...
Konon katanya Vampire itu terlahir dengan sebuah kutukan yang mengelilinginya. Kutukan itu menjadi sangat erat dan tak bisa di cegahnya, kutukan untuk hidup abadi dan insting tergiur akan darah.
Huweek....
"Kau muntah lagi? Sudah ku bilang jangan di paksakan bukan, kenapa kau memakan semua bawang putih yang di berikan anak-anak itu? Harusnya kau tau, kalau itu bisa mengganggu kesehatanmu!" dua gadis di kamar mandi perempuan memisahkan diri dari banyak orang, satu temannya membantu temannya yang lain mengeluarkan semua bawang putih yang di telannya.
"Kau tau Ellie, terkadang aku lelah harus hidup sembunyi-sembunyi begini!" gadis yang muntah tadi teruduk lemas sembari bersender ke dinding kamar mandi dengan lelah.
"Kau harus bertahan Serena, kau tau kan kita yatim piatu tanpa keluarga satupun. kita tidak tau kemana harus pergi, jadi sebisa mungkin kita harus bisa bertahan, disini!" gadis yang di panggil Ellie ikut sedih, merek berdua memanglah Vampire yang terbuang, berhasil hidup setelah meminum habis darah orang yang memungut mereka, dan menggunakan hartanya untuk hidup sampai sekarang.
"Vampire hidup di antara manusia sama saja seperti serigala hidup di tengah kawanan domba, Ellie. Mereka makanan, kau tau seberapa berusahanya aku untuk tidak meminum darah mereka semua!" mata Serena mulai memerah, gadis itu benar-benar tidak tahan dengan aroma darah segar yang tercium dimana-mana, membuatnya hampir hilang kendali.
"Serena sadarlah, cepat minum pil ini, kau harus bisa mengontrol dirimu disini!" Ellie memasukkan pil berwarna hijau ke mulut Serena, kemudian mata gadis itu yang mulanya berwarna merah menyala kini memudar, dan ia mulai mendapat kembali kesadarannya.
"Kau sudah sadar? Ayo cepat kita ke kelas, kita tidak boleh terlalu lama di sini, seusai pulang sekolah, aku akan mengajakmu minum darah sapi yang tadi pagi ku beli, dari pasar swalayan.
Dua gadis itu beranjak keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju kelas mereka yang berada di lantai dua.
Brakk...
"Duh! maaf ya." Yoona spontan menengok saat bahunya menabrak bahu gadis itu namun mereka tetap berjalan sesuai tujuan mereka yang pergi, ke arah berlawanan.
"Ada apa Yoona?" tanya Suzy melihat raut aneh dari wajah Yoona.
"Bukan apa-apa, hanya seperti ada yang janggal saja!" Yoona tidak mau terlalu memikirkannya, kemudian kembali berjalan bersama teman-temannya dengan pikiran yang terus berkecambuk di benaknya. "tercium aroma darah pekat pada seluruh tubuh gadis itu, bukan aroma darah manusia... Tapi darah hewan!"
...
Kantin sekolah
"Yoona... Yoona... Ini kuberikan acar bawang putih kesukaan ku, padamu!" Seorang murid menyodorkan wadah berisi penuh dengan acar bawang putih ke hadapan wajah Yoona.
"Iyuh... Kau ini kenapa bawa bawang putih, kan bau, tau. Aku tidak suka bau bawang putih!" Tolak Yoona, menyingkirkan wadah acar itu jauh-jauh.
"Huh, Yoona... Kau tahu ada rumor Vampire tidak makan bawang putih, seluruh anak di sekolah ini makan, kalau kau tidak mau makan berarti kau itu Vampire!" siswi itu tetap keukeh ingin Yoona memakan acar bawang putih yang di berikannya.
"Aish... Kau ini, aku tidak suka ya tidak mau makan. Kalau kau masih tetap memaksa kau harus makan tahu bau ini dulu, ini makanan dari China, rasanya juga lezat!" Yoona menyodorkan kaleng berisi tahu bau yang di ambilnya langsung dari China menggunakan kekuatan teleportasi nya, mengingat restoran yang pernah mereka kunjungi saat pergi ke China.
"Uhk bau sekali, tahu itu kan sudah busuk!" tolak siswi itu sembari menutupi hidungnya, menghindari kaleng berisi tahu yang terus Yoona sodorkan ke arahnya.
"Kenapa, semakin bau tahu ini akan semakin enak, semua orang di China memakannya, kalau kau tidak makan berarti kau alien!" ucapnya membalikan perkataannya, membuat mata siswi itu berkaca karena Yoona membalikkan ucapannya.
"Hik... Huhu... Yoona jahat sekali!" tangis gadis itu pergi berlari ke luar kantin dengan membawa acar yang hendak di berikannya tadi.
"Ya ampun dia sampai menangis begitu, lagi pula memangnya sedang tren, memakan bawang putih untuk membuktikan kalau diri mereka bukanlah Vampir?" ucap Bella menunjuk siswi tadi dengan sumpit nya.
"Aku tidak terpengaruh dengan yang begituan, mereka terlalu banyak menonton film, fantasy!" ucap Yoona acuh, kembali memakan sup ikan dengan banyak taburan daun kemanginya.
Tanpa mereka pedulikan, dua siswi menatap mereka dengan intens penuh dengan, kecurigaan. Mereka siswa yang bertabrakan dengan Yoona, tadi siang.
"Aku yakin dia sama seperti kita, Ellie!" Serena memperhatikannya sembari mengguncang tubuh Ellie, karna mereka baru saja menemukan salah satu dari bangsa yang sama seperti mereka.
"Kita harus cari tahu dulu, Serena!" Ellie juga memperhatikan Yoona, yang cukup terlihat menonjol dan berbeda dari yang lainnya, dia punya banyak ciri khas dari bangsa Vampire, kecuali mereka tidak bisa melihat berada di mana, taringnya.
"Ini gila!" semua siswi sekarang ricuh di penuhi ketakutan karna baru saja di kelas atas, ada seorang siswi mati dengan leher bekas gigitan dan tubuh yang kehilangan, banyak darah.
"Sudah ku bilang bukan, di sekolah kita ada Vampire!" Ke empat gadis menyaksikan mayat itu di bawa dengan merinding, sampai sekarang masih di cari pelaku dari kematian siswi itu, banyak yang menduga kalau itu semua adalah ulah Vampire, tapi mereka masih tidak bisa menemukan bukti yang kuat dan semua itu hanyalah dugaan dan asumsi belaka.
"Di mana Yoona?" Suzy berbalik mengecek jumlah mereka yang ternyata kurang satu orang, yaitu Yoona.
"Sejak pagi dia tidak kelihatan, apa mungkin..." ucapan Bella menggantung mengingat beberapa keanehan pada Yoona beberapa hari ini.
"Kau berpikir sama dengan ku?" Ke tiga yang lainnya dengan serempak mengangguk.
...
Atap sekolah, tiga siswa beradu mulut dengan akses pintu yang terkunci sehingga tidak ada yang bisa menemukan mereka di sana.
"Aku sudah tau akan jadi begini, akankah seharusnya ku habisi sejak awal?" dua yang lainnya menunduk takut sembari berjalan mundur perlahan, saat gadis di depan mereka selangkah demi selangkah berjalan mendekat, ke arah mereka dengan tatapan bengis, yang menakutkan.
"J-jangan mendekat!" dua gadis terlihat begitu takut, tapi satu gadis yang kuat terlihat tak begitu memedulikannya dan tetap berjalan mendekati mereka secara perlahan.
"Tenanglah... Kau tau ini bukan sengaja, bukan!" salah satu gadis berusaha membujuk, tapi tetap saja tidak mempan, malah semakin membuat gadis berambut gelombang itu semakin marah, pada mereka.
Plakk...
Plak...
Dua kali tamparan, untuk masing-masih setiap pipi dua gadis itu.
"Dia sudah mati, kau pikir aku akan bisa tenang!" bentak gadis itu berteriak.
"Semua ini salahnya sendiri, yang datang di saat itu... Yoona!" Yoona mengepal tangannya bersiap menghabisi dua vampir lemah, yang kurang ajar itu.