendengar katanya dia pingsan setelah tanpa sengaja terkena serangan kejutan kuat mengenainya!"
Seorang wanita berpakaian Maid penuh hormat menyampaikan kabar yang dia dengar.
Menurutnya dia harus memberitahu putri Anna sebab dia sebelumnya bersikokoh menemui pangeran itu namun nihil.
Sekarang saatnya putri Anna menemuinya secara langsung. Karena memang Maid itu tidak sabar menggendong bayi penerus takhta kerajaan Wisteria seperti yang dia bayangkan.
"Terima kasih pelayan!"
Tanpa berdiam diri lagi Anna lantas berlari kecil meninggalkan kamarnya menuju pintu istana.
"Hati hati putri Anna!"
Teriak Maid itu dengan senyum sumringah karena tahu apa yang akan dituju olehnya.
"Sudah lama sekali aku tidak menggendong bayi menggemaskan? Semoga saja putri Anna mempunyai bayi dari pangerna itu agar aku bisa menggendongnya!"...
Setelah sedikit membayangakan betapa bahagianya keluarga kerajaan jika lahirnya penerusnya, Maid itu kembali melanjutkan pekerjaan lainnya.
Diluar istana.
Anna berlari sekencang mungkin dengan wajah penuh kebahagian. Tetapi karena dia mengenakan gaun yang cukup sulit maka Anna tidak bisa berlari cepat.
Alhasil Anna berjalan pelan saja sembari berhati hati agar gaunnya tidak robek melewati benda tajam disekitaran jalan.
"Akhirnya aku akan bertemu langsung dengan pangeran yang selalu kubayangkan!"
Anna tersenyum sendiri dan sudah membayangkan betapa bahagianya jika dia bisa bersamanya.
Tidak mau larut dalam lamunannya lantas Anna berusaha kembali fokus pada tujuannya saat ini menuju rumah yang dimaksud oleh pelayan.
Anna terus berjalan sesuai petunjuk dan perlahan memasuki area kumuh tidak seperti di istana yang megah.
"Tunggulah aku pangeran, aku akan menemuimu agar tahu bahwa kita suduh ditakdirkan bersama!"
Karena tidak sabar menemuinya dengan susah payah dia bergegas mencari keberadaannya.
Pikirannya hanyalah satu yaitu apa yang dia bayangkan akan menjadi kenyataan.
Jika semua itu nyata maka Anna berjanji dirinya akan tidak hentinya berterima kasih atas kebahagian yang didapatkannya.